Minggu, 06 November 2022

HADIST TEMATIK MUAMALAH BAB JUAL BELI

Muamalah adalah salah satu bagian dari fiqih islami muamalah bisa dikonotasikan dengan Jual beli, walaupun JUAL ABELI sebenarnya adalah bagian dari Muamalah, didalam muamalah ada pembahasan lain selain jual beli, berikut kami akan sajikan Hadits tematik yang berhubungan dengan Muamalah dan Jual Beli, semoga bermanfaat

Kaidah Ushul fiqih  

الأَصْلُ فِي الْمُعَامَلاَتِ اْلإِبَاحَةُ إِلاَّ أَنْ يَدُلَّ دَلِيْلٌ عَلَى تَحْرِيْمِهَا

 "Pada Dasarnya segala sesuatu yang berhubungan dengan muamalah adalah mubah, kecuali ada dalil yang menunjukkan keharanya"

Hadits Pertama :

عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم  سُئِلَ: أَيُّ اَلْكَسْبِ أَطْيَبُ? قَالَ:  عَمَلُ اَلرَّجُلِ بِيَدِهِ, وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ  رَوَاهُ اَلْبَزَّارُ، وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ.

Dari Rifa’ah bin Raafi’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai mata pencaharian yang halal? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Amalan seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang diberkahi.” (HR. Al-Bazzar dan disahihkan oleh Al-Hakim) 

 

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ الأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَلصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ – رواه الترمذى

“Dari Abi Sa’id, dari Nabi saw bersabda: Pedagang yang jujur dan terpercaya bersama para Nabi, orang-orang yang jujur dan syuhada’”. (HR. Tirmidzi)

 

SYARAT JUAL BELI : 1. Suci 2. Dapat diambil manfaat 3. Dimiliki  4. Dapat diketahui

عَنْ اِبْن عَبَّاس عَنْ مَيْمُونَةأَنَّ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ الْفَأْرَة تَمُوت فِي السَّمْن ؟ فَقَالَ : إِنْ كَانَ جَامِدًا فَأَلْقُوهَا وَمَا حَوْلهَا وَكُلُوهُ , وَإِنْ كَانَ ذَائِبًا فَلَا تَقْرَبُوهُ

Dari Ibnu Abbas dari Maimunah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang tikus yang mati di minyak samin, maka beliau menjawab: “Jika samin itu keras maka buanglah tikus itu dan samin yang sekitarnya, lalu makanlah (sisanya), dan jika samin itu cair maka jangan kamu mendekatinya.” (HR Abu Dawud 3842, dengan sanad shahih, aslinya terdapat di dalam Al-Bukhari 5538)

 Hadits Kedua :

عن ابن مسعود أن رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الكَلْبِ، وَمَهْرِ البَغِيِّ، وَحُلْوَانِ الكَاهِنِ

“Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil penjualan anjing, penghasilan pelacur dan upah perdukunan.” (Shohih Bukhori, no.2282 dan Shohih Muslim, no.1567)

 Hadits Ketiga :

وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ عَامَ اَلْفَتْحِ, وَهُوَ بِمَكَّةَ: ( إِنَّ اَللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ اَلْخَمْرِ, وَالْمَيْتَةِ, وَالْخِنْزِيرِ, وَالْأَصْنَام فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَرَأَيْتَ شُحُومَ اَلْمَيْتَةِ, فَإِنَّهُ تُطْلَى بِهَا اَلسُّفُنُ, وَتُدْهَنُ بِهَا اَلْجُلُودُ, وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا اَلنَّاسُ? فَقَالَ: لَا هُوَ حَرَامٌ , ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عِنْدَ ذَلِكَ: قَاتَلَ اَللَّهُ اَلْيَهُودَ, إِنَّ اَللَّهَ لَمَّا حَرَّمَ عَلَيْهِمْ شُحُومَهَا جَمَلُوهُ, ثُمَّ بَاعُوهُ, فَأَكَلُوا ثَمَنَهُمُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda di Mekkah pada tahun penaklukan kota itu: "Sesungguhnya Allah melarang jual-beli minuman keras, bangkai, babi dan berhala." Ada orang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat baginda tentang lemak bangkai karena ia digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit dan orang-orang menggunakannya untuk menyalakan lampu?. Beliau bersabda: "Tidak, ia haram." Kemudian setelah itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah melaknat orang-orang Yahudi, karena ketika Allah mengharamkan atas mereka (jual-beli) lemak bangkai mereka memprosesnya dan menjualnya, lalu mereka memakan hasilnya." Muttafaq Alaihi.

 Hadits keempat :

عن ابن عباس  : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال ( من ابتاع طعاما فلا يبعه حتى

يستوفيه

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa membeli makanan, janganlah menjualnya sampai ia menerimanya dengan sempurna. (Shahih Muslim No.2807)

 

 Hadits kelima :

(لاَ تَبِعَنَّ شَيْئًا حَتَّى تَقْبِضَهُ (رواه البيهقى عن حكيم بن حزام

"Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya" (HR Baihaqi dari Hakim bin Hizam)

Hadits keenam : 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli dengan cara hashah (yaitu: jual beli dengan melempar kerikil) dan cara lain yang mengandung unsur penipuan.(HR Muslim No: 2783

 

Rukun jual beli : 

1. Yg berakad ( penjual dan pembeli). 

2. Yg diakadi / ditransaksikan ( harga dan barang yg dihargai .  

3. Shigot ( ijab dan qobul. 

Hadits ketujuh :

إِنَّمَا الْبَيْعُ عَنْ تَرَاضٍ رواه البيهقي

“Sesungguhnya jual beli (harus) atas dasar saling ridha (suka sama suka).” (HR. Al-Baihaqi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar