Rabu, 22 Maret 2017

Cara Iblis Merusak Ummat Manusia

HIKMAH PAGI INI..  *► Percakapan Iblis Dengan Anak Buahnya "Jika Ingin Merusak Sebuah Keluarga, Rusaklah Dulu Ibunya" Renungan Bagus nih untuk Para Ibu ◄*

*Waktu rasanya begitu cepat sementara saya melihat diri saya tidak mencapai apapun, saya minder dengan ibu-ibu yang lain.*

*Saya merasa tidak bahagia, rasanya hanya berputar-putar di rutinitas yang sama setiap harinya, di rumah hati selalu tidak tenang, anak selalu gak nurut, suami suka asik di luar rumah"*

*Pernah terjebak situasi seperti ini, perlu  di perhatikan untuk ibu-ibu ketika hati sudah tidak tenang dan risau, disitulah mulai bisikan jin merasuki hati.*

*Seperti nasehat yang dikiaskan dalam bentuk sebuah narasi antara iblis dan syetan untuk menghancurkan setiap rumah tangga.*

*Jika Kau Ingin Merusak Sebuah Keluarga, Rusaklah Dulu Ibunya*

*Beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa* *lemah dan habis energi.*
*Jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya.*

*Biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya.*

*Setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri.*
*Sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki.*

*Buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga.*
*Jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya.*

*Gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anaknya, dari suaminya.*

*Goda lisannya untuk berkata kasar, hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura surga dalam rumah.*

*Dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang IBU.*

*Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu.*

*Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya setan.*
*Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu.*

*Jangan biarkan setan mengambil itu, Jika kau lelah, rehatlah. Jika kau lelah, berbagilah.*

*Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri, jika kau pandai menghargai dirimu.*

*Ringankan tugasmu bu, jangan menekan dirimu terlalu keras. Sesekali tak masalah rumahmu kotor tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan.*

*Jangan terjebak dalam waktumu bu, sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya.*

*Rehatlah...*
*Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri.*

*Sekedar menepi, menepilah...*
*Beri waktu untuk dirimu sendiri.*

*Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya, betapa manisnya keceriaan anak-anakmu, betapa bertanggungjawabnya suamimu.*

*Rasakan pelukannya, ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya.*

*Kau berharga ibu, jangan pernah lupakan itu.*

*Tapi saat mendengar masalah orang lain, kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah.*

*Jika kita melihat peran ini sebagai beban, maka kita hanya akan sampai pada titik lelah.*

*Jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas, kita tidak akan menemukan intinya.*

*Reward yourself mom, sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu.*

*Jangan biarkan setan merusak bahagia dengan mengambil rasa SABAR dan SYUKURMU. Karena dari bahagiamu, tercipta ketahanan sebuah keluarga.*

*Selamat beraktivitas sebagai Ibu dan Istri yang HEBAT.*
*Selalu ada BAHAGIA di segala cuaca.*

*Dzikir ini ringan, pasti mudah kita amalkan. Ini adalah rangkaian dari kajian Riyadhus Sholihin dari Kitab Al-Adzar.*

*(Hadits no. 1408) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,*

*كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ*

*“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).” (HR. Bukhari, no. 6682 dan Muslim, no. 2694)*

*Wahai saudariku muslimah, renungkanlah! Betapa pentingnya berdzikir untuk ketenangan hati tentu juga berpahala besar untuk ibu rumah tangga yang tinggal di rumah.*

*Betapa banyak pula tugas-tugas mulia yang bisa dilakukan di dalam rumah. Melaksanakan ibadah di rumah, mengurus rumah tangga, mendidik anak menjadi genarasi shalih dan shalihah, semoga bermanfaat.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar