Sabtu, 31 Mei 2025

Jangan Lupa Tugas Kita

TUGAS KITA MENYALAKAN LENTERA, BUKAN MENGUTUK KEGELAPAN

Sobat, Pertarungan antara yang haq dan yang bathil berikut para pengusung dan pembela masing-masing adalah sebuah kemestian hidup. Sebab, keduanya bertolak belakang, tidak mungkin berkumpul satu sama lain melainkan saling berusaha mengenyahkan yang lain. Berpegang kepada salah satunya, mesti akan meninggalkan yang lain, dan itu kepastian. Paling tidak, akan melemahkan yang ditinggalkan atau ditolak.

Seandainya terlihat "kerukunan" antara yang _haq_ dan yang _bathil_ tanpa ada perseteruan dan pertikaian di antara para pembela dan pengusungnya, boleh jadi karena ada sebab tertentu. Di antaranya ialah karena kelemahan para pengusung dan pembela masing-masing ( _al-haq_ dan _al-bathil_) ini, atau ketidaktahuan para pengikut masing-masing tentang hakikat dari kebenaran atau kebathilan yang mereka perjuangkan, berikut konsekuensinya, sehingga melemahkan pengaruh kebathilan dan kebenaran itu pada pihak yang membela dan mengusungnya.

Walau bagaimanapun _al-haq_ ialah semua bentuk ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sedangkan _al-bathil_ adalah semua bentuk ketaatan kepada syaitan. Oleh karena itu, keduanya tidak mungkin dapat bersatu selama-lamanya.

Sobat, Betapapun banyaknya dan menariknya keadaan kebathilan, dia pasti lenyap. Itu semua adalah _sunnatullah_ yang tidak mungkin berubah. Berbagai syubhat dan kerancuan berpikir, seindah apa pun menghiasi sebuah kebathilan, pasti akan tersingkap kepalsuannya...

Sobat, Allah Azza wa Jalla berfirman:

 وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah kamu mencampur-adukkan kebenaran dengan kebathilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 42)

Larangan ini merupakan larangan yang besar dan serius. Hal ini karena hak menentukan halal dan haram adalah ketentuan Allah Azza wa Jalla dan hak-Nya semata-mata. Karena itu Allah Azza mengecam mereka yang mencampur-adukkan antara yang haq dan yang bathil, antara ketaatan dan kemaksiatan, antara kebenaran dan kebohongan. Sebab dengan cara-cara itulah dan tangan-tangan kotor mereka itulah menyebabkan hukum Allah Azza wa Jalla bercampur aduk antara larangan dan suruhan.

Sobat, Dililihat dari sisi bahasa, kata تَلْبِسُواْ ( talbisuu) bisa berasal dari kata _la-bi-sa_ (memakai) atau la-ba-sa (mengacaukan, menyamarkan) atau al-ba-sa (memakaikan).

Kalau dipadukan bisa menjadi: “Memakai pakaian kebenaran ( al-haq) untuk menutupi tubuh aslinya yang salah ( al-bathil)

Maka, orang yang membantu, setuju atau membiarkan tindakan ini disebut memakaikan pakaian kebenaran ( _al-haq_) kepada kebathilan ( _al-bathil_). Baik yang memakai ataupun yang memakaikan pakaian kebenaran ( _al-haq_) kepada kebathilan ( _al-bathil_) punya andil yang sama di dalam mengacaukan pandangan masyarakat tentang yang benar...

Sobat,Tugas kita menyalakan lentera, bukan mengutuk kegelapan. Jika kita berada pada situasi dan kondisi di mana kebenaran ditutupi dan dibenamkan oleh kebatilan, maka tugas kitalah menyalakan lentera agar nampak jelas mana yang benar dan mana yang batil. Tidak sekedar mengutuknya, karena tidak akan merubah keadaan...

Semoga kita dapat mengetahui dan mengikuti yang benar adalah benar, dan berlindung dari yang salah adalah salah,


اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikanlah kami kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kepada kami yang bathil itu bathil dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa memegang teguh kebenaran dan menjauhkan diri dari kebathilan untuk meraih ridha-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar