Minggu, 27 Oktober 2024

Hikmah Sumpah Pemuda

MEMETIK HIKMAH PERISTIWA SUMPAH PEMUDA


Sahabat gudang da'i yang dirahmati Allah, tanggal 28 Oktober pada setiap tahunnya adalah momen Sumpah Pemuda, tanggal yang menjadi saksi akan semangat cita-cita berdirinya Indonesia. Sejarah pengucapan ikrar pada hari tersebut menjadi harapan akan kesadaran kebangsaan.

Istilah  “Sumpah Pemuda”  adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 oktober 1928 di Jakarta. Keputusan ini diimpikan menjadi asas atau pondasi bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia.

Saudaraku,Peristiwa ini tentu menjadi histori yang menunjukan bahwa ikrar sumpah tersebut berangkat dari kesadaran hati akan loyalitas, cinta, serta pengorbanan untuk negara Indonesia ini.

Lalu pelajaran apa yang kita bisa ambil? Hikmah apa yang kita bisa petik? Terlebih bagi seorang muslim, ia dituntut untuk dapat menimba _Ibrah_ (pelajaran) dari peristiwa apapun.

Ibnu Abi Al-Hadid dalam kitabnya “Syarah Nahjul Balaghah” menuturkan:

المؤمن إذا نظر اعتبر،وإذا سكت تفكر،وإذا تكلم ذكر

“Seorang mukmin itu apabila melihat sesuatu dapat mengambil pelajaran, apabila diam dia sedang tafakur, apabila berbicara ia berdzikir.” 

(Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Abi Al-Hadid, 20/280)

Saudaraku,Sumpah ( _mitsaq_) secara bahasa yakni kata yang berasal dari وثق yang bermakna akad ( _‘aqdun_) dan penguatan ( _ihkam_). Sehingga yang dimaksud dengan _mitsaq_  (ميثاق) adalah ikrar, komitmen, atau janji yang kokoh lagi solid. 

(Mu’jam Maqayis Al-Lughah, Ibnu Faris, 6/85)

Sedangkan _mitsaq_  secara istilah adalah ikrar atau akad yang meyakinkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Bakar Al-Jashash:

وَالْمِيثَاقُ هُوَ ‌الْعَقْدُ ‌الْمُؤَكَّدُ إمَّا بِوَعِيدٍ أَوْ بِيَمِينٍ

“Mitsaq adalah akad yang meyakinkan, baik dengan peringatan maupun  sumpah.” 

(Ahkam Al-Qur’an, Al-Jashash, 1/47)

Definisi ini juga dikuatkan oleh Abu Ja’far Ath-Thabari dalam karyanya “Jami’ Al-Bayan” beliau menjelaskan;

الميثاق من الوثيقة، إما بيمين، وإما بعهد أو غير ذلك ‌من ‌الوثائق

“Mitsaq adalah sesuatu yang kuat, kokoh, atau kukuh, baik itu dengan janji atau hal lain semacamnya dari wasaiq.” 

(Jami’ Al-Bayan, Abu Ja’far Ath-Thabari, 2/156)

Perlu diketahui bahwa setiap sumpah janji itu mempunyai konsekuensi yang harus direalisasikan. Apa artinya sumpah jika tidak ada konsekuensi yang ditunaikan. Yaitu ikrar kita kepada bangsa dan negara untuk menjaganya sesuai dengan isi Sumpah Pemuda dan ini juga merupakan indikasi bukti cinta akan tanah air.

Saudaraku,Bukti cinta kita kepada tanah air ini adalah dengan berkarya, berbuat yang terbaik untuk negeri ini dengan ikhlas hanya mengharapkan ridha-Nya. Karena sejatinya, semakin kita mengharap ridha-Nya, kelak Allah Azza wa Jalla semakin menjaga, merahmati dan memakmurkan bumi Indonesia ini. Karena tidak ada penjagaan yang paling baik selain penjagaan Allah Azza wa Jalla.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita semua untuk tetap istiqamah senantiasa menunaikan sumpahnya  memakmurkan bumi tercinta ini untuk meraih ridha-Nya.

Jumat, 25 Oktober 2024

Orang yang Adil adalah

Cara menempatkan diri menurut Agama Islam


Sahabat gudang da'i yang cintai Allah,Seringkali karena terbiasa dengan kenikmatan dunia membuat kita tidak siap menghadapi berbagai ujian dan kesabaran pun menjadi pendek. Padahal tidak boleh berkhayal bisa masuk surga sementara kita ingin selalu menikmati dunia. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” 

(QS. Al Baqarah: 214)

Saudaraku,Sedalam apapun jurang, pasti ada dasarnya⁣. Seberat apapun ujian, pasti ada jalan keluarnya⁣. Ingatlah janji Allah Azza wa Jalla, bahwa Dia tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya⁣...

Sebab Allah Azza wa Jalla itu Maha Adil, Ia tahu betul kapasitas setiap hamba-Nya dalam menghadapi ujian. Apapun cobaan yang menimpa kita saat ini, Allah Azza wa Jalla tahu kita mampu melewatinya.⁣..

Saudaraku,Ingatlah bagaimana Allah Azza wa Jalla menolong Nabi Yunus 'alaihi sallam ketika terjebak dalam perut ikan, atau bagaimana menakjubkannya pertolongan Allah Azza wa Jalla kepada Maryam ketika ia menghadapi ujian fitnah yang luar biasa dahsyat, sampai membuatnya berpikir lebih baik ia mati dan terlupakan daripada harus menanggung beban begitu berat⁣.

Tapi Allah Azza wa Jalla Maha Menepati Janji. Ia pasti menolong hamba-Nya selama hamba tersebut _tawakkal_ (berserah diri) terhadap segala ketetapan-Nya⁣.

Saudaraku,Makin bertambah usia, menjadikan kita manusia yang mampu menempatkan diri dalam posisi yang semestinya. Tak perlu merasa hebat sendirian, tak perlu takut ketika ditinggalkan, tak harus putus asa saat gagal, tak harus lupa di tengah keberhasilan. Akan ada masa kita berada di posisi tertekan. Menjadi suruhan, menjadi orang yang tak dihargai akan setiap pekerjaan yang kita lakukan. Selama proses kehidupan berjalan, kita akan merasakan memilih dan menerima. Ada saat di mana kita dihadapkan pada keputusan yang sulit, ada masanya kita tidak bisa memilih. Ada waktu ketika kita butuh memeluk orang lain untuk menunjukkan dukungan kita. Tapi ada waktu ketika harus menolak memeluk mereka, karena dukungan kita akan disalah-gunakan.

Hidup ibarat tangga yang terus naik. Dan setiap tangga yang kita naiki adalah sebuah ilmu, pengalaman, umur dan kedewasaan yang akan terus bertambah seiring perjalanan waktu. Pada saatnya nanti, cepat atau lambat tangga yang kita naiki akan rapuh, seakan tidak kuat lagi menopang beban kita, hingga akhirnya jatuh ke bawah. Hidup hanya sementara, persiapkan diri kita sebaik-baiknya. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana kita akan jatuh ke bawah...

Bersabarlah di kala sulit, berbagilah ketika ada, akan terasa indah karena saling melengkapi. Karena itu, jangan terlalu sedih ketika semuanya pergi, hilang dan terjatuh. Semua akan kita sikapi dengan sabar dan syukur pada masanya...

Saudaraku,Salamah bin Dinar rahimahullah berkata,

‏شيئان إذا عمِلت بهما أصَبْت بهما خير الدنيا والآخرة

تعمل ما تكره إذا أحبَّه اللَّه، وتترك ما تحب إذا كرهه اللَّه


"Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla mencintainya, dan engkau tinggalkan apa yang engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla membencinya."

(Al Ma’-rifah wat Tarikh, jilid 1 hlm. 381)

Saudaraku,Teruslah beramal karena Allah Azza wa Jalla, agar peluh kita tak sia-sia. Agar lelah kita menjadi _lillah_ (karena Allah). Jangan kita hentikan amal kita karena berlinang air mata kecewa yang menghadang jalan kita. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tak pernah luput hitungan-Nya. Ia akan senatiasa meninggikan setiap hamba-Nya yang senantiasa berihtiar hingga jatuh bangun menyempurnakan pengabdian pada-Nya...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah berihtiar menyempurnakan pengabdian kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya..

Sukses dalam Islam

Makna Sukses dalam Islam


Sahabat gudang da'i yang dirahmati Allah SWT,Setiap manusia tentunya ingin meraih kesuksesan. Islam adalah agama yang menuntun umatnya untuk menjadi orang-orang yang sukses. Tidak hanya sukses di dunia namun juga sukses di akhirat. Untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat itu, Allah Azza wa Jalla juga telah memberikan petunjuk yang lengkap yaitu Al-Qur’an...

Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses. Ternyata sukses menurut manusia berbeda dengan sukses menurut Allah Azza wa Jalla. Jika manusia mendapatkan harta dunia yang berlimpah, rumah megah, mobil mewah, apapun keinginan serba mudah, tentu bukan hanya itu ukuran sukses menurut Islam. Artinya, sungguh rugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses dalam kehidupan di dunia, tapi ternyata ia termasuk orang yang gagal. Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah Azza wa Jalla dalam kitab-Nya, Al-Qur’an. Ibnul Jauzi dalam kitab _Shaidul Khatir_ menegaskan, barangsiapa yang merenungi akibat dari kehidupan dunia, niscaya ia akan hati-hati mengarunginya. Dan siapa yang meyakini panjangnya perjalanan akhirat maka ia akan mempersiapkan bekal perjalanan tersebut...

Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” 

(QS. Thaha: 131)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها

“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.” 

(HR. Bukhari, Muslim)

Saudaraku,Pesona dunia realitanya sanggup menenggelamkan iman dan menjadikannya sosok manusia kufur. Tak sedikit orang yang awalnya begitu kokoh keislamannya berubah arah hidupnya, bahkan rela menjual akhiratnya demi kebahagiaan semu yang sementara. Para _salafuna ash-shalih_ pun sering khawatir dengan ujian dunia, mereka banyak memberi nasihat berharga agar manusia selamat dari tipu daya dunia...

Dari Mush’ab bin ‘Umair, seorang Tabi’in dari ayahnya, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,


الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya lagi, seorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” 

(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi)

Saudaraku,Di dunialah kita bisa merancang konstruksi rumah surga, karena habitat asli seorang Mukmin adalah jannah. Sesukses apapun kita di dunia, atau sekaya dan sekuasa apapun manusia, ia akan kembali akhirat. Sangat merugilah orang yang terbuai fatamorgana dunia dan menjadikan visi hidupnya bahwa dunia adalah segalanya. Jadikanlah dunia sebagai orientasi menuju akhirat.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya tanpa berniat yang lain selain meraih ridha-Nya...

Selasa, 08 Oktober 2024

Intisari kehidupan

DUNIA SEMAKIN MENJAUH, LIANG LAHAT SEMAKIN MENDEKAT


Sahabat gudang dai,Sesungguhnya dunialah yang semakin menjauhi diri kita dan liang lahatlah yang semakin mendekati diri kita. Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita. Umur kita yang masih tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu menjadi bagian dari kita. Karena itu, jangan biarkan hari ini berlalu tanpa kebaikan yang bisa kita lakukan... 

Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua. Janganlah terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidaklah pula harus sakit. Teruslah berhati baik, berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik.  Jadilah seperti akar yang tak terlihat, tapi tetap istiqamah menyangga kehidupan. Jadilah seperti jantung yang tak terlihat, tapi tetap istiqamah terus berdenyut setiap saat tanpa henti, hingga membuat kita terus hidup, sampai batas waktunya untuk berhenti...

Saudaraku,Sesungguhnya seorang Mukmin yang mendapatkan hidayah adalah seorang yang menjadikan perubahan kondisi-kondisi sebagai kesempatan untuk ingat, merenungkan, dan mengambil pelajaran. Maka iapun senantiasa menghisab dirinya dengan muhasabah, ia memperbaiki kondisinya dan mengorientasikan kembali arah perjalanan hidupnya...

Sungguh, binasanya hati seseorang tatkala ia lalai untuk menghisab dirinya dan serta mengikuti hawa nafsunya. Maka wajib bagi kita untuk menghisab diri kita, sebagaimana Khalifah Umar berkata,


حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا، وَزِنوها قبل أن توزنوا، فإنه أهون عليكم في الحساب غداً أن تحاسبوا أنفسكم اليوم


“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum amal kalian ditimbang, karena lebih ringan bagi kalian tatkala kalian dihisab kelak, jika kalian menghisab diri kalian sekarang.”


Saudaraku,Seorang Mukmin mengetahui bahwasanya kehidupan dunia ini diciptakan hanya untuk diisi dengan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, mentauhidkan-Nya, dan untuk mewujudkan peribadatan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." 

(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Dari Ibnu Umar berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku lalu berkata,

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ السَّبِيْلِ

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau musafir yang numpang lewat.”

Ibnu Umar berkata,

إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك

“Jika telah sore maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika telah pagi maka janganlah engkau menunggu sore, manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, dan manfaatkan kehidupanmu sebelum tiba kematianmu.” 

(HR. Al-Bukhari)

Maka wajib bagi kita dengan bertambahnya umur bertambah pula ketaatan dan perbuatan kebajikan. Hendaknya kita mengisi waktu demi waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sedekat-dekatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُه

“Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.” 

(HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Saudaraku,Di antara kerugian yang besar adalah telah berlalu waktu demi waktu sementara kita menyiakan-nyiakan dan melalaikannya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?” 

(QS. Faathir: 37)

Saudaraku,Kemenangan kita hanyalah pada konsistensi melakukan kebajikan, bersegera meraih ampunan-Nya dan meningkatkan takwa kehadirat-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa."

(QS. Ali ‘Imran: 133)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengambil pelajaran dan mengorientasikan kembali arah perjalanan hidup kita untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabbal Aalamin

Rabu, 25 September 2024

HADITS TEMATIK TEMA DOSA BESAR

HADITS TEMATIK TEMA DOSA BESAR


عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: "اجتنبوا السبع المُوبِقَات، قالوا: يا رسول الله، وما هُنَّ؟ قال: الشركُ بالله، والسحرُ، وقَتْلُ النفسِ التي حَرَّمَ الله إلا بالحق، وأكلُ الرِّبا، وأكلُ مالِ اليتيم، والتَّوَلّي يومَ الزَّحْفِ، وقذفُ المحصناتِ الغَافِلات المؤمنات

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, atas wewenang Nabi SAW, beliau bersabda, "Bawalah larangan itu, para shaylas." .” Dan seorang wanita yang sedang mengandung, Beliau berkata: “Menyekutukan orang lain dengan Allah, mencemooh, dan membunuh satu jiwa, yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, melainkan zina dan memakan harta anak yatim dan saling berpaling pada hari peperangan Saya telah memimpin wanita bidan yang setia dan berharga.”

Dari Abu Hurairah, dari Nabi yang bersabda: Hindarilah tujuh (dosa besar) yang merusak. Mereka bertanya ya Rasulullah, apakah itu (tujuh dosa mematikan)? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, santet, membunuh ruh yang diharamkan Allah tanpa alasan yang sah, menggerogoti. memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan perang, dan menuduh wanita mukmin yang baik baik yang lengah melakukan perzinahan.

7 DOSA BESAR MENURUT ISLAM

1. Syirik: Syirik atau Mempersekutukan Allah yaitu menduakan Allah tuhan yang Esa atau di sisi lain menyembah atau mengagungkan sesuatu selain Allah baik benda maupun makhluk hidup- Nya, Syirik dikelompokkan ke dalam Dosa yang paling besar pertama

2. Sihir Para ulama telah bersepakat atas pengharaman sihir, pembelajaran dan pengajarannya. Bahkan Imam Malik, Imam Ahmad, dan sekelompok para sahabat dan para tabiin berpendapat bahwa saling berbagi sihir termasuk bagian kekufuran yang pelakunya harus mendapat hukum eksekusi (dibunuh). Demikian juga upaya mempelajari dan mengajarkan sihir kepada orang lain, karena hal itu termasuk wasilah yang akan menjadi jalan terwujudnya sihir tersebut. Sudah jelas sihir bentuk macam apapun haram seperti contohnya Sulap

3. Membunuh Jiwa yang Diharamkan Allah Kecuali Karena Alasan yang Benar adalah mencabut nyawa seseorang dari tubuhnya dengan sengaja, entah karena dendam, iri hati, fitnah atau karena hal lain yang tidak diijinkan Allah.

4. Memakan riba adalah sesuatu yang lebih atau dalam proses jual beli pasti terdapat keuntungan yang didapat, nah tetapi riba tersebut melebihi dari keuntungan yang sudah ditentukan. Atau bisa disebutkan menjual barang dengan keuntungan yang lebih itu disebut riba

5. Memakan Harta Anak Yatim yaitu seseorang yang diamanahkan dan dipercaya untuk dititipkan harta anak yatim, tetapi harta tersebut malah dipakai untuk keperluan pribadi

6. Melarikan Diri Pada Saat Perang: Yaitu melarikan diri ketika sedang berperang membela agama. Karena, Islam mewajibkan umatnya untuk memelihara, menjaga, mempertahankan, dan membela agamanya

7. Menuduh Wanita Baik Berzina Perbuatan menuduh wanita berzina merupakan tuduhan yang tidak berdasarkan bukti termasuk salah satu dosa besar, bisa dikatakan fitnah tanpa alasan dan bukti.

2. SYIRIK TERBAGI MENJADI DUA

1. Syirik akbar/jali (syirik yang besar nyata).

Shirik akhar jali adalah perbuatan yang mempertimbangkan secara jelas adanya tuhan selain Allah SWT dan menjadikannya imbangannya. Atau Syirik yang berkaitan dengan hakikat Allah SWT yang disembah, Nama-Nya, sifat-sifat-Nya dan Perbuatan-Nya

2 Syirik ashgar/ khafi (syirik kecil/ samar)

Syirik asghar/khafi merupakan perbuatan yang secara implisit mengandung pengakuan akan adanya kekuasaan selain Allah SWT. Termasuk dalam hal ini, seperti dalam Musnad Ahmad bin Hanbal disebutkan bahwa seseorang yang melakukan suatu perbuatan mempunyai niat agar dipuji oleh orang lain (ria).

SYIRIK ASGHAR ADA DUA MACAM, YAITU

1. Syirik yang nyata adalah syirik yang berupa perkataan dan perbuatan.

2. Syirik yang khafi (tersembunyi) adalah syirik dalam artian keinginan dan niat seperti ingin dipuji dan ingin didengarkan orang lain atas ibadah yang dilakukan

Dari beberapa macam syirik di atas dapat dipahami bahwa keduanya memiliki perbedaan, yaitu Pertama, syirik akbar dapat menyebabkan pelakunya dihukum keluar dari Islam sedangkan syirik ashgar pelakunya tidak dihukum keluar dari Islam akan tetapi dianggap berdosa dan dosanya lebih besar dari maksiat. Orang yang berbuat syirik ashgar itu lebih berbahaya dari pada orang yang berzina, berjudi, membunuh dan lain-lain.

KESIMPULAN

Setelah membaca dan memahami dapat kita simpulkan bahwa kita harus menjauhi dosa apalagi dosa besar yang itu memang bisa membahayakan diri kita sendiri baik di Dunia maupun di Akhirat nanti. Jadi kesimpulan yang presentator simpulkan yaitu:

1. Manusia di Bumi ini semuanya tak luput dari dosa tetapi kita harus meminimalisir dengan cara beribadah kepada-Nya dan patuhi semua aturan-Nya

2. Dosa yaitu akibat dari tidak melakukan kewajiban-kewajiban Allah atau melanggar keharaman-Nya

3. Dosa besar ada 7 macam seperti yang dijelaskan Rasulullah dalam Hadist Bukhari

4. Harus meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT

5. Harus memahami tentang Dosa Besar dalam Islam dan menaati perintah-Nya