اَلْحَمْـدُ للهِ الَّذِى اَمرَ عِباَده عَلَى
الصّلَواةِ التَّوَجُّه اِلَى بَيْتِ اللهِ الْحَــــرَام
اَشْهَـدُ اَنْ لاَاِلَــهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْــدَهُ لاَشَـــرِيْكَ لَهُ المَلِكُ العَــــلاَّم
وَاَشْهَــــدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّـدًا عَـبْـدُهُ
وَرَسُوْلُــــهُ سَـيِّـدُ الاَنَام
صَــلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَــحْبِهِ وَسَــــــــــــلَّم
اَمَّابَعْدُ:فَاُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَ المَسْجِدِ الْحَرَام
Masjid
Al-Aqsha menjadi tempat suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram di Makkah
dan Masjid Nabawi di Madinah. Hal ini juga diakui oleh Karen Armstrong dalam
bukunya yang berjudul Jerusalem; Satu Kota Tiga Iman.
Sebelum melaksanakan Mi'raj (naik ke langit),
Rasulullah SAW melaksanakan shalat sunnat di masjid Al-Aqsha. Selain itu,
masjid Al-Aqsha juga pernah menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya
datang perintah Allah kepada Rasulullah SAW untuk menghadap kiblat ke Baitullah
(ka'bah) di Makkah.
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا
وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ
الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ
Tentu
menjadi sebuah pertanyaan besar, baik di kalangan umat Islam maupun umat lainnya,
mengapa Rasulullah SAW justru melaksanakan Mi'raj dari Masjid Al-Aqsha? Mengapa
tidak di Masjidil Haram? Mengapa saat melaksanakan shalat itu dulunya
Rasulullah SAW menghadap ke Baitul Maqdis (Al-Aqsha)? Dan tentunya masih banyak
pertanyaan lainnya.
Oleh karena itu, teramat penting bagi umat Islam
untuk mengetahui hal tersebut. Dalam beberapa keterangan disebutkan, ketika
Allah memerintahkan perintah shalat dan menghadap ke Masjid Al-Aqsha, hal itu
dimaksudkan agar menghadap ke tempat yang suci, bebas dari berbagai macam
berhala dan sesembahan.
Ketika itu, kondisi Masjid Al-Haram yang merupakan
tempat keberangkatan Isra dan Mi'raj, belum berupa bangunan masjid. Sebab, kala
itu masih dipenuhi berhala-berhala yang jumlahnya mencapai 309 buah dan
senantiasa disembah oleh orang Arab sebelum kedatangan Islam. Sehingga, dibawah
dominasi kekufuran seperti itu, Rasulullah SAW belum bisa menunaikan ibadah
shalat di tempat tersebut.
Selain itu, bila Rasulullah SAW saat itu
melaksanakan shalat dengan menghadap ke Masjid Al-Haram, maka hal itu akan
menjadi kebanggaan bagi kaum kafir quraisy bahwa Rasulullah SAW seolah mengakui
berhala-berhala mereka sebagai tuhan. Inilah salah satu hikmah diperintahkannya
shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis (Al-Aqsha).
Dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 142, Allah SWT
menjelaskan mengapa perpindahan kiblat itu dilakukan. Sewaktu Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah, sekitar 16-17 bulan setelah hijrah itu, Allah memerintahkan
Rasulullah untuk menghadapkan wajahnya ke masjidil Haram (Ka'bah).
Perpindahan ini dimaksudkan, bahwa ibadah shalat itu
bukan semata-mata menghadap ke masjid al-Haram atau Al-Aqsha sebagai tujuan,
melainkan menghadapkan diri pada Allah. Dan adapun ka'bah adalah sebagai
pemersatu umat Islam dalam menentukan arah kiblat.
Sama seperti Al-Aqsha yang juga belum berupa
bangunan masjid (ketika itu), dan al-Shakhra masih berupa gundukan tanah yang
dipenuhi dengan debu. Adapun hikmah dibalik penyebutan Allah terhadap Al-Haram
dan Al-Aqsha sebagai masjid (sebagaimana surah al-Isra` [17] ayat 1), adalah
untuk menunjukkan pada umat Islam bahwa semua itu merupakan mukjizat yang akan
datang dan terwujud seiring dengan berjalannya waktu sebagaimana sekarang ini,
keduanya telah menjadi Masjid.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Istiqbal Alqiblah adalah Syarat Sahnya Sholat, , Allah
SWT Berfirman :
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا
كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu ke arah
Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu
Syarat sah salat dalam Mazhab Syafi'i sebagaimana
disebutkan dalam Kitab Matan Abi Suja' ada lima:
1.Thaharah badan dari hadas dan najis.
2.Menutup aurat dengan pakaian yang suci.
3.Melaksanakan salat di tempat suci.
4.Mengetahui masuknya waktu sholat
5. Menghadap kiblat
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah
Maka barang siapa melaksanakan sholat akan tetapi
tidak menghadap kiblat maka sholatnya tidak Sah, kecuali
1-
Orang yang solat dalam keadaan Takut seperti saat
perang dll
2-
Orang yang sedang melaksanakan sholat sunnah diatas
kendaraan
Hal ini dinyatakan oleh Imam Abu Ishak Ibrahim bin Ali bin
Yusuf al-Fairuzzabadi al-Syairazi dalam Al-Muhadzdzab fi Fiqh al-Imam
al-Syafi’i (Damaskus: Dar al-Qalam, 1992), juz I, hal. 129:
إستقبال القبلة شرط في صحة الصلاة إلا في
حالتين في شدة الخوف وفي النافلة في السفر
Begitu pentingnya Menghadap Qiblat dalam Sholat sehingga
sah dan tidaknya ditentukan dengannya, sehingga banyak sekali para Takmir
sebelum membuat masjid mereka mendatangkan Ahlinya ( falak) untuk menentukan
Kiblat,
dan bagi Bapak bapak sekalian yang terlanjur membuat
mushola dirumahnya tanpa menentukan kiblat yang akurat Maka Hari ini adalah
Hari yang Tepat untuk menentukan nya sebab Hari um'at, 28 Mei 2021 Pukul 16:18
WIB Yaumu Roshdil Qiblah atau dalam istilah lainnya disebut Istiwaul A’dhom atau
QIBLAT Day. adalah waktu saat posisi MATAHARI TEPAT DI ATAS KA'BAH Peristiwa
QIBLAT day ini sangat cocok digunakan untuk mengkoreksi arah kiblat masjid,
musholla atau rumah tinggal dengan akurasi yang cukup tinggi dan mudah
melakukannya. Karena pada saat itu, seluruh bayangan benda yang tegak lurus
pasti mengarah ke arah Ka'bah tanpa harus menggunakan kompas atau alat
lainnya.Mari kita manfaatkan momentum ini untuk mengkoreksi kembali arah kiblat
kita bila sebelumnya belum pernah diukur secara cermat
Masyiral Muslimin Rahimakumullah, Demikian Hutbah
singkat yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita sekalian
أقول قولي هذا فاستغفروا إنه هو الغفور
الرحيم .......
_____======_____
حَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى
بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar