Tampilkan postingan dengan label Hadits Pilihan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hadits Pilihan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Januari 2019

Do'a Akhir Majlis

*DO’A SESEORANG DI AKHIR MAJLIS*
Hadits dari Abu Hurairah RA darinya berkata bahwa Rosulullah bersabda “barang siapa duduk di suatu majlis maka pasti banyak ribut di dalamnya, oleh karena itu, sebaiknya berdo’a dulu sebelum berdiri (buyar) dari majlis tersebut: سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد ان لا إله إلا انت، استغفرك وأتوب إليك. Maka tiada bagi majlis tersebut kecuali ampunan dari Allah. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi Dikatakan olehnya bahwa hadits ini adalah hadits hasan shohih ghori, an-Nasa’i, ibnu Hibban dan al-Hakim.
Di dalam hadits dari Jubair bin Muth’im RA: bahwa jika seseorang berdo’a seperti do’a di atas itu di majlis dzikir maka itu adalah stempel/ ciri/alamat baginya dan jika di majlis bergurau adalah denda baginya. Diriwayatkan oleh an-Nasa’i, at-Thobroni dan al-Hakim sekaligus pentashhihnya dan ibnu Abi Dunya.

Sumber : Kitab Hadits Al Targhib Wa Al Tarhib

Hukum Berobat

*ANJURAN UNTUK BEROBAT*
Kata الطب  disini mempunyai dua makna yaitu طب القلوب  yang pengobatannya langsung dengan apa yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dari Allah SWT, dan طب الابدان yang pengobatannya dengan obat-obatan yang telah disediakan oleh Allah makhlukNya.
Hadits dari Abu Hurairah RA dari nabi Muhammad SAW bersabda “Allah tidak akan menurunkan penyakit kecuali Allah juga menurunkan obat”. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim, Ibnu Majah dan Alhakim.
Hadits dari Jabir RA dari Rosulullah SAW bersabda “ bahwa setiap penyakit itu pasti ada obatnya, jika obat itu cocok dengan penyakitnya maka sesungguhnya semua itu atas izin Allah. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahmad serta Alhakim ‘ala Bukhori.
Jika obat itu melebihi batas dalam kualitas dan kuantitasnya makia juga tidak akan manjur. Sesungguhnya apabila berobat dengan obat-obatan itu senantiasa tidak meniadakan adanya tawakkal karena kita harus yakin bahwa kesembuhan itu atas izin Allah dan kekuasaan Allah bukan karena adanya obat tersebut (obat hanya sebagai perantara).
Hadits dari Usamah bin Syarik RA berkata: (orang Badui bertanya kepada Rosulullah: wahai Rosulullah, haruskah kita berobat? Lalu Rosulullah menjawab “iya, berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah tidak akan meletakkan penyakit kecuali Allah juga menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit”. Kemudian si Badui bertanya: apa itu? Lalu Rosulullah menjawab: “pikun”). Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasa’I dan at-Tirmidzi dan ditashhih oleh ibnu Hibban dan al-Hakim.
Hadits dari ibnu Abbas rodliyallaahu anhuma dari Rosulullah bersabda: “bahwa pengobatan itu ada tiga macam cara yakni dengan alat bekam, dengan minum madu dan dengan pembakaran. Dan saya (Rosulullah) melarang ummatku dari الكي (pembakaran). Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Ibnu Majah, Ahmad dan Bazzar.
Hadits dari Jabir, beliau berkata bahwa Rosulullah mengutus Ubay bin Ka’ab untuk pergi ke dokter, kemudian si dokter memotong selembar daun kemudian meratakannya ke badan Ubay. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim.
Dalam artian bahwa berobat diringkas dalam tiga macam itu berdasarkan pada asal-asal pengobatan. Yakni sebenarnya penyakit itu adakalanya kelebihan darah (darah tinggi) yang pengobatannya adalah dengan mengeluarkan darah dengan alat bekam, adakalanya berupa gangguan jiwa yang disebabkan karena kesedihan (سوداوية) dan batu empedu /lever (صفراوية) yang pengobatannya dengan alat pencahar yang sesuai dengan penyakit komplikasi seperti madu dan adakalanya sebangsa penyakit berdahak (riyak)  yang itu tidak bisa dicegah kecuali dengan كي. Sedangkan كي  itu dilarang karena didalamnya terdapat rasa sakit yang sangat atau karena orang Arab beranggapan bahwa itu akan menghilangkan karakter seseorang (penderita penyakit), atau berlebihan dalam menggunakannya dan terkadang ada yang tidak setuju. Hanya Allah yang lebih mengetahui.

Sumber : Kitab Hadits Al Targhib Wa Al Tarhib

Senin, 24 Desember 2018

Puasa Sunnah Ragam dan dalilnya

الترغيب في صوم يوم عرفة، وتاسوعاء وعاشوراء، والأثنين  والخميس، و ثلاثة أيام من كل شهر، و في الاعتكاف
Anjuran dalam berpuasa hari Arafah، Asyura، Senin dan Kamis dan 3 hari dari setiap bulan، dan anjuran dalam itikaf
عن أبي قتادة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه و سلم عن صوم يوم عرفة قال: يكفر السنة الماضية والباقية
رواه مسلم، ورواه الأربعة بمعناه
Dari Abu qotadah radhiallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ditanya i tentang puasa hari Arafah nabi bersabda: hari Arafah dapat melebur dosa 1 tahun yang telah lewat dan yang akan datang
Dosa yang dimaksud di atas ini adalah dosa kecil maupun dosa besar kecuali yang berhubungan dengan sesama makhluk. disunnahkannya puasa ini karena hari Arafah adalah hari dimana dibukanya pintu pintu barokah, diijabah doa-doa dan merupakan hari yang mana Allah memandang hamba-hambanya dengan penuh rahmat.
وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أن رسول الله صلى الله عليه و سلم صام يوم عاشوراء، وأمر بصيامه. متفق عليه
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma: Bahwasanya Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan kita untuk berpuasa Asyura
Puasa Asyura adalah puasa hari ke 10 pada bulan Muharram puasa ini digunakan karena didalamnya terjadi peristiwa-peristiwa kebaikan seperti contoh Nabi Yunus keluar dari perut ikan Nun. orang-orang kafir pada zaman Jahiliyah juga melakukan puasa ini maka Islam datang untuk mengagungkan hari ini juga orang-orang kuffah menghukumi puasa ini wajib pada awal masa Islam kemudian hukum itu di nasakh. menurut ulama jumhur puasa ini sunnah sejak awal disyariatkannya
 kata(أمر بصيامه) menunjukkan arti perintah Sunnah ada yang mengatakan perintah wajib kemudian di nasakh.
وعن ابن عباس رضي الله عنهما أيضا قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: لئن بقيت إلى قابل، لأصومن التاسعة. رواه: مسلم و ابن ماجه
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Andai Aku masih hidup maka Sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram
Puasa tasu'ah disyariatkan untuk membedakan dari orang Yahudi yang juga berpuasa Asyura, dan hadis ini sampai atau disabdakan nabi pada tahun ke 10 Hijriah kemudian nabi meninggal pada pertengahan ke 10 Hijriah dan belum sempat melakukannya.

ا قالت: كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يتحرى صوم الأثنين و الخميس.رواه الترمذي و قال حسن . والنسائي
Dari dari Aisyah radhiyallahu anha berkata
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: أوصاني خليلي صلى الله عليه و سلم بثلاث: صيام ثلاثة أيام من كل شهر، وركعتي الضحى و أن أوتر قبل أن أنام. متفق عليه، ورواه النسائي
Dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu berkata: kekasihku Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berwasiat kepadaku dengan tiga perkara
1. berpuasa 3 hari di setiap bulan
2. melaksanakan dua rakaat shalat dhuha
3. dan supaya saya salat Witir sebelum tidur
Hadits ini merupakan nasehat Nabi SAW pada Abu Hurairah agar supaya beliau Abu Hurairah bersungguh-sungguh dalam menjaga tiga perkara
1. Puasa 3 hari dalam setiap bulannya tanpa dibatasi Pada tanggal berapa pun dan Puasa tiga hari tersebut pahalanya sama seperti puasa 1 bulan Adapun hari yang paling utama untuk puasa ini adalah tanggal 13 14 dan 15
2. melakukan salat duha 2 rokaat karena itu merupakan bentuk syukur atas pemberian Allah berupa kesehatan jasmani pada hari tersebut
3. salat Witir sebelum tidur karena ditakutkan lupa atau tidak terjaga pada hari malam pada akhir malam. Adapun yang bisa bangun akhir malam maka yang digunakan adalah melakukannya pada waktu tersebut.
و عن عائشة رضي الله عنها قالت: إن النبي صلى الله عليه و سلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان، حتى توافاه الله تعالى ثم اعتكف أزواجه بعده. متفق عليه
Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata: Bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ber i'tikaf pada 10 hari akhir bulan Romadhon hingga beliau wafat kemudian istri-istri melanjutkan itikaf setelah wafatnya Nabi
I'tikaf adalah menetap di masjid untuk beribadah di dalamnya yang mana hukum itikaf ini mubbah.Adapun waktu yang afdhol bagi melaksanakannya yaitu di 10 akhir malam bulan Romadhon karena nabi menjaga perkara tersebut.

Dari kitab AL TARGIB wa AL TARHIB

Dalil Berbuka Puasa dan Puasa 6 Syawwal

الترغيب في تعجيل الفطر و في السحور و تأخيره 
 وقيام رمضان و الاكثار من الخير فيه
  واتباعه ستامن شوال
Anjuran dalam menyegerahkan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur yang mulai pada bulan Romadhon dan memperbanyak kebaikan pada bulan Romadhon dan melanjutkan puasa ramadhan dengan puasa 6 hari dibulan Syawal
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول صلى الله عليه و سلم: قال الله عز و جل: أحب عبادي إلي، أعجلهم فطرا.رواه الترمذي
 Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu berkata: Nabi Muhammad Shallallahu alaihi sallam bersabda: Allah berfirman ((hambaku yang paling aku cintai adalah yang menyegerahkan berbuka puasa))
 maksud dari kataأحب عبادي الي  iyalah yang paling dekat dari balasan pahala ku dan rahmatku adalah orang-orang yang tidak mengakhirkan berbuka setelah matahari Karena melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan untuk menentang kebiasaan orang Yahudi dan Nasrani
وعن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: تسحروا فإن في السحور بركة
متفق عليه، ورواه أحمد، والترمذي، والنسائي، وابن ماجه
Artinya: dari Anas radhiyallahu Anhu berkata Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: bersahurlah kalian semua karena dalam waktu sahur terdapat Barokah
Hukum sahur sendiri ialah sunnah، dan makna sahur adalah makan sedikit pada waktu sahur sebelum fajar dengan makanan atau minuman meskipun hanya dengan seteguk air. Sahur sendiri merupakan sarapan yang penuh berkah maka seyogyanya orang tidak meninggalkannya karena waktu sahur merupakan waktu turunnya rahmat dan dikabulkannya doa
وعن زيد بن ثابت رضي الله عنه قال: تسحرنا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم ثم قمنا الى الصلاة، كم كان بينهما؟ قال: خمسون آية. متفق عليه
Artinya: dari Zaid bin Tsabit Dia berkata kami bersama Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Salam Kemudian kami mendirikan salat, Lalu ada sahabat yang bertanya berapa lama salatnya? Maka Zaid Bin Tsabit menjawab lamanya sekitar 50 ayat


عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
متفق عليه، ورواه الأربعة، ورواه أيضاأحمد، والستة بلفظ: من صام
Dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Barangsiapa yang menghidupkan malam Romadhon dengan keimanan dan berharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lewat
di sini Imam sittah yaitu Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Bukhari dan Muslim memberi lafadz(من صام)
Ketahuilah bahwasanya menghidup hidupkan malam Romadhon disunnahkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan supaya menemui malam Lailatul Qadar Yang mana lebih baik dari 1000 Bulan Dan untuk menambah kebersihan hati dan menghilangkan penyakit penyakit hati. yang dimaksud dengan menghidup hidupkan malam Romadhon yaitu menggunakannya dengan kebaikan seperti contoh salat tahajud
وعن أبي أيوب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
رواه مسلم، و أحمد، والأربعة، والطبراني
Dari Abu Ayyub radhiallahu'anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Barangsiapa yang berpuasa di bulan Romadhon kemudian melanjutkan 6 hari puasa pada bulan Syawal maka ia seakan-akan dia telah berpuasa satu tahun.
Hadits ini menerangkan kesunahan puasa 6 hari pada bulan Syawal setelah hari raya.
Adapun tata cara yang afdhol adalah melakukannya secara berurutan setelah hari raya yakni tanggal 2 Syawal sampai 6 Syawal. Adapun memisah-misahkannya atau mengakhirkannya itu hukumnya boleh. Imam Malik menghukumi makruh melakukan puasa ini bagi orang yang memiliki kemuliaan(اهل الفضل) yang bertepatan langsung setelah hari raya karena ditakutkan orang awam meyakini akan kewajiban puasa tersebut.
   و عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: كان رسول الله صلى الله عليه و سلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل، وكان يلقاه جبريل فيه كل ليلة من رمضان فيدارسه القرأن. فلرسول الله  الله عليه و سلم حين يلقاه جبريل أجود بالخير من الريح المرسلة. متفق عليه
 dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma ia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam  adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Malaikat Jibril pada bulan Romadhon. Rasulullah bertemu Jibril pada setiap malam bulan Romadhon untuk Tadarus AlQuran maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin.
Hadits ini disamping menjelaskan sifat murah Rasulullah( Terlebih saat bulan Romadhon ) juga menginformasikan bahwa Rasulullah melakukan Tadarus AlQuran bersama malaikat jibril pada malam bulan Romadhon.
(المرسلة)Artinya adalah berhembus dengan cepat. Digambarkan demikian karena kedermawanan Rasulullah lebih cepat dari hembusan angin. Dan kedermawanan Rasulullah selalu ada sebagaimana hembusan angin yang selalu ada pula.ا

Dari kitab AL TARGHIB wa AL TARHIB

Senin, 17 September 2018

Tasu'ah dan Asyurah serta Fadhilahnya

Dalil Puasa Tasu'ah dan Asyura
Serta Fadilahnya



Puasa Tasu'ah dan Asyurah yaitu puasa yang dilakukan pada Tgl 9 dan 10 Muharrom, kebetulan Tahun 1440 H. ini bertepatan dengan Hari Rabo dan Kamis Tgl 19 dan 20 September 2018.

Tulisan ini tidak lain hanya sebagai pengingat, agar supaya kita tidak lupa untuk menjalankanya, dan mampu menjawab jika ada pertanyaan seputar puasa dihari tersebut.
Dibawah ini adalah Hadith Nabi SAW. yang menjelaskan tentang disyariatkanya Puasa tasu'ah dan Asyurah serta fadhilah yang ada didalamnya.
 ﻋَنْ عاﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲ ﷲ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻮْم ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﺗَﺼُﻮﻣُﻪُ ﻗُﺮَﻳْﺶٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﷲ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻪَُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺼُﻮﻣُﻪُ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﺪِﻡَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔَ ﺻَﺎﻣَﻪُ ﻭَﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺼِﻴَﺎﻣِﻪ
“Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”
ﻗَﺪِﻡَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍلله ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔَ ﻓَﺮَﺃَﻯ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﺗَﺼُﻮﻡُ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻡٌ ﺻَﺎﻟِﺢٌ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻡٌ ﻧَﺠَّﻰ ﺍﻟﻬُﻞ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ﻣِﻦْ ﻋَﺪُﻭِّﻫِﻢْ ﻓَﺼَﺎﻣَﻪُ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺷُﻜْﺮًﺍ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺃَﺣَﻖُّ ﺑِﻤُﻮﺳَﻰ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻧَﺤْﻦُ ﻧَﺼُﻮْﻣُﻪُ ﺗَﻌْﻈِﻴْﻤًﺎ ﻟَﻪُ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya :”Apa ini?” Mereka menjawab :”Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur. Maka beliau Rasulullah menjawab :”Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.”
Dua hadits ini menunjukkan bahwa suku Quraisy berpuasa pada hari Asyura di masa jahiliyah, dan sebelum hijrahpun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukannya. Kemudian sewaktu tiba di Madinah, beliau temukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu, maka Nabi-pun berpuasa dan mendorong umatnya untuk berpuasa.
Diriwayatkan pada hadits lain.
ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻡُ ﺍﺳْﺘَﻮَﺕْ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴﻨَﺔُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺠُﻮﺩِﻱِّ ﻓَﺼَﺎﻣَﻪُ ﻧُﻮﺡٌ ﺷُﻜْﺮًﺍ ﻟِﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
“Ia adalah hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada hari itu sebagai wujud rasa syukur”
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺭَﺿِﻲ ﷲ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻮْﻡُ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﺗُﻌَﻈِّﻤُﻪُ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ ﻭَﺗَﺘَّﺨِﺬُﻩُ ﻋِﻴﺪًﺍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻬُﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺻُﻮﻣُﻮﻩُ ﺃَﻧْﺘُﻢْ
“Abu Musa berkata : “Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulllah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Puasalah kalian pada hari itu”
ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﺻَﻮْﻡِ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳُﻜَﻔِّﺮُ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟْﻤَﺎﺿِﻴَﺔَ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab : “Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin”

CARA BERPUASA DI HARI ASYURA
1. Berpuasa selama 3 hari tanggal 9, 10, dan 11 Muharram
Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Huda dan al-Majd Ibnu Taimiyyah dalam al-Muntaqa 2/2:
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻭَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﺑَﻌْﺪَﻩُ
“Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya.”
Dan pada riwayat ath-Thahawi menurut penuturan pengarang Al-Urf asy-Syadzi:
ﺻُﻮﻣُﻮﻩُ ﻭَﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﺃَﻭْ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻭَ ﻻَ ﺗُﺸَﺒِّﻬُﻮَﺍ ﺑِﺎﻟْﻴَﻬُﻮْﺩِ
“Puasalah pada hari Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi.”
Namun di dalam sanadnya ada rawi yang diperbincangkan. Ibnul Qayyim berkata (dalam Zaadud Ma’al 2/76):”Ini adalah derajat yang paling sempurna.” Syaikh Abdul Haq ad-Dahlawi mengatakan:”Inilah yang Utama.”
Ibnu Hajar di dalam Fathul Baari 4/246 juga mengisyaratkan keutamaan cara ini. Dan termasuk yang memilih pendapat puasa tiga hari tersebut (9, 10 dan 11 Muharram) adalah Asy-Syaukani (Nailul Authar 4/245) dan Syaikh Muhamad Yusuf Al-Banury dalam Ma’arifus Sunan 5/434
Namun mayoritas ulama yang memilih cara seperti ini adalah dimaksudkan untuk lebih hati-hati. Ibnul Qudamah di dalam Al-Mughni 3/174 menukil pendapat Imam Ahmad yang memilih cara seperti ini (selama tiga hari) pada saat timbul kerancuan dalam menentukan awal bulan.

2. Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram
Mayoritas hadits menunjukkan cara ini:
ﺻَﺎﻡَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﷲ ﺻَﻠَّﻰ ﷲ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻭَﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺼِﻴَﺎﻣِﻪِ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻬِﺲ ﺇِﻧَّﻪُ ﻳَﻮْﻡٌ ﺗُﻌَﻈِّﻤُﻪُ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﷲ ﺻَﻠَّﻰ ﷲ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺻُﻤْﻨَﺎ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟﺘَّﺎﺳِﻊَ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺍﻟْﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﻮُﻓِّﻲَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻪَِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻪَُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa. Para sahabat berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.”, tetapi sebelum datang tahun depan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.”
Dalam riwayat lain :
ﻟَﺌِﻦْ ﺑَﻘِﻴﺖُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﺎﺑِﻞٍ ﻷَﺻُﻮﻣَﻦَّ ﺍﻟﺘَّﺎﺳِﻊَ
“Jika aku masih hidup pada tahun depan, sungguh aku akan melaksanakan puasa pada hari kesembilan.
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata (Fathul Baari 4/245) :”Keinginan beliau untuk berpuasa pada tanggal sembilan mengandung kemungkinan bahwa beliau tidak hanya berpuasa pada tanggal sembilan saja, namun juga ditambahkan pada hari kesepuluh. Kemungkinan dimaksudkan untuk berhati-hati dan mungkin juga untuk menyelisihi kaum Yahudi dan Nashara, kemungkinan kedua inilah yang lebih kuat, yang itu ditunjukkan sebagian riwayat Muslim”
ﻋَﻦْ ﻋَﻄَﺎﺀ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَﺎﺱٍ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻭَﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﺍﻟﺘَّﺎﺳِﻊَ ﻭَ ﺍﻟْﻌَﺎﺷِﺮَ
“Dari ‘Atha’, dia mendengar Ibnu Abbas berkata:”Selisihilan Yahudi, berpuasalah pada tanggal 9 dan 10”.

3. Berpuasa Dua Hari yaitu tanggal 9 dan 10 atau 10 dan 11 Muharram
ﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮْﺭَﺍﺀَ ﻭَﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﺃَﻭْ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻳَﻮْﻣًﺎ
“Berpuasalah pada hari Asyura dan selisihilah orang Yahudi, puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”
Hadits marfu’ ini tidak shahih karena ada 3 illat (cacat):
-. Ibnu Abi Laila, lemah karena hafalannya buruk.
-. Dawud bin Ali bin Abdullah bin Abbas, bukan hujjah
-. Perawi sanad hadits tersebut secara mauquf lebih tsiqah dan lebih hafal daripada perawi jalan/sanad marfu’
Jadi hadits di atas Shahih secara mauquf sebagaimana dalam as-Sunan al-Ma’tsurah karya As-Syafi’i no 338 dan Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar 1/218.
Ibnu Rajab berkata (Lathaiful Ma’arif hal 49):”Dalam sebagian riwayat disebutkan atau sesudahnya maka kata atau di sini mungkin karena keraguan dari perawi atau memang menunjukkan kebolehan….”
”Dan ini adalahl akhir perkara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dahulu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka menyocoki ahli kitab dalam hal yang tidak ada perintah, lebih-lebih bila hal itu menyelisihi orang-orang musyrik. Maka setelah Fathu Makkah dan Islam menjadi termahsyur, beliau suka menyelisihi ahli kitab sebagaimana dalam hadits shahih. Maka ini (masalah puasa Asyura) termasuk dalam hal itu. Maka pertama kali beliau menyocoki ahli kitab dan berkata :”Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian (Yahudi).”, kemudian beliau menyukai menyelisihi ahli kitab, maka beliau menambah sehari sebelum atau sesudahnya untuk menyelisihi ahli kitab.”
Ar-Rafi’i berkata (at-Talhish al-Habir 2/213) :”Berdasarkan ini, seandainya tidak berpuasa pada tanggal 9 maka dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 11″

4. Berpuasa pada 10 Muharram saja
Al-Hafidz berkata (Fathul Baari 4/246) : ”Puasa Asyura mempunyai 3 tingkatan, yang terendah berpuasa sehari saja, tingkatan diatasnya ditambah puasa pada tanggal 9, dan tingkatan diatasnya ditambah puasa pada tanggal 9 dan 11. Wallahu a’lam.”

Fadhilah Hari Asyura'

FADHILAH membantu orang lain.
ﻣَﻦْ ﻭَ ﺳَّﻊَ ﻋَﻠَﻰ ﻋِﻴَﺎﻟِﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮْﺭَﺍﺀَ ﻭَﺳَّﻊَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺳَﺎﺋِﺮَ ﺳَﻨَﺘِﻪِ
“Barangsiapa memberi kelonggaran pada keluarganya pada hari Asyura, niscaya Allah akan memberikan kelonggaran kepadanya sepanjang tahun”.

FADHILAH mandi dan bersuci
dikatakan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu secara marfu.
مَنْ اﻏْﺘَﺴَﻞَ ﻭَ ﺗَﻄَﻬَّﺮَ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺎﺷُﻮْﺭَﺍﺀَ ﻟَﻢْ ﻳَﻤْﺮَﺽْ ﻓِﻲ ﺳَﻨَﺘِﻪِ ﺇِﻻَّ ﻣَﺮَﺽَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ
“Barangsiapa mandi dan bersuci pada hari Asyura maka tidak akan sakit di tahun itu kecuali sakit yang menyebabkan kematian”.

FADHILAH memakai ISMID
ِﻣَﻦِ ﺍﻛْﺘَﺤَﻞَ ﺑِﺎﻹِﺛْﻤِﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮْﺭَﺍﺀَ ﻟَﻢْ ﺗَﺮْﻣَﺪْ ﻋَﻴْﻨُﻪُ ﺃَﺑَﺪًﺍ
“Barangsiapa bercelak dengan batu ismid di hari Asyura maka matanya tidak akan pernah sakit selamanya”
Hadith tentang Fadhilah hari Asyura' walaupun  beberapa ulama' ada yang mengatakan bathil dan adapula yang mengatakan maudlu' tapi menurut hemat kami jika tidak bertentangan dengan syari'at, tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal ataupun mewajibkan yang sunnah, maka tidak ada salahnya jika kita lakukan, jika ada yang mengatakan bid'ah. Maka yakinkan diri anda bahwa itu adalah bid'ah hasanah, bid'ah yang baik.

dari berbagai sumber
Wallahu A'lam

Kamis, 13 September 2018

Hukum Melihat dan memantau calon Isteri

Apakah diperbolehkan melihat muka dan telapak tangan calon Isteri?


عَنْ جَابِرٍ قَالَ : قال رسول ﷲ ﷺ إذا خَطَبَ عَلَيْكُمُ المَرْأَۃَ, فإنِ استَطَاع أنْ يَنْظُرَ منْهَا إلی مَا يَدْعُوْهُ إلَی نِكَاحِهَا فَالْيَفعَل . رواه أحمَدْ

ولمُسْلِمٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرۃ أنَّ النَّبِيَّ ﷺ قالَ لِرَجُلٍ تَزَوَّجَ إمْرَأَۃً : أنظَرْتَ إلَيْهَا؟ قَالَ , لاَ , قَالَ إذْهبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا
Dua hadits diatas bisa menjadi jawaban dan dapat menjelaskan tentang pentingnya melihat calon isteri bahkan dalam syarah ibanatul ahkam disebutkan bahwa melihat calon isteri sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. agar supaya tidak tertipu, dan agar supaya kita tahu bagaimana bentuk muka calon isteri..
Dalam kitab kitab fikih syafiiyyah disebutkan bahwa melihat calon isteri oleh laki2 diperbolehkan dengan catatan hanya Muka dan telapak tangan saja, tidak boleh lebih dari itu kecuali madzhab Dhahiriyyah yang mengatakan bahwa diperbolehkan bagi calon suami melihat seluruh tubuh.
Kenapa cukup Muka dan telapak tangan saja? Muka untuk kecantikan, cantik Dhohir dan batin, sedang telapak tangan menunjukkan kehalusan kulitnya, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada kitab Qurrotul Uyun.


Rabu, 12 September 2018

keutamaan Muadzin

Keutamaan Orang orang yang berprofesi sebagai Muadzin Masjid



قال عن معاويۃ رضي ﷲ عنه قال , سمعتُ رسول ﷲ صلی ﷲ عليه وسَلّم يقول :  المُوءَذِّنُوْنَ أطْوال النَّاس أعنَاقاً يَوْمَ القياَمَۃِ
الحديث رواه مسلم
"Para muadzin dihari qiyamat nanti adalah orang orang yang mempunyai leher yang panjang".

Leher panjang atau dalam bahasa arab disebut juga dengan عَطَنطی adalah simbol kecantikan seorang perempuan, bahkan disalah satu suku perempuan perempuan mereka diharuskan memiliki leher yang panjang, terbukti dengan diharuskanya mereka memakai قلادۃ kalung besi dileher mereka, semakin hari kalung tersebut semakin banyak ditambahkan ke leher perempuan perempuan tersebut dengan harapan leher mereka akan menjadi panjang.
Nah, jika leher panjang adalah harapan seorang perempuan agar terlihat cantik dihadapan lelaki di dunia.
Bagaimana dengan mereka yang nantinya diberi Allah SWT. Keutamaan di beri leher panjang di akherat, jelas hal ini merupakan keutamaan yang banyak diharapkan oleh setiap muslim, 
Pertanyaanya apakah leher panjang diakherat yang kita harapkan hanya sekedar untuk menarik lawan jenis atau hanya untuk sekedar agar kelihatan kalau kita punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Jika kita pelajari lebih dalah, di akherat nanti ada salah satu tempat yang namanya مٰحْشَر makhsyar adalah tempat menunggu setiap manusia sebelum ditimbang amal perbuatanya di ميزان Timbangan amal, dan tentu saja waktunya sangat lama sekali, jika antri di dunia saja kita tidak sabar, maka di akherat nanti dapat dipastikan orang orang tidak akan sabar, karena antrean nya bikan ratusan atau ribuan, namun antrean seluruh ummat manusia, dan antrean yang ada saat itu bukan antrean mendapatkan sembako atau hal lain yang pastinya mengasyikkan, namun antrean yang akan menjadikan kita Ahli syurga atau neraka, dengan banyaknya manusia dan penuh sesaknya manusia saat itu, dan panasnya hawa disana didukung dengan rasa takut was was maka banjir keringat tidak dapat dihindari, bagi mereka yang amal perbuatanya baik maka tinggi air keringat akan menyesuaikan, namun bagi mereka yg buruk amalnya maka mereka akan tenggelam dalam keringat tersebut, konon bau keringat disana layaknya bau nanah yang sangat sangat busuk, 
Disinilah kegunaan leher panjang yang di berikan oleh Allah kepada mereka para MUADZIN, mereka tidak akan meresakan bau busuk banjir keringat tersebut karena leher mereka akan memanjang sehingga jarak antara hidung dengan banjir keringat menjadi jauh bahkan terhalang.
Oleh sebab itu, marilah kita berlomba lomba untuk menjadi seorang MUADZIN agar keutamaan tersebut dapat kita miliki.

اللهم صلّ علی سيّدنا محمّد


Sabtu, 08 September 2018

Rahasia sujud kita

R A H A S I A  S U J U D​
​K E T I K A  S H O L A T

 ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳلم 
‏( ﺇﺫﺍ ﺃﻧﺖ ﺳﺠﺪﺕ ﻓﺄﺛﺒﺖ ﻭﺟﻬﻚ ﻭﻳﺪﻳﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﻄﻤﺌﻦ ﻛﻞ ﻋﻈﻢ ﻣﻨﻚ ﺇﻟﻰ ﻣﻮﺿﻌﻪ ‏) ﺻﻔﺔ ﺻلاۃ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ 

​1. Sujud melibatkan 5 anggota badan yang bertumpu pada bumi, yaitu :​
 - dahi,
 - hidung,
 - kedua telapak tangan,
 - lutut, dan
 - kedua ujung kaki (jari).

​2. Sujud adalah konsep:​
- merendahkan diri,
- memuji Allah SWT, dan
- memohon segala macam hajat kepada Allah swt.

​3. Sekaligus, mengikis sifat tercela:​                                                    - riya,                                                  - sombong,                                          - ujub, dan
    - takabur dan lain-lain.

​4. Dr Fidelma O'Leary, Phd Neuroscience dari St Edward's University,
 telah menjadi mu'allaf, karena mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesehatan.​

​5. *Dalam kajiannya* ditemukan bahwa ada beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah dan urat ini hanya dimasuki darah ketika manusia bersujud.​

​6. Tetapi urat saraf ini hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja,yaitu pada waktu-2 sholat yang telah ditetapkan (subuh, zuhur, asar, maghrib dan Isya').​

​SubhanAllah...​

​7. Jadi, siapa yang tidak solat maka urat ini tidak menerima darah sehingga otaknya tidak berfungsi secara normal.​

​8. Salah satu indikasinya adalah timbul macam-macam gejala sosial di masyarakat yg tidak solat saat ini.​

​9. Karena letak otak di atas jantung, maka kata Prof Hembing, jantung hanya mampu menyalurkan 20% darah ke otak manusia, maka dibantu lagi dengan sujud yang lebih lama agar dapat menambah kekuatan aliran darah ke otak.​

​10. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Rasulullah saw, supaya kita sujud berlama-lama pada raka'at terakhir.

​11. Manfaat sujud berlama-lama ini adalah untuk :​

1. Mencegah pening,
2. Terhindar migrain,
3. Menyegarkan otak,
4. Menajamkan akal dan
fikiran (lebih sensitif),
5. Melonggarkan sistem
pernafasan,
6. Memperbaiki kandung rahim yang turun,
7. Menjaga dan menguatkan kedudukan
bayi dalam kandungan.
8. Menghindarkan kandungan sungsang dan lain lain.

​12. Dan yang menakjubkan, jika kita memperhatikan, bentuk saraf yang ada dalam otak kita berbentuk seperti orang yang sedang sujud...​

Kamis, 23 Agustus 2018

Sholat jamaah dimasjid setara dengan haji

Hadits tentang keutamaan sholat jamaah di masjid setara dengan ibadah haji
عن سيدنا أبي أمامة رضي الله عنه 
عن النبي ﷺ، قال: 
من مشى إلى صلاة مكتوبة 
في الجماعة فهي كحجة
 ومن مشى إلى صلاة تطوع 
فهي كعمرة تامة.
رواه الطبراني
وعن أبي أمامة مرفوعا. قَالَ « مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلاَةٌ عَلَى أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ ». أخرجه أبو داود: الصلاة (558)، وأحمد (5/268)، والبيهقي"الكبرى" (3/49)، والروياني" مسنده" (1186)، والطبراني" الكبير" (8/176)، وفي" الأوسط" (3262)، وابن عدي" الكامل" (2/395)، والبغوي"تفسيره" (6/50) 

اللهـم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه 

Minggu, 12 Agustus 2018

Syirik kecil yang belum banyak difahami

Kesalahfahaman kita dalam memahami makna riya'

Riya atau pamer termasuk dalam kategori akhlak madzmumah/ akhlak yang buruk, bahkan Rasulullah mengkategorikan riya' kedalam nau' atau bagian daripada SYIRIK, walau tentunya dosanya tidak seperti menyekutukan ALLAH SWT. Rasulullah SAW. Bersabda :
إنّ أخوف ما أخاف عليكم الشركُ الأصغر وهو الرِّياءُ
yang artinya : perkara yang paling aku takutkan kamu semua lakukan adalah syirik kecil, yaitu riya'
dari hadits diatas dapat kita fahami bahwa riya' termasuk dosa yang susah dimaafkan karena ia masuk kategori syirik walaupun kecil, sebagaimana firman ALLAH azza wajalla :
إن الله لاَ يغْفِرُ أنْ يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء
artinya : sesungguhnya ALLAH Tidak akan mengampuni dosa yg disebabkan dari syirik, tetapi ALLAH akan mengampuni semua dosa yang dikehendaki selain syirik.
Sampai disini kita faham bahwa pamer yang sering kita lakukan baik pamer kekayaan maupun kepandaian adalah bentuk dari riya' terlebih lagi jika yang kita pamerkan adalah amal ibadah kita maka bisa jadi masuk kategori syirik jika dalam pengerjaan ibadah tersebut kita tidak ikhlas melakukan karena ALLAH tapi malah justru karena orang lain.
Sampai disini saya yakin semua sudah faham, tetapi apakah anda tau bahwa jika anda takut melakukan sesuatu, atau malu untuk mengerjakan sesuatu karena anda takut nantinya disangka riya' maka saat itu juga ANDA telah melakukan perkara riya' hal ini harus kita fahami, dan kita fahamkan dan sampaikan ke orang lain, karena  jika tidak maka banyak sekali yang terjerumus pada perkara riya' namun iya merasa tidak melakukan riya'.

صلّوا علی النبي محمَّد

Rabu, 08 Agustus 2018

Penyebab paling banyak manusia di siksa didalam kubur

Dua Hal yang banyak dilakukan oleh manusia sehingga ia disiksa didalam kuburnya

عَنْ ابن عباس رضي ﷲ عنهما أنّ رسول ﷲ ﷺ مَرَّ بقَبرَيْنِ فقال : انَّهُمَا ليعَذّباَن وَما يُعَذّبَّانِ  فِي كَبيْر , بَلَی : إنّهُ كَبيْرٌ . أمّا أحَدُهُمَا َفكانَ يمْشِی بالنّميْمَۃ , وأمّا الأٓخَر , فكَان لا يَسْتَتِرُ منْ بَوْلهِ . رواه البخاري ومسلم

Cerita dari Abdullah bin abbas bahwa suatu ketika ia jalan jalan dengan Baginda rasul, sampai pada suatu ketika tatkala mendekati 2 kuburan rasul mendengar teriakan dari dalam kuburan tersebut, kemudian rasul menceritakanya kepada Abdullah bin Abbas bahwasanya didalam 2 kuburan ini penghuninya di siksa, dan tidaklah ia disiksa kecuali karena ia melakukan dosa besar, kemudian Rasulullah melanjutkan ucapanya dosa tersebut adalah :
1- SUKA MENGADU DOMBA
2-TIDAK TUNTAS KETIKA KENCING
Saudaraku sekalian berapa waktu yang kita buang secara percuma dengan ucapan yang terkadang secara tidak sadar telah menjadikan seseorang bermusuhan dengan yang lainya, akibat ucapan kita.
Berapa sering kita buang air kencing dan TIDAK TUNTAS.

AYO perbaiki diri kita, semoga semakin hari kita semakin baik dalam menjalankan agama kita. Amin

Keutamaan orang yang menjaga wudlu

KEKAGUMAN RASULULLAH SAW. TERHADAP SAHABAT BILAL BIN ROBBAH.

عَنْ أبِي هُريْرَۃ رضِيَ ﷲ عَنْهُ أنَّ رسُوْلَ ﷲ ﷺ قَال لبلال :حَدّثَنِي بِأرْجَی عمَلٍ عمِلتَهُ في الإسْلاَم, إنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نعليْكَ فِي الجنّۃِ قال ما عملت عمَلا أرْجَی عِندي مِن أنّي لم أتَطهَّر في ساعۃ من ليل أونهار , الاّ صَلّيْتُ بذَلِك الطهور ما كُتِبَ لِيْ أنْ أصَلّيَ . رواه البخاري و 
مسلم
Suatu ketika rasulullah terkagum kagum dengan bilal, karena rasulullah memimpikanya ada disurga dengan suara sandalnya yang khas yang amat keras, rasulullah pun bertanya bilal, apa yang membuat engkau bisa masuk surga, bilal pun menjawab, tidaklah aku melaksanakan pekerjaan yang lebih daripada yg engkau perintahkan, namun aku tidak pernah meninggalkan sholat 2 rakaat setelah aku wudlu seumur hidupku,

DARI SINI MARI KITA SELALU MENJAGA WUDLU, DAN JANGAN PERNAH MENINGGALKAN SHOLAT 2 RAKAAT BA'DAL WUDLU

Selasa, 24 Juli 2018

Hadits Hadits yang berhubungan dengan menjaga lesan

15 Hadits Pilihan tentang keharusan menjaga Lesan
الاحاديث المختارۃ عن حفظ اللسان

عن أبى هريرة عن النبي صلى الله عليه
 وسلم قال: «إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله لا يلقى لها بالا يرفع الله بها له درجات وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله لا يلقى لها بالا يهوى بها في جهنم » البخاري في الصحيح (6478

2- عن أبى هريرة أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال « أتدرون ما الغيبة ». قالوا الله ورسوله أعلم. قال « ذكرك أخاك بما يكره » قيل أفرأيت إن كان في أخي ما أقول قال « إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته وإن لم يكن فيه فقد بهته » [مسلم 4/2000 وشرح النووي على مسلم 16/142

3- عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره - ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت » سنن أبي داود (5156
 عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سُئل رسول الله صلّى الله عليه وسلّم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة قال: «تقوى الله وحسن الخلق» وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار قال: «الفم والفرجُ» [سنن الترمذي (2004) وقال الألباني حسن الإسناد

 عن أبي حذيفة عن عائشة رضي الله عنها قالت: قلت للنبي صلّى الله عليه وسلّم: حسبك من صفية كذا وكذا - تعني قصيرة - فقال: «لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر لمزجته» قالت: وحكيت له إنساناً فقال: «ما أحب أني حكيت إنساناً وأن لي كذا وكذا» [ سنن أبي داود 4/269 وعون المعبود 13/223. وانظر صحيح الجامع 5/31

- عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: «لّمّا عرج بي مررت بقوم لهم أظفار من نحاس، يخمشون وجوههم، وصدورهم، فقلت: من هؤلاء يا جبريل: قال: هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس ويعقون في أعراضهم» [ سنن أبي داود 4/269 وعون المعبود 13/223 قال الشيخ عبد القادر الأرنؤوط في تعليقه على الأذكار للنووي ص29 وهو حديث حسن. وانظر صحيح الجامع 5/51

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول
 الله صلّى الله عليه وسلّم: «المسلم أخو المسلم لا يخونه، ولا يكذبه، ولا يخذله، كل المسلم على المسلم حرام: عرضه، وماله، ودمه، التقوى هاهنا، بحسب امرئٍ من الشر أن يحقر أخاه المسلم» [ مسلم 4/1984 وأبو داود 4/273 والترمذي 4/325

- عن أبي هريرة (رضي الله عنه) قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: «لا تحاسدوا، ولا تناجشوا، ولا تباغضوا، ولا تدابروا، ولا يبع بعضكم على بيع بعض، وكونوا عباد الله إخواناً. المسلم أخو المسلم لا يظلمه، ولا يخذله، ولا يحقره، التقوى هاهنا» ويشير إلى صدره ثلاث مرات «بحسب امرئٍ من الشر أن يحقر أخاه المسلم. كل المسلم على المسلم حرام: دمه، وماله، وعرضه» مسلم 4/1986 والترمذي 4/325

- عن أبي برزة الأسلمي رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: «يا معشر من آمن بلسانه ولم يدخل الإيمانُ قلبَهُ لا تغتابوا المسلمين ولا تتَّبعوا عوراتهم؛ فإنه من اتّبعَ عوراتِهم يتّبع اللهُ عورتَهُ، ومن يتبع الله عورته، يفضحهُ في بيته» [ أخرجه أبو داود 4/270 وأحمد 4/421، 424 وانظر صحيح الجامع للأ لباني 6/308 برقم 3549

- عن المستورد بن شداد رضي الله عنه أن النبي صلّى الله عليه وسلّم قال: «من أكَلَ برجلٍ مسلمٍ أُكْلةً فإن الله يُطعِمُهُ مثلها من جهنم، ومن كُسِيَ ثوباً برجلٍ مسلمٍ فإن الله يكسوه مثله من جهنم، ومن قام برجلٍ مقام سمعةٍ ورياءٍ؛ فإن الله يقوم به مقام سُمعة ورياء يوم القيامة» [ أخرجه أبو داود 4/270 وأحمد 4/229 والحاكم وصححه ووافقه الذهبي 4/128 وانظر سلسلة الأحاديث الصحيحة 2/643 برقم 934

عن سعيد بن زيد عن النبي صلّى الله عليه وسلّم قال: «إن من أربى الرِّبا الاستطالة في عرض المسلم بغير حق» [أخرجه أبو داود 4/269 وأحمد 1/190 وانظر صحيح الجامع /442]2

عن حذيفة رضي الله عنه قال: سمعت النبي صلّى الله عليه وسلّم يقول: «لا يدخل الجنة قتات» [صحيح البخاري (6056)

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: إن محمدا صلى الله عليه و سلم قال «ألا أنبئكم ما العضة ؟ هي النميمة القالة بين الناس وإن محمدا صلى الله عليه و سلم قال إن الرجل يصدق حتى يكتب صديقا ويكذب حتى يكتب كذابا » [صحيح مسلم (2606 

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: خرج النبي صلّى الله عليه وسلّم من بعض حيطان المدينة، فسمع صوت إنسانين يعذبان، في قبريهما فقال: «يعذبان وما يعذبان في كبيرة، وإنه لكبير: كان أحدهما لا يستتر من البول، وكان الآخر يمشي بالنميمة، ثم دعا بجريدة فكسرها بكسرتين- أو اثنتين - فجعل كسرة في قبر هذا، وكسرة في قبر هذا فقال: لعله يخفف عنهما ما لم ييبسا».وفي رواية عن ابن عباس رضي الله عنهما قال مرّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم على قبرين فقال: «إنهما ليعذبان وما يعذبان في كبير: أما هذا فكان لا يستتر من بوله، وأما هذا فكان يمشي بالنميمة" ثم دعا بعسيب رطب فشقه باثنين فغرس على هذا واحدًا وعلى هذا واحدًا، ثم قال: "لعله يخفف عنهما ما لم ييبسا» [ البخاري 7/85 والبخاري مع الفتح الباري 10/469

عن عبد الرحمن بن أبى بكرة عن أبيه قال لما كان ذلك اليوم قعد على بعيره وأخذ إنسان بخطامه فقال « أتدرون أى يوم هذا ». قالوا الله ورسوله أعلم. حتى ظننا أنه سيسميه سوى اسمه. فقال « أليس بيوم النحر ». قلنا بلى يا رسول الله. قال « فأى شهر هذا ». قلنا الله ورسوله أعلم. قال « أليس بذى الحجة ». قلنا بلى يا رسول الله. قال « فأى بلد هذا ». قلنا الله ورسوله أعلم - قال - حتى ظننا أنه سيسميه سوى اسمه. قال « أليس بالبلدة ». قلنا بلى يا رسول الله. قال « فإن دماءكم وأموالكم وأعراضكم عليكم حرام كحرمة يومكم هذا فى شهركم هذا فى بلدكم هذا فليبلغ الشاهد الغائب » صحيح مسلم 4478

Diambil dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat.

Selasa, 17 Juli 2018

Pak Haji dan Bu Hajjah harus Hafal Doa ini

Setelah Sampai kerumah Jamaah Haji atau Umroh pasti Bahagia karena dapat berjumpa kembali dengan Ayah ibu, anak anak,sanak saudara famili yang telah ditinggalkan selama 40 Hari menjalankan Ibadah di Tanah Suci, selanjutnya Pak Haji dan Bu Haji harus mempersiapkan diri untuk menyambut para tamu yg akan datang kerumah, mereka biasanya meminta doa, jangan sampai kemudian ketika dimintai doa pak Haji dan Bu Haji bilang "doa sendiri sendiri aja aku yang mengamini" Kurang etis. oleh karenanya maka pak Haji dan bu Haji harus menghafalkan Doanya, kami sengaja di halaman ini memberi contoh doa yang recomended, yang biasa dibaca oleh jamaah haji ketika dimintai doa oleh para tamu :
الّلهمّ اجْعَل حجَّنَا حَجًّا مبْرُوْرا, وسَعْينَا سعْيًا مَشْكُورا , وذُنُوْبَناَ ذُنُوْبًا مَغْفُوْراً وتِجَارتَنا تِجَارَۃً لَنْ تَبوْراً
Ya Allah Jadikan Hajiku haji yang Mabrur Dan Sa'iku Sa'i yang penuh rasa Syukur, dan semoga dosa dosaku termasuk dosa yang terampuni, dan jadikan perekonomianku ekonomi yang tidak akan merugi,
Tapi jangan lupa hendaknya setiap doa dimulai dengan Hamdalah dan Sholawat agar barokah
Doa tersebut diatas bisa ditambahi dengan doa doa yang lain yang sudah pak haji dan bu haji Hafal sebelumnya, 
Semoga bermanfaat

الّلهُمَّ صلّ عَلَی سيِّدِناَ مَحَمَّدْ

Doa Recomended kepulangan Jamaah Haji atau Umroh

Setiap Jamaah Haji atau Umrah yang pulang ke rumah tentu banyak sekali orang orang yang ziarah dan bertamu kerumahnya dan rata rata tamu tersebut meminta oleh oleh dan meminta Doa terkadang kita lupa untukendoakan mereka, bahkan cenderung diantara kita lupa doa apa yang harus kita baca, oleh sebab itu kami sengaja kali ini mendatangkannya, Berikut adalah Doanya :

تَقَبَّلَ ﷲ حَجَّكَ أو عُمْرَتُكَ, وغَفَرَ ﷲ ذَنْبَكَ , واخْلَفَ عَلَيْكَ نَفَقَتُكَ
Semoga Allah SWT. menerima Haji dan Umrohmu, dan memaafkan segala dosa dosamu, serta menggantikan biaya yang telah engkau keluarkan.

setelah mendoakan Haji tersebut kita duduk ngobrol minta cerita sambil menikmati hidangan utamanya air zamzam yang telah disediakan, dan jangan lupa swbelum pulang minta didoakan semoga kita cepat dapat menyusul ke Makkah dan Madinah untuk berhaji, adapun doa yang biasa dibaca oleh orang yang datang dari Makkah akan kami ulas di halaman selanjutnya.

الّلهمّ صلّ علی محَمَّد

Do'a Recomended keberangkatan Haji dan Umroh


Labbaik Allahumma Labbaik..

Sebenarnya Banyak sekali doa yang biasa di bacakan oleh kiai ustadz ataupun muballigh dalam rangka pelepasan Jamaah Haji atau Umroh, namun kami sengaja memilih yang recomended sesuai dengan hadits Nabi Saw. Do'anya sebagai berikut:

أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

“Aku menitipkan agamamu, amanahmu dan perbuatan terakhirmu kepada Allah
sekali lagi saya bilang Recomended sebab do'a ini bersumber dari Hadits Nabi dari cucu sayyidina Umar yaitu Salim Bin Abdullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.


عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ أَبِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ إِذَا أَتَى الرَّجُلَ وَهُوَ يُرِيدُ السَّفَرَ قَالَ لَهُ ادْنُ حَتَّى أُوَدِّعَكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوَدِّعُنَا فَيَقُولُ أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
Dari Salim bin Abdillah, ia berkata, ketika seseorang yang hendak berangkat safar datang kepada Ayahku (Abdullah bin Umar), ia mengatakan, “mendekatlah padaku, aku akan mendoakanmu sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan kami (yang artinya): Aku menitipkan agamamu, amanahmu dan perbuatan terakhirmu kepada Allah” (HR. Ahmad)

Sabtu, 07 Juli 2018

Hadits hadits tentang Pernikahan

Hadits yang Berkaitan dengan     Munakahah / Pernikahan                                         
١- النكاحُ سُنَّتِي ، فمن لم يعمَلْ بسنَّتِي فليس منِّي ، وتَزَوَّجوا فإِنَّي مكاثِرٌ بكمُ الأمَمَ يومَ القيامَةِ ، ومَنْ كان ذا طَوْلٍ فلْيَنكِحْ ، ومَنْ لم يَجِدْ فعلَيْهِ بالصيامِ ، فإِنَّ الصومَ لَهُ وِجاءٌ .
الراوي: عائشة أم المؤمنين ،
التخريج : أخرجه ابن ماجه (1846) باختلاف يسير، والديلمي في ((الفردوس)) (6920) مختصراً.
٢- جاء رجلٌ إلى رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فقال: يا رسولَ اللهِ إنِّي أصَبْتُ امرأةً ذاتَ حسبٍ وجمالٍ ولكنَّها لا تلِدُ أفأتزوَّجُها ؟ فنهاه ثمَّ أتاه الثَّانيةَ فقال مثلَ ذلك فنهاه ثمَّ أتاه الثَّالثةَ فقال مثلَ ذلك فقال صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ( تزوَّجوا الوَدودَ الوَلودَ فإنِّي مُكاثِرٌ بكم ) .
الراوي: معقل بن يسار المحدث: ابن حبان - المصدر: صحيح ابن حبان - الصفحة أو الرقم: 4056 
خلاصة حكم المحدث: أخرجه في صحيحه
٣- تُنكَحُ المرأةُ لأربَعٍ : لمالِها ولحَسَبِها وجَمالِها ولدينها، فاظفَرْ بذاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَداكَ .
الراوي: أبو هريرة المحدث: البخاري - المصدر: صحيح البخاري - الصفحة أو الرقم: 5090 
خلاصة حكم المحدث: [صحيح] 
التخريج : أخرجه البخاري (5090)، ومسلم (1466)
٤- استوصُوا بالنِّساءِ خيرًا ؛ فإنَّ المرأةَ خُلِقَتْ من ضِلَعٍ ، وإنَّ أعْوجَ شيءٍ في الضِّلَعِ أعْلَاهُ ؛ فإنْ ذهبْتَ تُقِيمُهُ كسرْتَهُ ، وإنْ تركتَهُ لمْ يزلْ أعوَجَ ؛ فاسْتوصُوا بالنِّساءِ خيرًا .
الراوي: أبو هريرة 
التخريج : أخرجه البخاري (5186)، ومسلم (1468) باختلاف يسير.
٥- أنَّ الرِّجالَ استأذَنوا رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في ضربِ النِّساءِ فأذِن لهم فضرَبوهنَّ فبات فسمِع صوتًا عاليًا فقال: ما هذا ؟ قالوا: أذِنْتَ للرِّجالِ في ضربِ النِّساءِ فضرَبوهنَّ فنهاهم وقال: ( خيرُكم خيرُكم لأهلِه وأنا مِن خيرِكم لأهلي ) .
الراوي: عبدالله بن عباس المحدث: ابن حبان - المصدر: صحيح ابن حبان - الصفحة أو الرقم: 4186 
خلاصة حكم المحدث: أخرجه في صحيحه
٦- خيرُكم خيرُكم لأَهلِه ، وأنا خيرُكم لأَهلي .
الراوي: عائشة أم المؤمنين المحدث: أبو نعيم - المصدر: حلية الأولياء - الصفحة أو الرقم: 7/157 
خلاصة حكم المحدث: تفرد به الفريابي عن الثوري 
التخريج : أخرجه الترمذي (3895) مطولاً، والدارمي (2260)، وابن أبي الدنيا في ((مداراة الناس)) (154) واللفظ له
٧- خيرُ النِّساءِ امرأةٌ إذا نظرتَ إليها سرَّتكَ ، وإذا أمرتَها أطاعتْكَ ، وإذا غِبتَ عنها حفِظتْكَ في نفسِها ومالِكَ . ثمَّ قرأَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ هذِهِ الآيةَ الرِّجالُ قوَّامونَ علَى النِّساءِ إلى آخرِها .
الراوي: أبو هريرة المحدث: أحمد شاكر - المصدر: عمدة التفسير - الصفحة أو الرقم: 1/500 
خلاصة حكم المحدث: [أشار في المقدمة إلى صحته]
٨- خيرُ النساءِ امرأةٌ إذا نظرتَ إليها سرتْكَ وإذا أمرتَها أطاعتْكَ وإذا غِبتَ عنها حفِظتْكَ في نفسِها ومالِك .
الراوي: أبو هريرة المحدث: البزار - المصدر: البحر الزخار المعروف بمسند البزار - الصفحة أو الرقم: 15/175 
خلاصة حكم المحدث: لا نعلمه يروى عن أبي هريرة إلا من هذا الوجه بهذا الإسناد
٩- كنتُ مع عبدِ اللهِ ، فلَقِيَه عثمانُ بمنًى ، فقال : يا أبا عبدِ الرحمنِ ، إن لي إليك حاجةً ، فخَلَوَا ، فقال عثمانُ : هل لك يا أبا عبدِ الرحمنِ في أن نُزَوِّجَك بكرًا، تُذَكِّرُك ما كنتَ تَعْهَدُ ؟ فلما رأى عبدُ اللهِ أن ليس له حاجةٌ إلى هذا أشارَ إليَّ ، فقال : يا علقمةُ ، فانتَهَيْتُ إليه، وهو يقولُ : أما لَئِنْ قلتِ ذلك، لقد قال لنا النبيُّ صلى الله عليه وسلم: يا معشرَ الشبابِ، مَن استطاع منكم الباءةَ فلْيَتَزَوَّجْ، ومَن لم يَسْتَطِعْ فعليه بالصومِ فإنه له وجاءٌ . .
الراوي: عبدالله بن مسعود المحدث: البخاري - المصدر: صحيح البخاري - الصفحة أو الرقم: 5065 
خلاصة حكم المحدث: [صحيح]
١٠- تزوجتُ ، فقالَ لي رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : ( مَا تَزَوَّجْتَ ) . فقلتُ : تزوَّجتُ ثيِّبًا ، فقالَ : ( ما لكَ وللعذَارَى ولِعَابِها ) فذكَرتُ ذلكَ لعمرِو بنِ دينارٍ ، فقالَ عمرٌو : سمعتُ جابرَ بنَ عبدِ اللهِ يقولُ : قالَ لي رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : ( هلَّا جاريةً تُلاعِبُهَا وتُلاعِبُكَ ) . .
الراوي: جابر بن عبدالله المحدث: البخاري - المصدر: صحيح البخاري - الصفحة أو الرقم: 5080 
خلاصة حكم المحدث: [صحيح] 
التخريج : أخرجه البخاري (5080) واللفظ له، ومسلم (715)
١١- أنَّ ناسًا من أصحابِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ قالوا للنبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : يا رسولَ اللهِ ! ذهب أهلُ الدُّثورِ بالأجورِ . يُصلُّون كما نصلي . ويصومون كما نصومُ . ويتصدقون بفضولِ أموالهم . قال : " أو ليس قد جعل اللهُ لكم ما تَصدَّقون ؟ إنَّ بكل تسبيحةٍ صدقةٌ . وكل تكبيرةٍ صدقةٌ . وكل تحميدةٍ صدقةٌ . وكل تهليلةٍ صدقةٌ . وأمرٌ بالمعروفِ صدقةٌ . ونهيٌ عن منكرٍ صدقةٌ . وفي بضعِ أحدكم صدقةٌ " . قالوا : يا رسولَ اللهِ ! أياتي أحدنا شهوتَه ويكون لهُ فيها أجرٌ ؟ قال : " أرأيتم لو وضعها في حرامٍ أكان عليه فيها وزرٌ ؟ فكذلك إذا وضعها في الحلالِ كان لهُ أجرًا " . .
الراوي: أبو ذر الغفاري المحدث: مسلم - المصدر: صحيح مسلم - الصفحة أو الرقم: 1006 
خلاصة حكم المحدث: صحيح
١٢- التمسوا الرزقَ بالنكاحِ .
الراوي: عبدالله بن عباس المحدث: محمد بن محمد الغزي - المصدر: إتقان ما يحسن - الصفحة أو الرقم: 1/105 
خلاصة حكم المحدث: [له شاهد] 
التخريج : أخرجه الثعلبي في ((التفسير )) (7/ 95)،والواحدي في ((التفسير البسيط)) (16/ 229)
١٣- كانَ إذا رَفَّأ الإنسانَ إذا تزوَّجَ قالَ : باركَ اللهُ لكَ و باركَ عليكَ ، و جمعَ بينَكُما في خيرٍ .
الراوي: أبو هريرة المحدث: الألباني - المصدر: صحيح الجامع - الصفحة أو الرقم: 4729 
خلاصة حكم المحدث: صحيح 
التخريج : أخرجه أبو داود (2130)، والترمذي (1091)، وأحمد (8957) واللفظ لهم، وابن ماجه (1905) باختلاف يسير.