Sabtu, 22 Desember 2018

Peringatan hari ibu perlukah?

TIADA HARI TANPA HARI IBU

Di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother's Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei.

Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Di Indonesia Hari Ibu dirayakan 22 Desember. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari Ibu di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.

Di dalam Islam menghormati dan memuliahkan orang tua terutama Ibu tidak hanya tanggal-tanggal tertentu. Pada hakekatnya setiap hari adalah hari ibu, tiada hari tanpa hari ibu. Islam sangat menjunjung tinggi peran orang tua.

Berbakti kepada orang tua adalah perintah agama sebagaimana firman Alloh di dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhan-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya”

Dan kasihanilah keduanya sebagaimana firman Alloh di dalam Al-Qur’an

وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

Walaupun Al-Qur’an memerintahkan berbakti kepada kedua orang tua, baik kepada ibu maupun ayah, namun kedudukan ibu lebih utama daripada ayah, sebagaimana sabda Nabi Shollallohu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi rodhiallohu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

Wahai Rosululloh, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?
Nabi menjawab: Ibumu.
Lalu siapa lagi?
Nabi menjawab: Ibumu.
Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu.
Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya

Saking mulia dan utamanya seorang ibu surgpun diibaratkan dibawah telapak kaki ibu sebagaimana hadits

ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺗﺤﺖ ﺃﻗﺪﺍﻡ ﺍﻷﻣﻬﺎﺕ
“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”

Yakni selalu mentaatinya akan menjadikan sebab dekatnya seseorang untuk memasuki surga. Maksud dari hadis tersebut adalah ukuran dalam berbakti dan khidmah pada ibu bagaikan debu yang berada di bawah telapak kiki mereka, mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan sendiri dan memilih berbakti pada mereka daripada berbakti pada setiap hamba-hamba Allah lainnya karena merekalah yang rela menanggung beban penderitaan kala mengandung, menyusui serta mendidik anak-anak mereka

اللهم ارحم أمي كما رحمتني صغيرا
Ya Alloh kasihanilah ibuku sebagaimana ibu mengasihi aku di waktu kecilku

اللهم أسعد أمي كما أسعدتني كبيرا
Ya Alloh bahagiakan lah ibuku seperti dia membahagiakan aku ketika aku sudah dewasa

اللهم تقبل من أمي أعمالها صغيرها وكبيرها
Ya Alloh terimalah amalan ibuku, baik amalan yang kecil maupun amalan yang besar

اللهم اجعل أمي من الذين لا خوف عليهم ولا يحزنون
Ya Alloh jadikanlah ibuku bagian dari mereka yg tidak punya rasa takut dan susah

وأكرمها بالفردوس الأعلى من الجنة ياكريم
Dan muliakan dia dengan Firdaus, sorga yang paling tinggi wahai Alloh dzat yg mulia

Sumber:
Dari facebook teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar