Tampilkan postingan dengan label Dakwah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dakwah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Juli 2023

Suarakan kebenaran lewat Retorika Dakwah

Menyuarakan Ilmu dan Kebenaran melalui Retorika Dakwah



Pendahuluan


Retorika dakwah merupakan sebuah konsep yang mencoba menghadirkan penyebaran ilmu dan kebenaran melalui penggunaan bahasa dan komunikasi yang efektif. Retorika dakwah menggunakan konsep-konsep lain, seperti logika, silogisme dan argumen. Retorika dakwah memiliki tujuan untuk mempengaruhi pemikiran dan pendapat pendengar dengan menggunakan bahasa persuasif dan berargumentasi. Ini adalah sebuah teknik yang umum digunakan oleh para pembicara agama, ulama dan aktivis agama. Dalam tulisan ini, kami akan mencoba untuk membuka pandangan tentang retorika dakwah dan bagaimana ia dapat digunakan untuk menyuarakan ilmu dan kebenaran. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Kewajiban tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, meski hanya sekadar menasihati teman atau keluarga secara bijak.


Allah telah menunjukkan perintah dakwah ini melalui firmannya dalam surah Ali Imran ayat 104 dan An-Nahl ayat 125:


وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ


اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ


”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung,” (QS Ali Imran [3]: 104).


”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS An Nahl [16]: 125)


secara umum hukum dakwah adalah Wajib. Kendati demikian, ada perbedaan apakah pembebanan kewajiban tersebut diberikan pada setiap individu atau hanya untuk kelompok orang.


Berpijak pada perintah "amar makruf nahi munkar" di surah Ali Imran ayat 104, dalam Tafsir Al-Amidi (2003) karya Husain bin Basyir bin Yahya Al Amidi, disebutkan menyuruh pada kebaikan dan melarang kemungkaran adalah wajib.


Sementara itu, ulama yang lain memandang hukum wajib dalam berdakwah berupa fardu kifayah. Hukum fardhu kifayah berlaku apabila di suatu negeri dan setiap wilayahnya telah ada orang yang melakukan pelaksanaan dakwah, maka gugur kewajiban muslim lainnya.


Bagi muslim lain berlaku hukum sunah muakkadah (sangat dianjurkan) yang akan mendapatkan kemuliaan jika mau ikut serta berdakwah.


Namun, lain halnya jika suatu negeri pada setiap wilayahnya tidak ada sama sekali orang yang berdakwah, maka semua umat muslim di sana berdosa seluruhnya. Kendati begitu, pelaksanaan dakwah disesuaikan dengan kesanggupan serta kemampuan masing-masing pribadi.


PENTINGNYA BELAJAR RETORIKA DALAM BERDAKWAH


RETORIKA adalah seni atau teknik berbicara yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan orang lain. Dalam berdakwah, retorika memiliki peran yang sangat penting. Berdakwah adalah tentang membangun hubungan dengan orang lain, menginspirasi atau mempengaruhi mereka untuk mengambil tindakan atau melakukan sesuatu yang lebih baik. Dengan retorika, pendakwah dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menarik bagi orang lain untuk menerima pesan yang disampaikan. Selain itu, retorika juga berguna untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi dakwah dan meningkatkan efisiensi waktu dalam proses pengolahan informasi yang disampaikan


Bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima ? 


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima dengan baik:


1. Pilih kata-kata dengan cermat: Sebelum berbicara, pastikan Anda berpikir dengan cermat tentang kata-kata yang akan Anda gunakan. Kata-kata yang dipilih harus mencerminkan maksud dan arti pesan yang akan disampaikan.


Ada beberapa alasan mengapa kita harus menggunakan kata-kata yang cermat dalam retorika dakwah:


- Kekuatan Pesan: Kata-kata yang cermat dapat mengkomunikasikan pesan secara lebih tajam dan menekankan aspek penting dari pesan tersebut. 


- Pengaruh Emosi: Menggunakan kata-kata dengan bijak akan membantu Anda menyampaikan retorika dakwah secara lebih efektif, karena akan berdampak pada emosi pendengar.


- Konsistensi: Dengan menggunakan kata yang cermat dan bersih, kita dapat memastikan semua orang mendapatkan pesan yang sama. Hal ini penting untuk memastikan konsistensi dalam dakwah.


2. Gunakan tone yang tepat: Pastikan untuk menggunakan tone dan nada yang bersahabat dan damai ketika berbicara. Tone dan nada yang tepat dapat membantu orang lain memahami apa yang ingin Anda sampaikan dengan lebih baik.


Pakai tone yang tepat dalam retorika dakwah sangat penting karena dapat mempengaruhi cara seseorang menerima dan mengerti pesan yang disampaikan. Beberapa alasan mengapa penting menggunakan tone yang tepat adalah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi pendengar, menghargai audiens dan membantu mereka memahami pesan yang disampaikan. Ini juga dapat membuat pendengar merasa dihargai dan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan.


3. Bermainlah dengan body language: Body language adalah bahasa tubuh Anda yang bisa memberitahu orang lain tentang pesan yang ingin Anda sampaikan. Jadi pastikan untuk menggunakan gerakan dan ekspresi yang sesuai untuk menegaskan apa yang ingin Anda sampaikan.


Body language adalah komunikasi nonverbal yang melibatkan gerak tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara. Dalam konteks retorika dakwah, menggunakan body language dapat membantu menguatkan maksud utama retorika. Melalui body language, Anda dapat menggunakan wajah, gerakan tubuh, dan intonasi suara untuk memberikan kesan yang luar biasa dan mendengarkan lebih bersemangat kepada pesan yang disampaikan.


4. Dengarkan tanggapan mereka: Keluarkan ide Anda, tapi juga dengarkan tanggapan dari orang lain. Ini akan membantu Anda mengklarifikasi pesan Anda dan memastikan orang lain benar-benar memahami apa yang Anda sampaikan.


Mendengarkan audiens adalah penting dalam retorika dakwah karena beberapa alasan berikut:


- Pemahaman kebutuhan audiens: Ketika seorang penyeru dakwah mendengarkan audiensnya, ia dapat mengerti bagaimana dan kapan menyampaikan pesan agar paling relevan.


- Pembukaan komunikasi: Mendengarkan secara aktif membuka dialog komunikasi antara penceramah dan audiens, yang mendorong mereka untuk terhubung dengan pesan yang disampaikan.


- Membangun kepercayaan: Mengendalikan komunikasi ritmis antara penceramah dan pendengar membuat pendengar merasa dihargai. Ini menciptakan ikatan emosional antara keduanya yang membangun kepercayaan dan membuat sesi dakwah lebih bermakna.

Semoga bermanfaat.

Akhukum : Muhammad Saifullah

Tulisan ini sebelumnya sudah di tampilkan di saef-sworsofgod dengan Judul Membumikan Retorika dakwah



Jumat, 13 Januari 2023

Retorika Dakwah

Gudang Da'i,Tugas dakwah merupakan suatu kewajiban yang diemban oleh setiap orang muslim, menyampaikan kebenaran yang ada dalam Al-Quran dan Hadist sudah menjadi konsekuensi seorang yang menganggap dirinya beriman, walaupun yang disampaikannya itu hanya satu ayat. Banyak da’i yang pandai berbicara sehingga pidato panjang lebar akan tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali kebosanan. Oleh sebab itu maka sangat dibutuhkan kepandaian berbicara dan kepandaian dalam mengolah kata serta mengajak audience untuk mengikuti arahan kita, sehingga kita butuh yang Namanya 

RETORIKA DAKWAH

Definisi RETORIKA

Retorika adalah suatu istilah yang secara tradisional diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.

Dalam bahasa Arab, kata Dakwah merupakan kata benda dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan, ajakan atau jamuan

Apa yang dimaksud dengan retorika dakwah?

Retorika dakwah adalah kepandaian menyampikan ajaran islam secara lisan guna terwujudnya situasi dan kondisi yang islami. Retorika dakwah merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang membahas tentang bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima

Tujuan dan Fungsi Retorika

To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan bijaksana. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan memuaskan

Apa saja prinsip retorika?

Kanon retorika, yakni prinsip-prinsip yang harus diikuti pembicara, yakni: Penemuan (invention), Pengaturan (arrangement), Gaya (style), Penyampaian (delivery), dan Ingatan (memory).

SUBYEK DAN OBYEK DAKWAH

Dakwah perseorangan

Dakwah perseorangan atau dakwah fardiyah merupakan metode dakwah yang dilakukan oleh pendakwah dengan penerima dakwah hanya perorangan. Tujuannya untuk meningkatkan keimanan seseorang menjadi lebih baik hingga mendapat keridaan Allah. Dakwah perseorangan dapat dilakukan kepada beberapa orang dalam jumlah yang sedikit dan terbatas. Dakwah perseorangan biasanya dilaksanakan tanpa adanya persiapan yang terencana sebelumnya. Beberapa bentuk dakwah perseorangan yaitu menasihati rekan kerja, memberikan teguran, atau menganjurkan untuk memberi contoh. Dakwah perseorangan dapat dilakukan ketika sedang mengunjungi orang sakit, saat sedang memberikan ucapan selamat, dan saat sedang menghadiri acara

Dakwah ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.

Dakwah bil-lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

Dakwah melalui amal

Dakwah melalui amal atau dakwah melalui perbuatan adalah metode dakwah yang mengutamakan perbuatan nyata. Tujuan berdakwah melalui amal adalah peningkatan harkat dan martabat serta kesejahteraan hidup masyarakat. Dakwah melalui amal dapat membuat penerima dakwah dapat mengikuti contoh amal yang dilakukan oleh pemberi dakwah. Dakwah melalui amal mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Pada saat pertama kali rasulullah tiba di kota Madinah, dia mencontohkan dakwah melalui amal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshar dan kaum Muhajirin dalam ikatan persaudaraan Islam.

Dakwah bit-tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

Dakwah melalui kebijaksanaan

Dakwah melalui kebijaksanaan adalah menyampaikan dakwah dengan kearifan. Metode ini sesuai untuk diterapkan kepada para cendekiawan. Mereka mencari kebenaran dan mampu berpikir kritis. Karena itu, tiap persoalan yang dibahas dapat dengan mudah mereka mengerti. Dakwah dilakukan dengan pendekatan yang sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Sekian dan Terima Kasih

H.Muhammad Saifullah, Lc. M.Pd.I