Senin, 25 Juni 2018

Hukum Tabarruk dalam Islam

Apakah di dalam ajaran agama Islam dianjurkan mencari berkah (Tabarruk) ? pertanyaan ini sering sekali dilontarkan oleh masyarakat, utamanya yang tidak mendalami ajaran Ahlussunnah wal jamaah, berikut ini jawaban yang tepat seauai ajaran Ahlussunnah
         Ya, di dalam ajaran agama Islam dianjurkan mencari berkah (Tabarruk). Tabarruk adalah meminta tambahan kebaikan dari Allah. di antara sekian banyak hal yang Allah jadikan sebab seseorang memperoleh barakah dari-Nya adalah bertabarruk dengan para Nabi, para wali, para ulama’ yang mengamalkan ilmunya dan orang-orang shaleh. Allah berfirman mengenai ucapan Nabi Yusuf:
اِذْهَبُوْا بِقَمِيْصِيْ هَذَا فَأَلْقُوْهُ عَلَى وَجْهِ أَبِيْ يَأْتِ بَصِيْرًا
“Pergilah kamu dengan membawa gamisku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku nanti ia akan melihat kembali.” (QS. Yusuf: 93)
Dalam ayat ini Nabi Ya’qub bertabarruk dengan gamis Nabi Yusuf dengan mencium dan menyentuhnya ke mata beliau, sehingga beliau bisa melihat kembali.

Dalil-dalil Tabarruk
1. Perbuatan Nabi sendiri yang membagi-bagikan rambut (HR. al-Bukhari dan Muslim) dan potongan kuku (HR Ahmad)
2. Para shahabat bertabarruk dengan jubah Nabi (HR Muslim)
3. Para sahabat dan tabiin bertabarruk dengan bekas tempat telapak tangan Nabi (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Awsath dan al-Mu’jam al-Kabir dan Imam Ahmad)
4. Para tabiin bertabarruk dengan mata yang pernah melihat Rasulullah dan tangan yang telah menyentuh Rasulullah dan disetujui oleh para sahabat Nabi (HR Abu Ya’la)
5. Para sahabat bertabarruk dengan tanah kuburan Nabi (HR Imam Ahmad, HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Awsath dan al-Mu’jam al-Kabir, dan al-Hakim dalam Mustadrak-nya)
6. Khalid bin Walid bertabarruk dengan rambut Rasulullah dengan menaruhnya di pecinya sehingga beliau menang di dalam peperangan (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak, al-Baihaqi dalam Dalam Dalail an-Nubuwwah)
7. Para sahabat bertabarruk dengan air wudhu Nabi (HR al-Bukhari)
8. Para sahabat bertabarruk dengan bagian dari mimbar Nabi (Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya)
9. Imam Ahmad bin Hanbal membolehkan bertabarruk (di dalam kitab Su-aalaat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, al-‘Ilal wa Ma’rifah ar-Rijal, 2/492)

Inilah penjelasan ringkas tentang tabarruk. Oleh karena itu, janganlah tertipu dengan propaganda, statement dan pernyataan kelompok yang mengharamkan tabarruk (Wahabi).

Semoga Allah memudahkan kita untuk bertabarruk dengan peninggalan Rasulullah dan para Awliya’ sehingga ridha Allah senantiasa menyertai kita, aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar