Jumat, 07 Juni 2019

Ketupat | Sejarah Ketupat dan Lepet ditanah jawa

SEJARAH KETUPAT

Bismillahirrohmanirrohim,
Luangkan sejenak waktu untuk membaca, agar tidak salah faham,apalagi mempunyai pemahan yang salah!

Dikisahkan yang pertama kali memperkenalkan ketupat pada masyarakat Jawa adalah Sunan jogo kali (alias Sunan Kalijaga)

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu
bakda Lebaran dan
bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus.
Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari :
NGAKU LEPAT dan LAKU PAPAT.
Ngaku lepat artinya MENGAKUI KESALAHAN.
Laku papat artinya EMPAT TINDAKAN.

NGAKU LEPAT.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat
(mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua,
bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

LAKU PAPAT.

1. LEBARAN.
2. LUBERAN.
3. LEBURAN.
4. LABURAN.

LEBARAN
Sudah usai,
menandakan berakhirnya waktu puasa.

LUBERAN
Meluber atau melimpah,
ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

LEBURAN
Sudah habis dan lebur.
Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis
karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

LABURAN
Berasal dari kata labur,
dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air
maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus JANUR ?
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat HATI manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti
KUPAT YANG DIBELAH,
pasti isinya putih bersih,
hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa?
Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur).

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita KUBUR/TUTUP YANG RAPAT.
Jadi setelah ngaku lepet,
meminta maaf,
menutup kesalahan yang sudah dimaafkan,
jangan diulang lagi,
agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET
________________________________
Ingat...!
ingin belajar ilmu agama dengan kyai/ustad/guru yang mempunyai sanad dan keilmuan yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar