MENGAMBIL IBRAH MASA LALU
Sobat gudang da'i, setiap manusia pasti memiliki kisah masa lalu, entah kisah baik ataupun buruk. Seyogyanya masa lalu bisa menjadi pelajaran ( _ibrah_) dan dinikmati apa adanya. Seberapa sedih ataupun bahagia kisah kita, akan selalu ada pelajaran yang dapat dipetik.
Manusia tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi, tetapi kita bisa merubah pengaruh yang dirasakan dari kisah masa lalu. Masa lalu akan terus mempengaruhi kehidupan selanjutnya sehingga kita perlu mencermati bagaimana pengaruhnya nanti terhadap diri kita. Memang masa lalu tidak dapat diubah, dilupakan atau dihapus, tetapi hanya bisa diterima sebagai bagian dari kehidupan. Kita tidak bisa merubah segala yang telah terjadi pada masa lalu, tidak peduli seberapa besar keinginan kita atau betapa menyesalnya kita karena apa yang telah terjadi.
Sobat gudang da'i, Terkadang banyak orang yang ingin memperbaiki kualitas dirinya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, namun ketika ia mengingat dosa-dosa di masa lalunya yang begitu kelam dan gelap, dia menganggap dirinya paling kotor dan Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima dirinya. Sikap putus asa terhadap rahmat dari-Nya merupakan tipu daya syaitan agar manusia berpaling dari Allah Azza wa Jalla, padahal rahmat Allah Azza wa Jalla sangatlah luas dan agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
“Sungguh Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anak bayinya”
(HR. al-Bukhari no. 5653 dan Muslim no. 2754 dari ‘Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu)
Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
"Sesungguhnya Rabb-mu Maha Luas Pengampunan-Nya.” (QS. An-Najm: 32)
Sobat gudang da'i, Allah Azza wa Jalla telah menunjukkan kepada kita betapa pemurah dan sayang kepada setiap hamba-Nya. Setiap hamba yang ingin menghambakan, memperbaiki diri dan istiqamah di jalan yang telah Allah Azza wa Jalla tunjukkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التائب من الذنب كمن لاذنب له
“Orang yang telah bertaubat dari dosa-dosanya dengan sungguh-sungguh adalah seperti orang yang tidak punya dosa.“
(HR. Ibnu Majah no. 4250, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)
Janganlah bersedih dan terpuruk atas banyaknya dosa-dosa kita di masa lalu, ketika kita tidak bisa merubah masa lalu yang kelam tapi kita masih bisa untuk mengupayakan dan merubah masa depan menjadi lebih baik dan penuh rahmat.
Sobat gudang da'i, Masa lalu adalah masa lalu, maka biarkan masa lalu pergi. Jika kita melakukannya, akan lebih mudah bagi kita untuk memaafkan diri sendiri dan menyembuhkan luka hati yang selama ini membuat kita sangat menderita. Bila kita terlalu berfokus dengan kenangan pahit masa lalu, maka kita akan lupa untuk meniti langkah hidup selanjutnya. Akan menjadi lebih baik jika kita mampu merubah pandangan itu semua.
Sobat gudang da'i, Menyadari segala kesalahan yang telah kita perbuat adalah langkah awal untuk berdamai dengan diri sendiri. Setelah menyadari segala kesalahan, maka belajarlah dari kesalahan-kesalahan tersebut dan berjanji kepada diri sendiri untuk berusaha keras agar tak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Melakukan kesalahan adalah bagian dari menjadi manusia. Dari kesalahan-kesalahanlah kita sebagai manusia belajar, tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang semakin baik.
Sobat gudang da'i, Manusia sudah memiliki jatah rezeki dan kesuksesannya masing-masing. Semuanya tergantung usaha serta konsistensi dalam mencapainya. Proses dan jangka waktu pencapaiannya juga berbeda-beda, karena semua orang punya _timeline_ hidupnya masing-masing.
Kita bukan manusia sempurna, tapi manusia yang sedang mencoba untuk menjadi lebih baik untuk diri kita sendiri dan mencoba berbagai opsi untuk hasil yang terbaik. Jika belum waktunya untuk berhasil, maka bersabarlah. Bersabar bukan berarti pasrah, tapi membiarkan dan mengizinkan diri kita ikhtiar untuk melakukan yang terbaik semampu kita, berdoa dan bertawakal kehadirat Allah Azza wa Jalla mengharapkan hasil yang terbaik.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjadikan masa lalu sebagai _ibrah_ terbaik untuk memperbaiki diri dalam meraih ridha-Nya.