Kamis, 21 Agustus 2025

Korupsi ternyata berawal dari

KORUPSI BERAWAL DARI SEBUAH KETIDAK-JUJURAN


Sahabat da'i, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer terkait dengan kasus pemerasan terhadap perusahaan dalam pengurusan sertifikat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Hal ini sangat memalukan sekaligus memilukan terjadi di saat masyarakat sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Sahabat da'i, Korupsi sesungguhnya berawal dari ketidakjujuran yang terus dibiarkan. Saat ini, betapa mahalnya harga sebuah kejujuran. Mengapa demikian? Kita semua tahu betapa sulitnya sekarang ini menemukan kejujuran itu. Berbuat dan berkata dusta terkesan menjadi suatu hal yang lumrah. Kedustaan seakan diumbar tanpa memiliki rasa bersalah dan takut akan dosa.

Individu, masyarakat dan bangsa yang sudah tidak mengutamakan kejujuran pasti tega melakukan perbuatan dusta serta menutupi kebenaran, sehingga pada gilirannya kehancuran akan mudah menghampirinya.

Kata jujur dalam Bahasa Arab sepadan dengan kata _as-shidqu_ yang artinya benar atau nyata. Lawan katanya adalah _al-kidzbu_ yang artinya dusta atau bohong. Jadi, jujur adalah perilaku mengungkapkan kebenaran sesuai kenyataan dan menghindari perilaku kebohongan.

Sifat jujur merupakan salah satu dari empat sifat yang dimiliki  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu _amanah_ (terpercaya), _tabligh_ (menyampaikan berita), dan _fathonah_ (cerdas). Saking pentingnya kejujuran dalam Islam, Al-Qur'an sampai menyebut kata _as-shidqu_ sebanyak 153 kali dalam ayat yang berbeda.

Sahabat da'i, Sahabat Nabi sekaligus khalifah pertama dalam Islam, Abu Bakar, sampai mendapatkan gelar _as-shiddiq_ karena selalu jujur dan mempunyai keberanian serta istiqamah dalam menampakan sikap jujur. Allah Azza wa Jalla memerintahkan untuk kita senantiasa bersikap dan berucap jujur,

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصّٰدِقِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At Taubah: 119)

Sahabat da'i, Sikap jujur akan melahirkan ketenangan batin di dunia dan mendapatkan kebahagian di akhirat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)

Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa, kejujuran akan membawa kita pada kebaikan dan kebaikan akan di balas dengan surga. Maka kita dianjurkan untuk  selalu senantiasa berlaku jujur agar selalu mendapatkan kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat. Berbeda jika kita selalu berdusta atau berbohong. Karena itu akan membawa pada kejahatan, dan kejahatan akan menghantarkannya kepada neraka.

Dalam hadits riwayat Al-Hakim disebutkan, di antara doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah berlindung dari sikap tidak jujur (kemunafikan),

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ ، وَالرِّيَاءِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan riya.”

Sahabat da'i,Kejujuran tidak serta merta didapatkan, melainkan perlu proses penempaan semenjak dini agar menjadi pribadi yang jujur. Pendidikan yang didapatkan baik itu dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sangat memberikan andil yang cukup besar pada perkembangan sifat jujur dalam diri seseorang. Sehingga persentase kejujuran yang dimiliki setiap orang juga berbeda. Lagi dan lagi semua itu tak lepas dari apa yang akan individu itu pilih.

Kejujuran memang sulit diciptakan. Namun bukan berarti tidak bisa. Sebab itu kejujuran mahal sekali harganya. Harga sebuah kejujuran bukanlah dalam bentuk materi, namun martabat diri. Ketika seorang individu memilih YA atau TIDAK maka martabat dirinya juga dipertaruhkan. Kembali lagi itu adalah soal pilihan, keputusan dan pertanggungjawaban.

Kejujuran memang memiliki peran penting di dalam kehidupan sebab ia menunjang dalam keberlangsungan dan tatanan kehidupan. Andaikata jabatan penting diisi oleh orang-orang yang tidak jujur maka bisa dipastikan keberlangsungan negara ini akan berada diambang kehancuran.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berlaku jujur kapan pun dan di mana pun untuk meraih ridha-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar