Tampilkan postingan dengan label Pesan Moral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesan Moral. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Juni 2025

Masa lalu bukan hanya untuk kenangan

MENGAMBIL IBRAH MASA LALU



Sobat gudang da'i, setiap manusia pasti memiliki kisah masa lalu, entah kisah baik ataupun buruk. Seyogyanya masa lalu bisa menjadi pelajaran ( _ibrah_) dan dinikmati apa adanya. Seberapa sedih ataupun bahagia kisah kita, akan selalu ada pelajaran yang dapat dipetik.

Manusia tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi, tetapi kita bisa merubah pengaruh yang dirasakan dari kisah masa lalu. Masa lalu akan terus mempengaruhi kehidupan selanjutnya sehingga kita perlu mencermati bagaimana pengaruhnya nanti terhadap diri kita. Memang masa lalu tidak dapat diubah, dilupakan atau dihapus, tetapi hanya bisa diterima sebagai bagian dari kehidupan. Kita tidak bisa merubah segala yang telah terjadi pada masa lalu, tidak peduli seberapa besar keinginan kita atau betapa menyesalnya kita karena apa yang telah terjadi.

Sobat gudang da'i, Terkadang banyak orang yang ingin memperbaiki kualitas dirinya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, namun ketika ia mengingat dosa-dosa di masa lalunya yang begitu kelam dan gelap, dia menganggap dirinya paling kotor dan Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima dirinya. Sikap putus asa terhadap rahmat dari-Nya merupakan tipu daya syaitan agar manusia berpaling dari Allah Azza wa Jalla, padahal rahmat Allah Azza wa Jalla sangatlah luas dan agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا

“Sungguh Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anak bayinya”

(HR. al-Bukhari no. 5653 dan Muslim no. 2754 dari ‘Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu)

Allah Azza wa Jalla juga berfirman,

إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ

"Sesungguhnya Rabb-mu Maha Luas Pengampunan-Nya.” (QS. An-Najm: 32)

Sobat gudang da'i, Allah Azza wa Jalla telah menunjukkan kepada kita betapa pemurah dan sayang kepada setiap hamba-Nya. Setiap hamba yang ingin menghambakan, memperbaiki diri dan istiqamah di jalan yang telah Allah Azza wa Jalla tunjukkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التائب من الذنب كمن لاذنب له

“Orang yang telah bertaubat dari dosa-dosanya dengan sungguh-sungguh adalah seperti orang yang tidak punya dosa.“

(HR. Ibnu Majah no. 4250, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Janganlah bersedih dan terpuruk atas banyaknya dosa-dosa kita di masa lalu, ketika kita tidak bisa merubah masa lalu yang kelam tapi kita masih bisa untuk mengupayakan dan merubah masa depan menjadi lebih baik dan penuh rahmat.

Sobat gudang da'i, Masa lalu adalah masa lalu, maka biarkan masa lalu pergi. Jika kita melakukannya, akan lebih mudah bagi kita untuk memaafkan diri sendiri dan menyembuhkan luka hati yang selama ini membuat kita sangat menderita. Bila kita terlalu berfokus dengan kenangan pahit masa lalu, maka kita akan lupa untuk meniti langkah hidup selanjutnya. Akan menjadi lebih baik jika kita mampu merubah pandangan itu semua.

Sobat gudang da'i, Menyadari segala kesalahan yang telah kita perbuat adalah langkah awal untuk berdamai dengan diri sendiri. Setelah menyadari segala kesalahan, maka belajarlah dari kesalahan-kesalahan tersebut dan berjanji kepada diri sendiri untuk berusaha keras agar tak lagi mengulangi kesalahan yang sama.

Melakukan kesalahan adalah bagian dari menjadi manusia. Dari kesalahan-kesalahanlah kita sebagai manusia belajar, tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang semakin baik.

Sobat gudang da'i, Manusia sudah memiliki jatah rezeki dan kesuksesannya masing-masing. Semuanya tergantung usaha serta konsistensi dalam mencapainya. Proses dan jangka waktu pencapaiannya juga berbeda-beda, karena semua orang punya _timeline_ hidupnya masing-masing.

Kita bukan manusia sempurna, tapi manusia yang sedang mencoba untuk menjadi lebih baik untuk diri kita sendiri dan mencoba berbagai opsi untuk hasil yang terbaik. Jika belum waktunya untuk berhasil, maka bersabarlah. Bersabar bukan berarti pasrah, tapi membiarkan dan mengizinkan diri kita ikhtiar untuk melakukan yang terbaik semampu kita, berdoa dan bertawakal kehadirat Allah Azza wa Jalla mengharapkan hasil yang terbaik.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjadikan masa lalu sebagai _ibrah_ terbaik untuk memperbaiki diri dalam meraih ridha-Nya.

Sabtu, 31 Mei 2025

Jangan Lupa Tugas Kita

TUGAS KITA MENYALAKAN LENTERA, BUKAN MENGUTUK KEGELAPAN

Sobat, Pertarungan antara yang haq dan yang bathil berikut para pengusung dan pembela masing-masing adalah sebuah kemestian hidup. Sebab, keduanya bertolak belakang, tidak mungkin berkumpul satu sama lain melainkan saling berusaha mengenyahkan yang lain. Berpegang kepada salah satunya, mesti akan meninggalkan yang lain, dan itu kepastian. Paling tidak, akan melemahkan yang ditinggalkan atau ditolak.

Seandainya terlihat "kerukunan" antara yang _haq_ dan yang _bathil_ tanpa ada perseteruan dan pertikaian di antara para pembela dan pengusungnya, boleh jadi karena ada sebab tertentu. Di antaranya ialah karena kelemahan para pengusung dan pembela masing-masing ( _al-haq_ dan _al-bathil_) ini, atau ketidaktahuan para pengikut masing-masing tentang hakikat dari kebenaran atau kebathilan yang mereka perjuangkan, berikut konsekuensinya, sehingga melemahkan pengaruh kebathilan dan kebenaran itu pada pihak yang membela dan mengusungnya.

Walau bagaimanapun _al-haq_ ialah semua bentuk ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sedangkan _al-bathil_ adalah semua bentuk ketaatan kepada syaitan. Oleh karena itu, keduanya tidak mungkin dapat bersatu selama-lamanya.

Sobat, Betapapun banyaknya dan menariknya keadaan kebathilan, dia pasti lenyap. Itu semua adalah _sunnatullah_ yang tidak mungkin berubah. Berbagai syubhat dan kerancuan berpikir, seindah apa pun menghiasi sebuah kebathilan, pasti akan tersingkap kepalsuannya...

Sobat, Allah Azza wa Jalla berfirman:

 وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah kamu mencampur-adukkan kebenaran dengan kebathilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 42)

Larangan ini merupakan larangan yang besar dan serius. Hal ini karena hak menentukan halal dan haram adalah ketentuan Allah Azza wa Jalla dan hak-Nya semata-mata. Karena itu Allah Azza mengecam mereka yang mencampur-adukkan antara yang haq dan yang bathil, antara ketaatan dan kemaksiatan, antara kebenaran dan kebohongan. Sebab dengan cara-cara itulah dan tangan-tangan kotor mereka itulah menyebabkan hukum Allah Azza wa Jalla bercampur aduk antara larangan dan suruhan.

Sobat, Dililihat dari sisi bahasa, kata تَلْبِسُواْ ( talbisuu) bisa berasal dari kata _la-bi-sa_ (memakai) atau la-ba-sa (mengacaukan, menyamarkan) atau al-ba-sa (memakaikan).

Kalau dipadukan bisa menjadi: “Memakai pakaian kebenaran ( al-haq) untuk menutupi tubuh aslinya yang salah ( al-bathil)

Maka, orang yang membantu, setuju atau membiarkan tindakan ini disebut memakaikan pakaian kebenaran ( _al-haq_) kepada kebathilan ( _al-bathil_). Baik yang memakai ataupun yang memakaikan pakaian kebenaran ( _al-haq_) kepada kebathilan ( _al-bathil_) punya andil yang sama di dalam mengacaukan pandangan masyarakat tentang yang benar...

Sobat,Tugas kita menyalakan lentera, bukan mengutuk kegelapan. Jika kita berada pada situasi dan kondisi di mana kebenaran ditutupi dan dibenamkan oleh kebatilan, maka tugas kitalah menyalakan lentera agar nampak jelas mana yang benar dan mana yang batil. Tidak sekedar mengutuknya, karena tidak akan merubah keadaan...

Semoga kita dapat mengetahui dan mengikuti yang benar adalah benar, dan berlindung dari yang salah adalah salah,


اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikanlah kami kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kepada kami yang bathil itu bathil dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa memegang teguh kebenaran dan menjauhkan diri dari kebathilan untuk meraih ridha-Nya.

Minggu, 11 Mei 2025

Dunia semakin mempesona

TERLENA PESONA DUNIA ATAU BERJUANG DI SISA UMUR KITA

Penulis saat berkunjung ke candi prambanan

Sobat gudang da'i,Kala titik air hujan jatuhkan diri ke bumi. Itulah tanda sang awan tuntaskan tugas. Mandikan lembar demi lembar hijau dedaunan. Tumbuhkan kebahagiaan pada setiap jengkal tanah pengharapan.

Ketika air sungai mencapai muara. Itulah akhir dari perjalanan panjangnya. Setelah berliku memuliakan alur kehidupan. Temukan kebahagiaan dalam putihnya buih di luas samudera.

Saat mentari tenggelam di garis cakrawala. Itulah akhir dari pengembaraan berharganya.

Setelah lelah menebar cahaya penuh berkah. Wujudkan kebahagiaan dalam hangatnya buaian malam.

Ternyata semua ada masanya yang tiada kita menyadarinya. Di mana kita harus ikhlas atas segalanya. Sebagai bukti ketertundukkan yang dalam dan kepatuhan yang sepenuhnya utuh. Pada setiap lembar iradah-Nya.

Saudaraku,Allah Azza wa Jalla telah menentukan kadar kehidupan setiap manusia, termasuk batas usianya. Dan semua itu menjadi petunjuk agar kita mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَا لَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰى

"Yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk."(QS. Al-A'la: 3)

Saudaraku,Allah Azza wa Jalla sudah memberikan segala sesuatu sesuai dengan kadar atau takarannya. Ini berlaku dalam semua ciptaan Allah Azza wa Jalla..

Dalam sebutir jagung, kacang dan biji-bijian lainnya sudah ada ketetapan dan petunjuk lengkapnya. Bagian ini akan menjadi akar, bagian yang lain akan menjadi daun, tangkai, buah dan lainnya, bila ditanam..

Dalam setetes air sperma sudah ada ketetapan dan petunjuknya. Bagian ini akan menjadi kaki, bagian yang lain akan menjadi mata, hidung, rambut dan lainnya, bila kemudian menjadi janin.

Saudaraku,Apa yang sudah ditetapkan Allah Azza wa Jalla walau bagaimanapun tidak akan meleset. Apa yang tidak ditetapkan walau bagaimamapun juga tidak akan menimpa. Perjalanan waktu di ujung kehidupan pada masanya akan tiba mengikuti ketetapan dan iradah-Nya. Ini bagian dari iman kepada takdir Allah Azza wa Jalla. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,

لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ حَتَّى يَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَهُ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَهُ

“Seorang hamba tidak dikatakan beriman sampai dia mengimani tentang takdir yang baik dan takdir yang buruk, sampai dia mengetahui bahwa apa yang menimpanya tidak akan meleset darinya, dan sesuatu yang tidak ditetapkan atasnya tidak akan mengenainya.” (HR. Tirmidzi, 2070)

Dengan iman kepada takdir Allah Azza wa Jalla ini, hati kita menjadi tenang dalam menghadapi segala apapun yang telah, sedang dan akan terjadi.

Saudaraku,Hidup adalah suatu perjalanan panjang yang menuntut proses pembelajaran dari segala hal yang ada. Proses pembelajaran ini akan memberikan kita pengalaman yang akan terus bertambah seiring waktu berjalan.

Saudaraku,Usia adalah rahasia yang abadi sampai ia datang. Tak mengenal anak kecil atau manusia lanjut usia, ia bisa datang kapanpun tanpa permisi. Harta banyak yang kita kumpulkan, kekuasaan yang kita kejar dan pertahankan. Semua itu tak akan berdaya. Semua pada akhirnya akan kita tinggalkan.

Apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapinya? Pada akhirnya hanya ada dua pilihan yang tersisa. _Pertama,_ terus terlena oleh pesona kehidupan gemerlap dunia. Atau _kedua,_ berjuang di sisa umur kita.

Saudaraku,Keindahan di ujung perjalan hidup kita adalah husnul khatimah. Husnul khatimah merupakan dambaan sekaligus harapan terakhir setiap hamba yang beriman dalam hidupnya. Karenanya doa husnul khatimah sering dipanjatkan sebagai motivasi dan kesungguhan untuk meraihnya...

Namun seperti juga karunia Allah Azza wa Jalla yang lain, husnul khatimah tidak diraih dengan berpangku tangan, tanpa usaha, perencanaan, dan persiapan yang memadai..

Saudaraku,Husnul khatimah merupakan penilaian akhir yang sangat menentukan. Karena boleh jadi, di awal kehidupan seseorang penuh dengan kemaksiatan dan dosa, lantas ia bertaubat dan menjadi lebih baik di akhir waktu. Namun yang paling aman, tetap istiqamah dengan keimanan dan ketakwaan dari awal hingga akhir usia.

Saudaraku,Marilah kita fahami kembali tujuan hidup kita dengan benar untuk beribadah kepada-Nya dan jangan ragu dalam mengambil keputusan. Tidak perlu langkah yang besar untuk memulai sesuatu, cukup dimulai dengan langkah kecil dan yakinlah sesuatu yang besar sedang menunggu kita di depan sana, di ujung jalan kehidupan kita...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjaga iman dan takwa kita hingga di ujung kehidupan kita untuk meraih ridha-Nya mendapat predikat husnul khatimah.

Rabu, 07 Mei 2025

Definisi Manusia yang baik

MENJADI MANUSIA YANG TERBAIK DALAM PERJALANAN WAKTUNYA

Sahabat gudang da'i,Kita dilarang untuk membiarkan kemungkaran terjadi di tengah masyarakat,  padahal sebenarnya kita bisa mengingatkannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan kita untuk mengingkari kemungkaran yang ada di hadapan kita. Baik dengan tangan, lisan, atau minimal hatinya membenci.

Dalam hadits dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup hendaklah meluruskan dengan lisannya, jika tidak sanggup hendaklah dia meluruskan dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” (HR. Muslim 49)

Bagian dari pengingkaran terhadap kemungkaran itu adalah menjauhinya dan tidak bergabung dengan para pelaku kemungkaran. Allah Azza wa Jalla mengingatkan para hamba-Nya untuk tidak berkumpul dengan orang munafiq,

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ

“Sungguhnya Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan oleh orang-orang kafir, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sungguh jika kalian tidak menyingkir, berarti kalian serupa dengan mereka.” (QS. An-Nisa: 140)

Allah Azza wa Jalla menyebutkan, orang yang ikut _nimbrung_ bersama orang kafir atau orang munafiq dalam melakukan kekufuran dengan “jika kalian tidak menyingkir, berarti kalian serupa dengan mereka.”

Al-Qurthubi mengatakan,

فَدَلَّ بِهَذَا عَلَى وُجُوبِ اجْتِنَابِ أَصْحَابِ الْمَعَاصِي إِذَا ظَهَرَ مِنْهُمْ مُنْكَرٌ ؛ لِأَنَّ مَنْ لَمْ يَجْتَنِبْهُمْ فَقَدْ رَضِيَ فِعْلَهُمْ ، وَالرِّضَا بِالْكُفْرِ كُفْرٌ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلّ : (إِنَّكُمْ إِذاً مِثْلُهُمْ) . فَكُلُّ مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسِ مَعْصِيَةٍ وَلَمْ يُنْكِرْ عَلَيْهِمْ يَكُونُ مَعَهُمْ فِي الْوِزْرِ سَوَاءً

Ayat ini menunjukkan wajibnya menjauhi pelaku maksiat ketika mereka menampakkan kemungkaran. Karena orang yang tidak menjauhi kemungkaran mereka, berarti ridha dengan perbuatan mereka. Dan ridha dengan perbuatan kekufuran adalah kekufuran. Allah Azza wa Jalla menegaskan, “Berarti kalian seperti mereka.” Sehingga semua yang duduk bersama di majelis maksiat, dan tidak mengingkarinya, maka dosa mereka sama... (Tafsir Al-Qurthubi, 5/418)

Allah Azza wa Jalla berfirman,

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)

Sahabat, Para _salaf_ mengatakan bahwa _amar ma’ruf nahi munkar_ itu wajib bagi insan. Namun wajibnya adalah _fardhu kifayah,_( jika sebagian telah memenuhi kewajiban ini, maka yang lain gugur kewajibannya). Walaupun pahalanya akan diraih oleh orang yang mengerjakannya, begitu pula oleh orang yang asalnya mampu namun saat itu tidak bisa untuk melakukan _amar ma’ruf nahi munkar_ yang diwajibkan. Jika ada orang yang ingin ber _amar ma’ruf nahi munkar,_ wajib bagi yang lain untuk membantunya hingga maksudnya yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan tercapai. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 2)

Meninggalkan _amar ma’ruf nahi munkar_ adalah sebab datangnya hukuman dunia sebelum hukuman di akhirat. Janganlah menyangka bahwa hukuman meninggalkan amar _ma’ruf nahi munkar_ bukan hanya menimpa orang yang dzalim dan pelaku maksiat, namun boleh jadi juga menimpa umat manusia secara keseluruhan.

Sahabat, Orang yang melakukan _amar ma’ruf_ hendaklah orang yang _faqih_ (paham) terhadap yang diperintahkan dan _faqih_ terhadap yang dilarang. Begitu pula hendaklah dia _halim_ (santun) terhadap yang diperintahkan, begitu pula terhadap yang dilarang. Hendaklah orang tersebut orang yang _halim_ terhadap apa yang dilarang. Ketika dia melakukan _amar ma’ruf nahi munkar,_ hendaklah ia bersikap lemah lembut terhadap apa yang ia perintahkan dan ia larang. Lalu ia harus _halim_ dan bersabar setelah ia ber _amar ma’ruf nahi munkar._ Sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman dalam kisah Luqman,

وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.” (QS. Luqman: 17)

Sahabat, Melakukan _amar ma'ruf_ itu harus dengan cara yang baik, tidak boleh ada dampak jelek. Demikian pula melakulan _nahi munkar_  harus dilakukan dengan baik tanpa membawa dampak keburukan. Janganlah menghilangkan kemungkaran malah dengan cara yang mungkar pula, maka itu hanya membawa banyak kerusakan daripada  mendapatkan banyak kebaikan dan kemanfaatan.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

خير الناس أنفعهم للناس

“Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan banyak kemanfaatan bagi manusia lainnya.”

Pada prinsipnya, pergunakanlah seluruh kemampuan kita untuk memberikan kemanfaatan pada sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Itulah manusia yang terbaik dalam perjalanan waktunya...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menebarkan kebaikan dan kemanfaatan sebagai manusia terbaik untuk meraih ridha-Nya.

Sabtu, 03 Mei 2025

Tips Terhindar dari Fitnah Ahir Zaman

SABAR OBAT FITNAH AKHIR ZAMAN



Sobat gudang da'i, Pada akhir zaman ini, fitnah banyak bertebaran, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sejak dulu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah memberikan pesan kepada umat Islam terkait fitnah di akhir zaman dan umat Islam harus memiliki bekal untuk menghadapinya.

Menurut Ibnu Arabi, fitnah dapat bermakna ujian, cobaan, harta, maupun anak-anak. Ia berkata,

الفِتْنَةُ الإِخْتِبَارُ، وَالفِتْنَةُ المِحْنَةُ، وَالفِتْنَةُ المَالُ، وَالفِتْنَةُ الأَوْلاَدُ، وَالفِتْنَةُ الكُفْرُ، وَالفِتْنَةُ اخْتِلاَفُ النَّاسِ بِالآرَاءِ

“Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cobaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat di antara manusia.” (Linasul Arab, Ibnu Mandzur al-Ifriqi, 13/317)

Saudaraku,Seorang Muslim hendaklah kembali kepada Allah Azza wa Jalla dan senantiasa meminta perlindungan kepada-Nya dalam menghadapi fitnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun selalu memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla dan memerintahkan umatnya mengerjakannya.

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدْعُو: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa, ‘Ya Allah aku meminta perlindungan padamu dari azab kubur, dan dari azab neraka dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian dan dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam kitabnya yang berjudul _Ighatsatul Lahfan,_ Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan tidak ada obat bagi fitnah kecuali sabar. Sabar merupakan penempa seseorang dan pembersih dirinya dari dosa sebagaimana pembakaran merupakan tempaan untuk menghasilkan perhiasan emas dan perak. Fitnah itu tempaan untuk menghasilkan seorang Mukmin yang jujur...

Saudaraku,Sesungguhnya menyibukkan diri dengan ketaatan dan bersegera menuju peribadatan kepada Allah Azza wa Jalla saat fitnah akhir zaman merupakan faktor besar yang mendukung seorang Mukmin bisa teguh di jalan Allah Azza wa Jalla. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga berpesan kepada umatnya segera melakukan amal shaleh saat terjadi fitnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.”(HR. Muslim)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah Azza wa untuk meraih Ridha-Nya.

Senin, 17 Maret 2025

3 Kriteria Manusia yang Baik

Kriteria Manusia yang dikehendaki menjadi Baik oleh Allah SWT

Sobat gudang da'i,Setiap manusia tentu mendambakan menjadi orang yang baik. Karena sejatinya kehidupan akan membaik ketika manusia pun juga memulai kebaikan dari dirinya sendiri terlebih dahulu...

Kebaikan yang selalu mereka dambakan, bukanlah tak berarti. Melainkan kebaikan itulah yang akan membantu mereka meraih ridha Allah Azza wa Jalla. Karena Allah Azza wa Jalla adalah dzat Yang Maha Baik, maka Allah juga mencintai hamba yang baik.

Dalam kitab Nashaihul Ibad, Karya Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan syarah atas kitab Syekh Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Asqalani (Ibnu Hajar Al-Asqalani) dijelaskan, terdapat 3 kriteria seorang hamba yang dikehendaki oleh Allah Azza wa Jalla untuk menjadi orang yang baik. Syekh Nawawi berkata:

Pertama, ketika Allah Azza wa Jalla menghendaki seorang hamba untuk menjadi orang baik, maka Allah Azza wa Jalla menguatkan agamanya.

Agama seorang hamba tersebut dikuatkan oleh Allah Azza wa Jalla. Dikuatkanlah keimanannya. Sehingga hamba tersebut tetap teguh menapaki jalan kebaikan, meskipun godaan malang melintang. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Barang siapa yang dikehendaki menjadi baik maka dikuatkanlah ia dalam perkara agama."

Kedua, dizuhudkanlah hamba tersebut di dalam perkara dunia.

Hamba yang baik, adalah hamba yang tidak tergiur sedikitpun akan gemerlap pesona dunia. Ia berpikir bahwa dunia hanyalah tempat singgah semata. Hanya perkara yang fana. Hamba yang baik hanya mengingat satu perkara, yaitu janji Allah Azza wa Jalla akan kehidupan akhirat yang kekal adanya. Ia ingat betul akan peringatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang perkara dunia, bahwa:

"Cinta dunia adalah pokok dari segala keburukan."

Ketiga, diperlihatkanlah aib-aib dalam dirinya sendiri.

Hamba yang baik tidak sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna. Mencari-cari aib sesamanya. Membicarakan keburukan orang lain. Terlebih, merasa dirinya lebih baik dan memandang orang lain terlalu buruk. Sungguh, hal tersebut jauh dari diri seorang hamba yang baik. Hamba yang baik adalah hamba yang tidak pernah membicarakan keburukan orang lain.

Ia oleh Allah Azza wa Jalla disibukkan dengan aib-aib pribadinya. Ia disibukkan dengan berintrospeksi diri, _muhasabatun nafsi._ Mencari-cari kekurangan diri sendiri untuk kemudian ia perbaiki agar kelak ia benar-benar menjadi hamba yang baik. Hal ini senada dengan perkataan ulama ahli hikmah:

"Beruntunglah bagi orang yang disibukkan dengan aib pribadinya dari pada aib-aib manusia."

Terlepas dari itu semua, Ba'dul Hukama', sebagian ulama ahli hikmah juga menerangkan bahwa sesungguhnya manusia sudah bisa meraba-raba nasibnya apakah ia ditakdirkan manjadi orang baik atau sebaliknya yaitu dengan melihat aktifitas sehari-harinya. Apakah ia dimudahkan dalam kebaikan ataukah tidak. Jika iya, maka ia benar-benar ditakdirkan menjadi orang baik. Karena mereka (ulama ahli hikmah) berkata:

"Tiap-tiap manusia itu dimudahkan untuk apa ia diciptakan."

Jadi, ketika seorang hamba selalu diliputi dengan kebaikan demi kebaikan, maka beruntunglah manusia itu. Ia ditakdirkan menjadi orang baik...

Saudaraku,Adapun perkara yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla di antaranya adalah suka berpsangka. Allah Azza wa Jalla telah berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ

“Wahai orang-orang yang beriman, hindarilah dari banyak berprasangka.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

“Tinggalkanlah berprasangka, karena berprasangka adalah sedusta-dustanya pembicaraan.” 

(HR. Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Bahkan, Islam melarang seseorang memberitakan setiap apa yang dia dengar dan setiap apa yang dia lihat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang dianggap dusta dengan dia membicarakan setiap apa yang dia dengar.” 

(HR. Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Terlebih lagi kalau sampai berdusta, padahal Allah Azza wa Jalla telah berfirman,

وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ ٱلزُّورِ 

“Jauhilah perkataan dusta.” (QS. Al-Hajj: 30)

Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

“Jauhilah dusta, karena berdusta akan mengantarkan kepada keburukan, sedangkan keburukan akan mengantarkan ke neraka. Jika seseorang selalu berdusta dan menekuninya, niscaya akan ditulis di sisi Allah Azza wa Jalla sebagai pendusta.” 

(HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mendambakan kebaikan demi kebaikan untuk meraih ridha-Nya.

Minggu, 23 Februari 2025

Makna menghamba yang sebenarnya

Menghamba kepada Allah Secara Totalitas

Sobat gudang da'i, pernahkah Anda merenungkan makna hidup ini? Apakah kita hanya hadir di dunia untuk sementara waktu, lalu menghilang begitu saja? Ataukah ada tujuan yang lebih besar, yang melebihi kehidupan duniawi ini?

Sebagai seorang Muslim, kita meyakini bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju Allah SWT. Setiap langkah yang kita ambil, setiap nafas yang kita hembuskan, seharusnya untuk menghamba kepada-Nya

Saudaraku, Al-Hasan Al-Bashri mengatakan,

"إن المؤمن يصبح حزينا ويمسي حزينا ولا يسعه غير ذلك، لأنه بين مخافتين: بين ذنب قد مضى لا يدري ما الله صانع فيه،  وبين أجل قد بقي، لا يدري ما يصيبه فيه من المهلك. ( الحسن البصري)

"Pada dasarnya seorang Mukmin itu merasa sedih setiap pagi dan sore hari, sebab dia berada di antara dua kekhawatiran: Khawatir atas perbuatan dosa yang telah lalu, ia tak tahu apa yang diputuskan Allah terhadapnya. Juga khawatir terhadap sisa waktu yang akan ia jalani,  ia tidak tahu petaka apa yang akan menimpanya."

(Al-Hasan Al-Bashri)

Dari Sahl bin Sa’d bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jibril mendatangiku lalu berkata, “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.”

Kemudian dia berkata, “Wahai Muhammad! Kemuliaan seorang Mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari untuk shalat malam dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” 

(HR Ath-Thabarani, Abu Nu’aim, dan Al- Hakim)

Saudaraku,
Nasihat yang bisa kita petik dari hadits ini di antaranya adalah: _Pertama,_ "hiduplah sesukamu karena sesungguhnya kamu akan mati." Nasihat tersebut memiliki makna agar kita senantiasa mengingat kematian, menghilangkan ketamakan atas tipu daya kesenangan duniawi dan mengisi kehidupan dengan amal kebaikan...

Kedua, cintailah siapapun dan apapun yang kita suka karena sesungguhnya kita akan berpisah dengannya. Allah Azza wa Jalla memberikan keleluasaan untuk mencintai segala bentuk ciptaan-Nya, tentu dengan segala konsekuensi yang akan diterimanya...

Ketiga, berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. “Berbuatlah sesukamu” memiliki makna bahwa manusia bebas melakukan perbuatan yang baik maupun yang buruk sesukanya. Akan tetapi, semuanya akan berakhir saat kematian datang, ada perhitungan dan pembalasan di akhirat...

Keempat, kemuliaan seorang Mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari menunaikan shalat _qiyamul lail._ Ketinggian dan kehormatan orang beriman bukan dilihat dari kedudukan jabatan, keturunan, kekuasaan, dan harta yang dimilikinya, melainkan dari usahanya menghidupkan malam dengan mengikhlaskan diri untuk melakukan shalat Tahajud, berdzikir, dan membaca Al Qur'an...

Kelima, keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia. Kekuatan, keperkasaan, dan keunggulan orang Mukmin dari orang lain bukanlah besarnya badan dan kuatnya fisik seseorang, melainkan ketercukupannya dengan apa yang dikaruniakan Allah Azza wa Jalla kepadanya dan ketidakbutuhannya terhadap apa yang ada di tangan manusia. Jalan liku hidup dan matinya dengan penuh totalitas diserahkan kepada Allah Azza wa Jalla...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengabdi dan menghamba kepada Allah Azza wa Jalla secara totalitas untuk meraih ridha-Nya.

Kamis, 30 Januari 2025

Penghalang Masuk Surga

Cinta Dunia Penghalang Surga


Sobat gudang da'i,Seringkali karena terbiasa dengan kenikmatan dunia membuat kita tidak siap menghadapi berbagai ujian dan kesabaran pun menjadi pendek. Padahal tidak boleh berkhayal bisa masuk surga sementara kita ingin selalu menikmati dunia. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” 

(QS. Al Baqarah: 214)

Sobat gudang da'i,Kehidupan berjalan seperti rotasi bumi mengitari matahari, berpindah tempat, mengikuti gerakan siang dan malam, mengalami pasang surut. Semua mengalami perubahan, meskipun perubahan tidak selalu menguntungkan, tapi inilah lakon yang harus dijalani. Segala sesuatu ada masanya. Semua yang bermula pasti ada masanya akan berakhir. Ada masa lahir ada masa akan meninggal, ada pertemuan ada pula perpisahan...

Kita tidak bisa mengetahui semua jawaban dan misteri hidup. Pencarian yang tiada akhir untuk suatu jawaban yang tidak bisa kita rasakan dengan kebutuhan fisik dan emosi. Kita semua akan mengalami yang namanya masa transisi. Ada masa untuk menangis, tapi ada juga masa untuk menikmati peristiwa senyum menggembirakan. Ada masa untuk perang, ada masa untuk damai. Ada masa untuk mencari, ada  masa untuk membiarkan kehilangan. Ada masa untuk menyimpan, ada masa untuk membuang. Ada masa sakit dan ada masa penyembuhan, ada masa untuk merombak  dan ada masa untuk membangun. Masa tersebut semuanya berasal dari kedaulatan Allah Azza wa Jalla...

Saudaraku,Kita memang tidak pernah menuntut untuk dilahirkan, kita pun tidak meminta berakhir pada kematian. Kita semua mengalami proses perubahan, dari anak menjadi remaja, dewasa lalu tua. Kita seperti melakoni suatu peranan penting dalam hidup. Setiap peran tentu memiliki tugas dan membuahkan pembelajaran...

Ketika masa berpindah menjadi seorang pemimpin, tentu tidak harus berlaku semena-mena terhadap bawahan. Menjadi seorang pemimpin harus peka pada perubahan, bak seorang ksatria tentu saja berada di barisan paling depan ketika masalah menghadang, bukan malah bawahan dikorbankan dan dikambinghitamkan. Menjadi bawahan, tidak harus menjadi pembisik ulung di telinga pimpinan, lalu sengaja menjadikan diri seperti kompor gas dan kipas angin, yang akan siap membakar menghancurkan...

Saudaraku,Makin bertambah usia, menjadikan kita manusia yang mampu menempatkan diri dalam posisi yang semestinya. Tak perlu merasa hebat sendirian, tak perlu takut ketika ditinggalkan, tak harus putus asa saat gagal, tak harus lupa di tengah keberhasilan. Akan ada masa kita berada di posisi tertekan. Menjadi suruhan, menjadi orang yang tak dihargai akan setiap pekerjaan yang kita lakukan. Selama proses kehidupan berjalan, kita akan merasakan memilih dan menerima. Ada saat di mana kita dihadapkan pada keputusan yang sulit, ada masanya kita tidak bisa memilih. Ada waktu ketika kita butuh memeluk orang lain untuk menunjukkan dukungan kita. Tapi ada waktu ketika harus menolak memeluk mereka, karena dukungan kita akan disalah-gunakan...

Pergumulan batin menjalani dari satu masa ke masa berikutnya, tentu tidaklah mudah, memerlukan kesabaran dan keteguhan...

Hidup ibarat tangga yang terus naik. Dan setiap tangga yang kita naiki adalah sebuah ilmu, pengalaman, umur dan kedewasaan yang akan terus bertambah seiring perjalanan waktu. Dan pada saatnya nanti, cepat atau lambat tangga yang kita naiki akan rapuh, seakan tidak kuat lagi menopang beban kita, hingga akhirnya jatuh ke bawah. Hidup hanya sementara, persiapkan diri kita sebaik-baiknya. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana kita akan jatuh ke bawah...

Bersabar di kala sulit, berbagi ketika ada, akan terasa indah karena saling melengkapi. Karena itu, jangan terlalu sedih ketika semuanya pergi, hilang dan terjatuh. Semua akan kita sikapi dengan sabar dan syukur pada masanya...

Saudaraku,Sesungguhnya berbagai ujian dari Allah Azza wa Jalla yang membuat kita semakin lebih dekat dan cinta dengan-Nya itu jauh lebih baik daripada nikmat yang membuat kita lalai dari-Nya...

Saudaraku,Salamah bin Dinar rahimahullah berkata,

‏شيئان إذا عمِلت بهما أصَبْت بهما خير الدنيا والآخرة

تعمل ما تكره إذا أحبَّه اللَّه، وتترك ما تحب إذا كرهه اللَّه

"Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla mencintai

Minggu, 27 Oktober 2024

Hikmah Sumpah Pemuda

MEMETIK HIKMAH PERISTIWA SUMPAH PEMUDA


Sahabat gudang da'i yang dirahmati Allah, tanggal 28 Oktober pada setiap tahunnya adalah momen Sumpah Pemuda, tanggal yang menjadi saksi akan semangat cita-cita berdirinya Indonesia. Sejarah pengucapan ikrar pada hari tersebut menjadi harapan akan kesadaran kebangsaan.

Istilah  “Sumpah Pemuda”  adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 oktober 1928 di Jakarta. Keputusan ini diimpikan menjadi asas atau pondasi bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia.

Saudaraku,Peristiwa ini tentu menjadi histori yang menunjukan bahwa ikrar sumpah tersebut berangkat dari kesadaran hati akan loyalitas, cinta, serta pengorbanan untuk negara Indonesia ini.

Lalu pelajaran apa yang kita bisa ambil? Hikmah apa yang kita bisa petik? Terlebih bagi seorang muslim, ia dituntut untuk dapat menimba _Ibrah_ (pelajaran) dari peristiwa apapun.

Ibnu Abi Al-Hadid dalam kitabnya “Syarah Nahjul Balaghah” menuturkan:

المؤمن إذا نظر اعتبر،وإذا سكت تفكر،وإذا تكلم ذكر

“Seorang mukmin itu apabila melihat sesuatu dapat mengambil pelajaran, apabila diam dia sedang tafakur, apabila berbicara ia berdzikir.” 

(Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Abi Al-Hadid, 20/280)

Saudaraku,Sumpah ( _mitsaq_) secara bahasa yakni kata yang berasal dari وثق yang bermakna akad ( _‘aqdun_) dan penguatan ( _ihkam_). Sehingga yang dimaksud dengan _mitsaq_  (ميثاق) adalah ikrar, komitmen, atau janji yang kokoh lagi solid. 

(Mu’jam Maqayis Al-Lughah, Ibnu Faris, 6/85)

Sedangkan _mitsaq_  secara istilah adalah ikrar atau akad yang meyakinkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Bakar Al-Jashash:

وَالْمِيثَاقُ هُوَ ‌الْعَقْدُ ‌الْمُؤَكَّدُ إمَّا بِوَعِيدٍ أَوْ بِيَمِينٍ

“Mitsaq adalah akad yang meyakinkan, baik dengan peringatan maupun  sumpah.” 

(Ahkam Al-Qur’an, Al-Jashash, 1/47)

Definisi ini juga dikuatkan oleh Abu Ja’far Ath-Thabari dalam karyanya “Jami’ Al-Bayan” beliau menjelaskan;

الميثاق من الوثيقة، إما بيمين، وإما بعهد أو غير ذلك ‌من ‌الوثائق

“Mitsaq adalah sesuatu yang kuat, kokoh, atau kukuh, baik itu dengan janji atau hal lain semacamnya dari wasaiq.” 

(Jami’ Al-Bayan, Abu Ja’far Ath-Thabari, 2/156)

Perlu diketahui bahwa setiap sumpah janji itu mempunyai konsekuensi yang harus direalisasikan. Apa artinya sumpah jika tidak ada konsekuensi yang ditunaikan. Yaitu ikrar kita kepada bangsa dan negara untuk menjaganya sesuai dengan isi Sumpah Pemuda dan ini juga merupakan indikasi bukti cinta akan tanah air.

Saudaraku,Bukti cinta kita kepada tanah air ini adalah dengan berkarya, berbuat yang terbaik untuk negeri ini dengan ikhlas hanya mengharapkan ridha-Nya. Karena sejatinya, semakin kita mengharap ridha-Nya, kelak Allah Azza wa Jalla semakin menjaga, merahmati dan memakmurkan bumi Indonesia ini. Karena tidak ada penjagaan yang paling baik selain penjagaan Allah Azza wa Jalla.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita semua untuk tetap istiqamah senantiasa menunaikan sumpahnya  memakmurkan bumi tercinta ini untuk meraih ridha-Nya.

Selasa, 08 Oktober 2024

Intisari kehidupan

DUNIA SEMAKIN MENJAUH, LIANG LAHAT SEMAKIN MENDEKAT


Sahabat gudang dai,Sesungguhnya dunialah yang semakin menjauhi diri kita dan liang lahatlah yang semakin mendekati diri kita. Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita. Umur kita yang masih tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu menjadi bagian dari kita. Karena itu, jangan biarkan hari ini berlalu tanpa kebaikan yang bisa kita lakukan... 

Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua. Janganlah terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidaklah pula harus sakit. Teruslah berhati baik, berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik.  Jadilah seperti akar yang tak terlihat, tapi tetap istiqamah menyangga kehidupan. Jadilah seperti jantung yang tak terlihat, tapi tetap istiqamah terus berdenyut setiap saat tanpa henti, hingga membuat kita terus hidup, sampai batas waktunya untuk berhenti...

Saudaraku,Sesungguhnya seorang Mukmin yang mendapatkan hidayah adalah seorang yang menjadikan perubahan kondisi-kondisi sebagai kesempatan untuk ingat, merenungkan, dan mengambil pelajaran. Maka iapun senantiasa menghisab dirinya dengan muhasabah, ia memperbaiki kondisinya dan mengorientasikan kembali arah perjalanan hidupnya...

Sungguh, binasanya hati seseorang tatkala ia lalai untuk menghisab dirinya dan serta mengikuti hawa nafsunya. Maka wajib bagi kita untuk menghisab diri kita, sebagaimana Khalifah Umar berkata,


حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا، وَزِنوها قبل أن توزنوا، فإنه أهون عليكم في الحساب غداً أن تحاسبوا أنفسكم اليوم


“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum amal kalian ditimbang, karena lebih ringan bagi kalian tatkala kalian dihisab kelak, jika kalian menghisab diri kalian sekarang.”


Saudaraku,Seorang Mukmin mengetahui bahwasanya kehidupan dunia ini diciptakan hanya untuk diisi dengan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, mentauhidkan-Nya, dan untuk mewujudkan peribadatan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." 

(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Dari Ibnu Umar berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku lalu berkata,

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ السَّبِيْلِ

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau musafir yang numpang lewat.”

Ibnu Umar berkata,

إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك

“Jika telah sore maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika telah pagi maka janganlah engkau menunggu sore, manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, dan manfaatkan kehidupanmu sebelum tiba kematianmu.” 

(HR. Al-Bukhari)

Maka wajib bagi kita dengan bertambahnya umur bertambah pula ketaatan dan perbuatan kebajikan. Hendaknya kita mengisi waktu demi waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sedekat-dekatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُه

“Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.” 

(HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Saudaraku,Di antara kerugian yang besar adalah telah berlalu waktu demi waktu sementara kita menyiakan-nyiakan dan melalaikannya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?” 

(QS. Faathir: 37)

Saudaraku,Kemenangan kita hanyalah pada konsistensi melakukan kebajikan, bersegera meraih ampunan-Nya dan meningkatkan takwa kehadirat-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa."

(QS. Ali ‘Imran: 133)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengambil pelajaran dan mengorientasikan kembali arah perjalanan hidup kita untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabbal Aalamin

Minggu, 30 Oktober 2022

Jangan Meragukan Janji Allah

Janji Allah Terhadap Hamba

Sebagai seorang muslim sejati, maka Jangan sekali kali meragukan janji janji Allah SWT. yang telah dijanjikan kepada kita sekalian Ummat Islam..hal ini dipertegas dengan apa yang diutarakan oleh Ibn Athoillah As Sakandarie dalam Al hikam.. yuk simak Maqolahnya. 

 لا يُشَكـِّكنَّكَ فِي الوَعْدِ عَدَمُ وُقُوْعِ المَوْعُوْدِ وَإنْ تَعَيَّنَ زمَنـُهُ لـئـلاَّ يَكونَ ذٰلِكَ قَدْحاً فِى بَصِيْرَتِكَ واِخـْماَداً لِنُوْرِ سَرِيْ٦رَتِكَ 

Jangan sampai kamu merasa ragu, terhadap janji Allah, karena tidak terlaksananya apa yang telah dijanjikan itu, walaupun telah tertentu waktunya, supaya tidak menyalahi pandangan mata hatimu, atau memadamkan cahaya hatimu.

Pembahasan

Manusia sebagai hamba tidak mengetahui kapankah Allah akan menurunkan karunia dan rahmatNya, sehingga manusia jika melihat tanda² ia menduga, mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Allah belum memenuhi semua syarat yang dikehendakiNya, maka bila tidak terjadi apa yang telah diduganya, hendaknya tidak ada keraguan terhadap kebenaran janji Allah SWT.sekali lagi jangan meragukan janji Allah

Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, ketika Rasulullah saw menceritakan mimpinya kepada sahabatnya, sehingga mereka mengira bahwa pada tahun itu mereka akan dapat masuk ke kota Makkah dan melaksanakan ibadah umroh dengan aman dan sejahtera [mimpi Rasulullah SAW]

Yang tersebut dalam surah al-Fath Alloh berfirman: "Sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat." (QS. al-Fath 27)


Senin, 30 Agustus 2021

Hadits Manfaat Berjemur dibawah Matahari

Hadits Pilihan tentang kesehatan - Berjemur dibawah terik matahari



Mungkin sebagian besar dari masyarakat masih berpikir sampai saat ini, benar tidaknya jika berjemur di bawah terik sinar matahari dapat menguatkan imunitas tubuh kita, sehingga tubuh lebih memiliki perisai untuk melawan virus corona (covid 19)

Jadi Faktanya Haditsnya Adalah: Hadits riwayat Sayyidina Umar menjawab semuanya,

 

قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه :  . . . عليكم بالشمس فإنها حمام العرب وتمعددوا واخشوشنوا . . .

Fakta kedokteran juga demikian, bahwa berjemur tiap pagi dapat meningkatkan vitamin D dalam tubuh sehingga fungsi otot dan saraf menjadi lebih terjaga. Sistem imun pun terbentuk dengan vitamin tersebut sehingga Anda bisa lebih kuat melawan infeksi yang mungkin ditimbulkan bakteri dan virus.

Semua manfaat baik sinar matahari tersebut bisa Anda peroleh asalkan berjemur di sinar matahari pagi secara benar dan teratur.
Dibawah ini adalah beberapa tips berjemur di pagi hari yang aman dan penuh manfaat menurut pakar kesehatan.

1.    Waktu berjemur harus diperhatikan

Agar dapat memperoleh manfaat sinar matahari pagi, Anda sebaiknya memperhatikan waktu berjemur yang tepat. Banyak versi yang bermunculan mengenai waktu yang tepat guna berjemur di pagi hari pada masa pandemi ini. Namun menurut WHO, waktu berjemur dipagi hari yang paling benar yaitu kisaran pukul 8 Pagi sampai 10 Pagi.

2.    Durasi yang dibutuhkan untuk berjemur

Tambah lama anda berjemur tidak berarti Anda akan memperoleh manfaat sinar matahari pagi yang lebih banyak. Berjemur terlalu justru bisa membuat kulit mengalami peradangan dan tubuh kurang terhidrasi. Durasi berjemur yang dianjurkan berkisar Lima belas sampai duapuluh menit saja tiap hari pada waktu yang dianjurkan oleh pakar kesehatan.

Berikut adalah hadits Sayyidina Umar bin Khottob RA.

قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه :  . . . عليكم بالشمس فإنها حمام العرب وتمعددوا واخشوشنوا . . .

قوله عليكم بالشمس فإنها حمام العرب فإن العرب لم تكن تعرف الحمام ولا كان بأرضهم وكانوا يتعوضون عنه بالشمس فإنها تسخن وتحلل كما يفعل الحمام.

وقوله وتمعددوا أي إلزموا المعدية وهي عادة معد بن عدنان في أخلاقه وزيه وفروسيته وأفعاله.

قوله واخشوشنوا أي تعاطوا ما يوجب الخشونة ويصلب الجسم ويصبره على الحر والبرد والتعب والمشاق ، فإن الرجل قد يحتاج إلى نفسه فيجد عنده خشونة وقوة وصبرا ما لا بجدها صاحب التنعم والترفه بل يكون العطب إليه أسرع  ،

(   الفروسية   )

والله أعلم بالصواب


Jumat, 01 Januari 2021

Habib Jakfar Alkaff meninggal | dan Ulama Karismatik itu telah berpulang

 Wafatnya Habib Jakfar Alkaff (Kudus)



Dalam sebuah Maqolah dijelaskan :

موت العلماء موت العالم
Mautul Ulama' Mautul 'Alami, dalam arti meninggalnya seorang Ulama merupakan bencana bagi alam semesta, betapa tidak ulama al' arif billah ulama yang benar ulama apalagi setingkat dengan Waliyullah adalah manusia yang dicintai Allah, karena ulama' adalah manusia yang paling takut kepada Allah,
إنما يخشى الله من عباده العلماء
Artinya : sesungguhnya manusia yang paling takut kepada Allah adalah para Ulama'
Yang dimaksud takut disini adalah dalam arti Takwa yang mana tindak tanduknya sesuai dengan yang di Syariatkan Rabb nya, mereka adalah manusia manusia yang selalu Istighfar kepada Allah, selalu meminta dan memohon maaf kepadaNYA bukan hanya untuk dirinya sendiri namun juga untuk Ummat seluruhnya, merekalah yang selalu menghambat turunya bencana dan Adzab Allah di muka bumi ini, sebagaimana Firman Allah
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Artinya : Allah Tidak akan mengadzab mereka sedang engkau bersama mereka (Muhammad), dan Allah tidak akan mengadzab mereka jika masih ada orang orang yang mau Istighfar.
Hari ini kita ditinggal oleh salah satu Waliyullah Habib Panutan Ummat Habib yang selalu memberi teladan Baik, Habib yang kehadiranya dinantikan oleh semua orang, Beliaulah Alhabib Almajdhub Jakfar bin Muhammad Al kaff (Kudus)  link videonya disini 

Detik detik meninggalnya habib Jakfar Alkaff

Beliau adalah salah satu Habaib yang bisa

 masuk disemua lapisan masyarakat baik rakyat biasa maupun yang berpangkat, semua golongan baik warga Nahdhiyyin maupun yang lain, tidak lain karena beliau selalu membawa kesejukan dalam berdakwah, sehingga kehadiranya selalu dinanti. 

Semoga beliau segera bersanding dengan kekasihnya dan kakek buyutnya Nabi kita Muhammad SAW. Dan semoga akan muncul Jakfar Jakfar jakfar yang lain yang dapat mempersatukan Ummat Ini Amin.
Ilaa habib jakfar Bin Muhammad Alkaff Kudus ALFAATIHAH

Sabtu, 19 September 2020

Isteri Akhir Zaman dan definisi perempuan Sholehah

Isteri Akhir Zaman dan definisi perempuan Sholehah



Oleh: Sulthonul Ilmi Al Habib Salim Bin Abdullah Assyatiry Rubbath Tareem (Allah Yarhamuhu) 

Sahabatku sekalian Jika hal ini terjadi pada istri-istri pada Isteri isteri kita maka ini pertanda akhir zaman. 

Ketika mereka berada dirumahnya :

•Dihadapan suaminya mereka berpakaian seadanya

•Rambut acak-acakan dan aroma badannya pun

dibiarkan tak sedap

•Kalo bicara dengan suara keras dan tinggi.

Tetapi ketika keluar dari rumahnya :

•Didepan khalayak ramai bahkan didepan laki-laki lain

mereka memakai pakaian-pakaian yang bagus

•Berdandan cantik dan memakai parfum

•Kalo bicara dengan suara yang dilemah lembutkan.

•Mereka bebas keluar dari rumahnya tanpa ada

keberanian dari sang suami untuk menegur tetapi

kebalikanya ketika suami terlambat pulang sedikit saja

langsung dibentak dan dinterogasi

Wahai saudariku…

Inilah kenyataan yang terjadi pada rumah tangga kaum muslimin. Dimana yang memegang kendali dalam rumah tangga adalah ISTRI. Bahkan terkadang suaminya adalah seorang yang abid (Ahli 'Ibadah), tapi dia telah membiarkan istrinya durhaka terhadapnya dengan tidak memberikan pendidikan terhadap istri-istrinya.

Dalam hadits Nabi Rasullullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda :

“Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi.“

(HR.Thabarani)

Siapakah wanita yang paling baik…?

Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.”

(HR. An-Nasai dan Ahmad)

Abdullah bin Abbas radhiallahuanhu,berkata :

“Sesungguhnya aku selalu berhias untuk istriku seperti berhiasnya dirinya untukku.”

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammadin Wa ‘Ala Ali Sayyidina Muhammad.

===========++++++==============

KEUTAMAAN WANITA

1. Doa seorang isteri yg taat memiliki kekuatan 70 wali

2. Isteri yg membuatkan minum suami tanpa diminta, pahalanya 3x khatam Qur'an.

3. Masakan isteri yg dilakukan secara sunah dan dimakan suami beserta keluarga pahalanya semua untuk isteri dan do'a suami yg memakan masakannya menjadi do'a yg diijabah.

4. Isteri yg membangunkan suami untuk sholat atau mengingatkan sholat berjamaah di masjid pahalanya 27+1

5. Isteri yg kelelahan bangun malam karena anaknya minta susu sama dengan pahala 70x haji mabrur

6. Seorang ibu yg menyusui setiap tetes susunya senilai 200x sholat khusyu dan doanya di ijabah' (fadilah wanita)

7. Burung di udara dan malaikat dilangit akan selalu memintakan ampunan kepada Allah selama Isteri dalam keridhoan suami.

8. Bila seorang suami pulang dengan gelisah dan isteri menghiburnya maka isteri mendapatkan 10 pahala jihad.

9. Bila seorang wanita hamil sholatnya dua rekaat adalah lebih baik dari 80 rakaat sholat wanita yg tidak hamil.

10. Bila seorang wanita hamil akan mendapatkan pahala 70 tahun sholat dan 70 tahun puasa.

11. Wanita yg mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan mendapat 1000 kebaikan dan akan diampuni kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari matahari memintakan ampun baginya dan Allah SWT mengangkat derajatnya 1000 tingkat.

12. Wanita yg menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui maka malaikat dilangit akan mengabarkan berita bahwa SURGA wajib bagi nya".

13. Apabila sorang wanita kedatangan haid maka haidnya akan menghapus dosa2nya.

14. Apabila ia membaca pada hari pertama keluar haid :

الحمدلِلّٰهِ على كل حال وأستغفر ﷲ من كل ذنب

 "Alhamdulilahi ala kullu halin wa astagfirullaha min kulli zanbi" Maka Allah Swt akan membebaskannya dr jahanam, shirat & adzab.


15. Setiap hari dari haidnya, Allah tinggikan dia dgn pahala 40 orang mati syahid apabila ia berdzikir.


SUBHANALLAAH... betapa sayangnya Allah SWT terhadap kaum wanita.


Dan semoga kita mendapat pasangan hidup yang soleh dan solehah #Amin_Yaa_Robbal_Aalamin


Jika ada orang yang menerima dan mengamalkannya,mengajarkan pada orang lain, anda akan menimba pahala sebagai ilmu yang bermanfaat.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وبارك وسلم.

Semoga mendapatkan istri solihah semua sahabat.

Dan yg perempuan bisa menjadi wanita yg solihah dan istri yg baik buat suaminya.


Amiiin ..

Minggu, 12 April 2020

Keutamaan Kitab As Syifa' dalam menyembuhkan segala macam penyakit

KITAB ASY-SYIFA LIQODLI IYADH AL MALIKY  (kitab yg sangat mujarab untuk menyembuhkan segala penyakit.)


Syekh Abdullah Bin Ibrahim as-Syinqithiy (wafat tahun 1233 Hijriyah) rahimahullah berpesan kepada para muridnya:

“Bila di antara kalian mengalami sakit maka lakukanlah pengobatan dengan bertabarruk (mengambil barakah) kitab as-Syifa karya al-Qadhi Iyadh al-Malikiy rahimahullah* (wafat tahun 544 Hijriyah).
ﻣﻦ ﻧﺎﺑﻪ ﻣﺮﺽ ﻓﻠﻴﺰﻥ ﺍﻟﺸﻔﺎﺀ ﻟﻠﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﻭﻳﺸﺮﺑﻪ
Artinya; “Siapa saja terserang penyakit, maka hendaknya ia timbang kitab as-Syifa karya imam al-Qadhi Iyad al-Yahshabiy dengan air lalu ia minum air tersebut.”.

Hal tersebut sering dilakukan oleh murid-murid beliau dan teruji coba menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Kitab as-Syifa merupakan salah satu kitab terbaik dalam memperkenalkan sosok makhluq paling mulia yakni Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Apresiasi ulama mengenai kitab as-Syifa Bi Ta’rif Huquq al-Mushthafa:
« ﻟﻮﻻ ﺍﻟﺸﻔﺎ ﻟﻤﺎ ﻋُﺮﻑ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ »
Kalau bukan karena kitab as-Syifa, tidak akan ada yang mengenal al-Mushtafa (makhluq terpilih) Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan sempurna.



Setelah Qadhi Iyadh rahimahullah selesai merampungkan penulisan kitab as-Syifa, pada malam harinya Imam Qadhi Iyadh bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Iyadh, bergembiralah engkau”. beliau bertanya: “Ada gerangan apa Ya Rasulallah?

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: kau masuk surga dan informasikan kepada siapa saja yang membaca atau mendengar kajian kitab as-Syifa akan dijauhkan dari penyakit buta.”

Untuk download pdf nya bisa kesini gudang arab

Semoga bermanfaat

Manfaat selalu menjaga wudlu


Manfaat selalu menjaga Wudlu sangatlah besar  sebagaimana salam hadits riwayat

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu,ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

“Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya (mendapatkan) surga.” (HR. Muslim, no. 234)

Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri melaksanakan dua rakaat dengan tidak mengucapkan pada dirinya (konsentrasi ketika shalat), maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, no. 160 dan Muslim, no. 22)

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Di dalamnya ada anjuran shalat dua rakaat setelah berwudhu.”

Yang dianjurkan adalah melaksanakan langsung setelah berwudhu.

Imam Nawawi rahimahullah berkomentar, “Dianjurkan dua rakaat setelah wudhu karena ada hadits shahih tentang itu.” (Al-Majmu Syarh Al-Muhadzab, 3:376)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan shalat dua rakaat setelah berwudhu meskipun pada waktu yang dilarang untuk shalat, hal itu dikatakan oleh Syafi’iyyah.” (Al-Fatawa Al-Kubra, 5:345)

Zakariya Al-Anshari dalam kitab ‘Asna Al-Mathalib (1:44) mengatakan, “Dianjurkan bagi yang berwudhu, shalat dua rakaat setelah wudhu pada waktu kapan pun.”

Semoga bermanfaat

Senin, 03 Februari 2020

Nama Anak Iblis Beserta Tugasnya

Siapa sih Iblis itu? Apakah Iblis Punya Anak?


Iblis adalah makhluk yang ditakdirkan Allah Swt. untuk menyesatkan umat manusia, sebagaimana dalam ayat Al Qur'an  mengatakan:

 قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (Al Hijr:39)
Ya.. Iblis punya Anak yang bahu membahu bersamanya dalam menyesatkan manusia, beeikut adalah sembilan anak Iblis. beserta tugas yang dimilikinya :

1. Khonzab

Khonzab adalah anak iblis yang pertama. Tugasnya mengganggu orang salat dengan membisikkan kejahatan (was-was)agar tak khusyuk dan semisalnya. Orang yang was-was dalam salat adalah korban dari anak iblis yang pertama, yaitu Khonzab.

2. Walhan

Walhan adalah anak iblis yang kedua. Tugasnya mengganggu orang yang bersuci seperti wudu, istinja dan mandi hadas besar dengan membisikkan was-was dalam hati mereka. Orang yang was-was dalam bersucinya adalah korban dari anak iblis yang kedua, yaitu Walhan.

3. Zallanabur

Zallanabur adalah anak iblis yang ketiga. Tugasnya dipasar untuk mengajak penjual berbuat curang, bersumpah palsu, memuji barang dagangan dan lain-lain.

4. A'war

A'war adalah anak iblis yang keempat. Tugasnya mengajak orang berzina, dengan cara meniup kemaluan laki-laki supaya naik syahwat dan melemahkan perempuan agar tak mampu menolak gejolak syahwat laki-laki tadi, sehingga terjadilah perzinahan.

5. Wasnan

Wasnan adalah anak iblis yang kelima. Tugasnya menggoda orang yang ingin berbuat baik seperti salat, belajar dan sebagainya untuk tidur atau malas, dengan cara memberatkan kepala dan kelopak mata seseorang, sehingga kepala dan mata terasa berat serta sangat mengantuk, pun memberikan kesegaran terhadap seseorang yang ingin melakukan kejahatan. Ketika kita mengantuk dalam ibadah atau belajar dan semangat dalam kejahatan, kita sudah menjadi korban anak iblis yang bernama Wasnan.

6. Tabar

Tugasnya mengajak orang yang terkena musibah untuk menjerit, menampar pipi dan perbuatan-perbuatan lainnya yang menunjukkan ketidak sabaran atas musibah yang menimpa.

7. Dasim

Dasim adalah anak iblis yang ketujuh. Tugasnya antara lain;

-Ikut makan ketika seseorang tidak membaca basmalah.
-Ikut masuk kedalam rumah ketika tak baca basmalah dan saat Dasim sudah di dalam, dialah yang akan mengadu domba suami-istri yang dapat menimbulkan perceraian. Solusinya supaya tak didalangi Dasim untuk bercerai adalah dengan membaca basmalah ketika suami atau istri masuk rumah.
-Ikut tidur satu kasur apabila tak baca basmalah saat hendak tidur.
-Ikut memakai pakaian seseorang apabila tidak dilipat ataupun tak membaca basmalah ketika meletakkan pakaiannya. Ketika pakaian tak dilipat dan tak baca basmalah saat melatakkannya, maka Dasim akan ikut memakai pakaian kita, sehingga pakaian kita akan mudah terlihat jelek.

8. Matun

Matun adalah anak iblis yang kedelapan. Tugasnya mengajak orang berbohong.

9. Abyadh

Abyadh memiliki tugas menggoda para ustadz.

(Marooqi al 'Ubuudiyyah Syarah Bidayatu al Hidaayah, hal 18 ).

Setelah mengetahui tugas-tugas anak iblis yang sangat berambisi untuk menyesatkan umat manusia ini, manusia yang berfikir akan mengatahui sengitnya peperangan antara manusia dengan iblis dan anak-anaknya yang ingin menyesatkan.

Sesuai dengan firman Allah Swt.

 ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ.

kemudian saya ( iblis ) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Al A'raaf:17) .

Iblis mendatangi manusia dari arah depan, belakang, kanan dan kiri untuk menyesatkan manusia, tapi ada satu arah yang tak disebutkan iblis, yaitu arah atas. Sebab, itu adalah arah kita berdo'a kepada Allah Swt.

Selagi kita rajin beribadah dan berdo'a, insya Allah kita akan selamat dari rayuan iblis dan anak-anaknya

Minggu, 02 Februari 2020

Ternyata Surga dapat dipilih

Ternyata pintu Surga dapat dipilih guys...

INILAH 4 WANITA YANG BISA MEMILIH PINTU SURGA YANG IA KEHENDAKI

Rasulullah pernah bersabda bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Rasulullah juga mengisyaratkan banyaknya wanita muslimah yang masuk surga. Bahkan, ada wanita-wanita muslimah yang bisa masuk surga dari pintu manapun. Ya, wanita muslimah seperti Anda bebas mau masuk surga dari pintu manapun, asalkan memenuhi 4 kriteria berikut ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut,“Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih)

Jadi, 4 kriteria tersebut adalah:
1. Menjaga shalat lima waktu
إن أول ما يحاسب به العبد صلاته فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله


“Amal yang akan dihisab pertama kali dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya, baik pula seluruh amalnya. Jika buruk shalatnya, buruk pula seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

2. Berpuasa di bulan Ramadhan
Sesungguhnya, surga disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya.” (QS. Al Qalam : 34)

Sedangkan puasa Ramadhan, tujuannya adalah membentuk insan yang bertaqwa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi bertaqwa.” (QS. Al Baqarah : 183)

3. Menjauhi zina
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS.Al Isra’ : 32)

4. Taat kepada suami
Kriteria keempat wanita bisa masuk surga dari pintu manapun adalah, ia mentaati suaminya dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat. Bagi wanita muslimah, setelah ia menikah, maka orang pertama yang berhak ia taati adalah suaminya. Bahkan melebihi ketaatan kepada orangtua. Khususnya ketika suaminya sejalan dengan aturan agama.

Makan bayangkanlah, alangkah bahagianya, di hari yang ketika itu banyak wanita dilemparkan ke neraka, Anda dapat melenggang ke surga. Dan di tempat yang penuh kenikmatan itu, Anda dipersilakan untuk memilih masuk dari pintu manapun. Betapa mulia dan betapa bahagianya.

Dari berbagai sumber

Sabtu, 11 Januari 2020

Siapa saja yang selalu didoakan Malaikat?

Siapa saja yang selalu didoakan Malaikat?
Tidak semua doa yang kita pinta dari Allah SWT,. Langsung terkabul, ada kalanya Doa itu menunggu sehingga kita betul betul bersih, sehingga doa yang kita panjatkan dan kita pinta kepada Allah SWT. Ditangguhkan terlebih dahulu, Namun jangan patah semangat Yakinlah bahwa doa doa kita akan diijabah Allah pada saat yang tepat menurut kehendak Allah. Namun seandainya doa kita ditangguhkan, paling tidak kita punya cara Agar Malaikat mendoakan kita,
berikut adalah  12 Golongan  dari Ummat Islam Yang selalu Didoakan Oleh Para Malaikat


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (HR Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’ (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan ‘aamin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

“Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” (HR Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

“Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'” (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)


7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.

“Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'” (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no.9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’ (HR Imam Muslim dari Ummud Darda’, Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.

“Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'” (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah” (HR Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (HR Imam Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

Senin, 30 September 2019

Bulan Shafar dan Amaliahnya

Bulan Shafar & Amaliyahnya

Dalam kalender Islam, hari ini Senin 30 September 2019 sudah masuk bulan safar 1441 hijriyah. Safar adalah bulan kedua dalam kalender Qamariyah, setelah Muharram dan sebelum Rabiul Awwal.

Ibnu Mandzur dalam Lisânul 'Arab mengatakan bahwa nama bulan safar dipilih karena waktu itu kota Mekkah kosong ditinggal oleh penghuninya.

*لِإِصْفَارِ مَكَّةَ مِنْ أَهْلِهَا إِذَا سَافَرُوا*

"Karena kosongnya kota  Makkah dari penduduknya karena mereka bepergian." dalam Ibnu Mandzur, Lisânul 'Arab, Dar el-Shâdir, Beirut, juz 4, halaman 460.

Entah dari mana asal muasalnya, kaum jahiliyah ada yang menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan penuh sial dan bencana. Pendapat itu pun segera diluruskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Safar," Sabda Rasulullah seperti diriwayatkan dalam Hadis Rasulullah. Al-Bukhari , Muslim , Abu Dawud, Ahmad ).

Beberapa peristiwa penting yang justru dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Safar. Habib Abu Bakar al-'Adni dalam Mandhûmah Syarh al-Atsar fî Mâ Warada 'an Syahri Shafar menyebutkan : peristiwa penting yang dilakukan oleh Rosulullah dibulan shafar  antara lain : 1,Beliau menikah dengan Sayyidah Khadijah ,
2, Beliau  menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan sayyidina  Ali bin Abi Thalib,
3, Beliau mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Jadi jika masih ada yang percaya bahwa Safar adalah bulan sial, yg membawa kemadlorotan itu tidak benar, karena jelas disebutkan dalam Alquran bahwa bencana, petaka atau kesialan yang terjadi itu semata kehendak Allah SWT.

*مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ*

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At Taghabun: 11)

*🌹Doa Bulan Safar*

Memasuki bulan Safar, tentunya kita mengharapkan keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT. Berikut doa Habib Abu Bakar Al-‘Adni di bulan Safar sebagaimana dikutip dari karyanya Mandzûmah Syarhil Atsar fî Mâ Warada ‘an Syahris Shafar:

*بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هَذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ،  وَأَسْأَلُكَ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنِي وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَأَهْلِي وَأَحْبَابِي وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي مِنْ شَرِّ هَذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنِّي شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِم لِي فِي هَذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَلِأَهْلِي وَمَا تَحُوْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي وَجِمْيعِ الْمُسْلِمِيْن. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ*

*اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وبَلِيَّةٍ قدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرَ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، يَا عَالِماً بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئاً قَالَ لَهُ: (كُنْ فَيَكُوْنُ) يَا أَزَلِي يَا أَبَدِي يَا مُبْدِي يَا مُعِيْدُ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَاذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ*

*اَللَّهُمَّ احْرِسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَمْوَالَنَا وَوَالِدِينَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِي ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا، بِبَرَكَةِ الْأَبْرَارِ وَالأخْيَارِ، وَبِرَحْمَتِكَ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ، يَاكَرِيْمُ يَاسَتَّارُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ*

*اَللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَنِ، يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنِي مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنَا اللَّهُمَّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ*

(Bismilahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în. A’ûdzu billahi min syarri hadzaz zaman wa ahlihi, wa as`aluka bi jalâlika wa jalâli wajhika wa kamâli jalâli qudsika an tujîrani wa walidayya wa ahlî wa ahbâbi wa mâ tuhîthuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra mâ qhaddaita fîha, washrif ‘anni syarra syahri shafar, yâ Karîman nazhar, wakhtim lî fî hâdzas syahri wad dahri bis salamati wal ‘afiyati lî wa liwâdayya wa aulâdi wa li ahli wa mâ tahûthuhu syafaqatu qalbi wa jamî’il muslimîn, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alâ âli wa shahbihi wa sallam.

Allahumma innâ na’udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balâin wa baliyyatin qaddartahâ fîhi yâ dahru, ya mâlikad dunya wal akhirat, ya ‘âliman bima kâna wa mâ yakûnu, wa man idzâ arâda syai`an qâla lahu: (kun fayakûn) yâ azali ya abadi ya mubdi ya mu’id ya dzal jalâli wal ikrâm, ya dzal ‘arsyil majîd anta taf’alu mâ turîd.

Allahummahris bi ‘anika anfusana wa ahlana wa amwalana wa wâlidina wa dînana wa dunyânal latî ibtalaina bi suhbatiha, bi barakatil abrâri wal akhyâri, wa birahmatika ya ‘azîzu yâ ghaffâru, yâ karîmu yâ sattâru yâ arhamar râhimin.

Allahuma yâ syadîdal qawiyyi wa yâ syadidal mihani, yâ ‘azîzu dzallat li’izzatika jamîu khalkika, ikfîni min jami’i khalkika, yâ Muhsinu yâ Mujmilu yâ Mutafaddhil, yâ Mun’im, ya Mutakarrim, yâ man lâ ilaha illa Anta, irhamnâ allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimîn. Wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în)

Artinya, “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada Tuan kami, Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayang, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayang seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya.

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, dan dari segala kesukaran, bencana dan cobaan yang telah Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Ad-Dahr (Allah), wahai sang pemilik dunia dan akhirat, wahai Dzat Yang Maha mengetahui sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, wahai Dzat yang apabila menghendaki sesuatu mengucapkan: Kun fayakun, Wahai Dzat yang tidak terikat waktu, wahai Dzat yang abadi, wahai Dzat yang menciptakan segala sesuatu, wahai Dzat yang mengembalikan segala sesuatu, wahai Dzat pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat pemilik ‘Arsyi yang mulia, Kau maha melakukan apa yang KAU kehendaki.

Ya Allah jagalah diri kami dengan pandangan-Mu, dan keluarga kami, harta kami, orang tua kami, agama kami, dunia yang kami dicoba untuk menghadapinya, dengan wasilah keberkahan orang-orang yang baik dan pilihan, dan dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat yang maha perkasa, maha pengampun, maha mulia, maha menutup aib, duhai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang

Wahai Allah, wahai Dzat yang sungguh amat kuat, Dzat yang cobaannya sangat berat, wahai Dzat yang maha perkasa, yang mana seluruh mahlukNya tunduk karena keperkasaan-Mu, jagalah aku dari semua mahluk-Mu, wahai yang maha memperbagus, yang maha memperindah, yang maha memberikan keutamaan, yang maha memberikan kemuliaan, Yang tiada tuhan kecuali Engkau, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan kepada junjungan  kami Baginda  Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya semua.”

Demikian doa di bulan Safar. Memang doa ini sangat erat dengan tradisi Rebo Wekasan. Namun tak ada salahnya jika kita membaca doa ini kapan pun supaya kita dan  keluarga kita, dan orang-orang yang kita cintai selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin 🤲🏻🤲🏻🤲🏻