Makna Sukses dalam Islam
Sahabat gudang da'i yang dirahmati Allah SWT,Setiap manusia tentunya ingin meraih kesuksesan. Islam adalah agama yang menuntun umatnya untuk menjadi orang-orang yang sukses. Tidak hanya sukses di dunia namun juga sukses di akhirat. Untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat itu, Allah Azza wa Jalla juga telah memberikan petunjuk yang lengkap yaitu Al-Qur’an...
Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses. Ternyata sukses menurut manusia berbeda dengan sukses menurut Allah Azza wa Jalla. Jika manusia mendapatkan harta dunia yang berlimpah, rumah megah, mobil mewah, apapun keinginan serba mudah, tentu bukan hanya itu ukuran sukses menurut Islam. Artinya, sungguh rugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses dalam kehidupan di dunia, tapi ternyata ia termasuk orang yang gagal. Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah Azza wa Jalla dalam kitab-Nya, Al-Qur’an. Ibnul Jauzi dalam kitab _Shaidul Khatir_ menegaskan, barangsiapa yang merenungi akibat dari kehidupan dunia, niscaya ia akan hati-hati mengarunginya. Dan siapa yang meyakini panjangnya perjalanan akhirat maka ia akan mempersiapkan bekal perjalanan tersebut...
Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.”
(QS. Thaha: 131)
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها
“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.”
(HR. Bukhari, Muslim)
Saudaraku,Pesona dunia realitanya sanggup menenggelamkan iman dan menjadikannya sosok manusia kufur. Tak sedikit orang yang awalnya begitu kokoh keislamannya berubah arah hidupnya, bahkan rela menjual akhiratnya demi kebahagiaan semu yang sementara. Para _salafuna ash-shalih_ pun sering khawatir dengan ujian dunia, mereka banyak memberi nasihat berharga agar manusia selamat dari tipu daya dunia...
Dari Mush’ab bin ‘Umair, seorang Tabi’in dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya lagi, seorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi)
Saudaraku,Di dunialah kita bisa merancang konstruksi rumah surga, karena habitat asli seorang Mukmin adalah jannah. Sesukses apapun kita di dunia, atau sekaya dan sekuasa apapun manusia, ia akan kembali akhirat. Sangat merugilah orang yang terbuai fatamorgana dunia dan menjadikan visi hidupnya bahwa dunia adalah segalanya. Jadikanlah dunia sebagai orientasi menuju akhirat.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya tanpa berniat yang lain selain meraih ridha-Nya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar