Tampilkan postingan dengan label Dakwah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dakwah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Oktober 2024

Hikmah Sumpah Pemuda

MEMETIK HIKMAH PERISTIWA SUMPAH PEMUDA


Sahabat gudang da'i yang dirahmati Allah, tanggal 28 Oktober pada setiap tahunnya adalah momen Sumpah Pemuda, tanggal yang menjadi saksi akan semangat cita-cita berdirinya Indonesia. Sejarah pengucapan ikrar pada hari tersebut menjadi harapan akan kesadaran kebangsaan.

Istilah  “Sumpah Pemuda”  adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 oktober 1928 di Jakarta. Keputusan ini diimpikan menjadi asas atau pondasi bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia.

Saudaraku,Peristiwa ini tentu menjadi histori yang menunjukan bahwa ikrar sumpah tersebut berangkat dari kesadaran hati akan loyalitas, cinta, serta pengorbanan untuk negara Indonesia ini.

Lalu pelajaran apa yang kita bisa ambil? Hikmah apa yang kita bisa petik? Terlebih bagi seorang muslim, ia dituntut untuk dapat menimba _Ibrah_ (pelajaran) dari peristiwa apapun.

Ibnu Abi Al-Hadid dalam kitabnya “Syarah Nahjul Balaghah” menuturkan:

المؤمن إذا نظر اعتبر،وإذا سكت تفكر،وإذا تكلم ذكر

“Seorang mukmin itu apabila melihat sesuatu dapat mengambil pelajaran, apabila diam dia sedang tafakur, apabila berbicara ia berdzikir.” 

(Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Abi Al-Hadid, 20/280)

Saudaraku,Sumpah ( _mitsaq_) secara bahasa yakni kata yang berasal dari وثق yang bermakna akad ( _‘aqdun_) dan penguatan ( _ihkam_). Sehingga yang dimaksud dengan _mitsaq_  (ميثاق) adalah ikrar, komitmen, atau janji yang kokoh lagi solid. 

(Mu’jam Maqayis Al-Lughah, Ibnu Faris, 6/85)

Sedangkan _mitsaq_  secara istilah adalah ikrar atau akad yang meyakinkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Bakar Al-Jashash:

وَالْمِيثَاقُ هُوَ ‌الْعَقْدُ ‌الْمُؤَكَّدُ إمَّا بِوَعِيدٍ أَوْ بِيَمِينٍ

“Mitsaq adalah akad yang meyakinkan, baik dengan peringatan maupun  sumpah.” 

(Ahkam Al-Qur’an, Al-Jashash, 1/47)

Definisi ini juga dikuatkan oleh Abu Ja’far Ath-Thabari dalam karyanya “Jami’ Al-Bayan” beliau menjelaskan;

الميثاق من الوثيقة، إما بيمين، وإما بعهد أو غير ذلك ‌من ‌الوثائق

“Mitsaq adalah sesuatu yang kuat, kokoh, atau kukuh, baik itu dengan janji atau hal lain semacamnya dari wasaiq.” 

(Jami’ Al-Bayan, Abu Ja’far Ath-Thabari, 2/156)

Perlu diketahui bahwa setiap sumpah janji itu mempunyai konsekuensi yang harus direalisasikan. Apa artinya sumpah jika tidak ada konsekuensi yang ditunaikan. Yaitu ikrar kita kepada bangsa dan negara untuk menjaganya sesuai dengan isi Sumpah Pemuda dan ini juga merupakan indikasi bukti cinta akan tanah air.

Saudaraku,Bukti cinta kita kepada tanah air ini adalah dengan berkarya, berbuat yang terbaik untuk negeri ini dengan ikhlas hanya mengharapkan ridha-Nya. Karena sejatinya, semakin kita mengharap ridha-Nya, kelak Allah Azza wa Jalla semakin menjaga, merahmati dan memakmurkan bumi Indonesia ini. Karena tidak ada penjagaan yang paling baik selain penjagaan Allah Azza wa Jalla.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita semua untuk tetap istiqamah senantiasa menunaikan sumpahnya  memakmurkan bumi tercinta ini untuk meraih ridha-Nya.

Jumat, 25 Oktober 2024

Orang yang Adil adalah

Cara menempatkan diri menurut Agama Islam


Sahabat gudang da'i yang cintai Allah,Seringkali karena terbiasa dengan kenikmatan dunia membuat kita tidak siap menghadapi berbagai ujian dan kesabaran pun menjadi pendek. Padahal tidak boleh berkhayal bisa masuk surga sementara kita ingin selalu menikmati dunia. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” 

(QS. Al Baqarah: 214)

Saudaraku,Sedalam apapun jurang, pasti ada dasarnya⁣. Seberat apapun ujian, pasti ada jalan keluarnya⁣. Ingatlah janji Allah Azza wa Jalla, bahwa Dia tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya⁣...

Sebab Allah Azza wa Jalla itu Maha Adil, Ia tahu betul kapasitas setiap hamba-Nya dalam menghadapi ujian. Apapun cobaan yang menimpa kita saat ini, Allah Azza wa Jalla tahu kita mampu melewatinya.⁣..

Saudaraku,Ingatlah bagaimana Allah Azza wa Jalla menolong Nabi Yunus 'alaihi sallam ketika terjebak dalam perut ikan, atau bagaimana menakjubkannya pertolongan Allah Azza wa Jalla kepada Maryam ketika ia menghadapi ujian fitnah yang luar biasa dahsyat, sampai membuatnya berpikir lebih baik ia mati dan terlupakan daripada harus menanggung beban begitu berat⁣.

Tapi Allah Azza wa Jalla Maha Menepati Janji. Ia pasti menolong hamba-Nya selama hamba tersebut _tawakkal_ (berserah diri) terhadap segala ketetapan-Nya⁣.

Saudaraku,Makin bertambah usia, menjadikan kita manusia yang mampu menempatkan diri dalam posisi yang semestinya. Tak perlu merasa hebat sendirian, tak perlu takut ketika ditinggalkan, tak harus putus asa saat gagal, tak harus lupa di tengah keberhasilan. Akan ada masa kita berada di posisi tertekan. Menjadi suruhan, menjadi orang yang tak dihargai akan setiap pekerjaan yang kita lakukan. Selama proses kehidupan berjalan, kita akan merasakan memilih dan menerima. Ada saat di mana kita dihadapkan pada keputusan yang sulit, ada masanya kita tidak bisa memilih. Ada waktu ketika kita butuh memeluk orang lain untuk menunjukkan dukungan kita. Tapi ada waktu ketika harus menolak memeluk mereka, karena dukungan kita akan disalah-gunakan.

Hidup ibarat tangga yang terus naik. Dan setiap tangga yang kita naiki adalah sebuah ilmu, pengalaman, umur dan kedewasaan yang akan terus bertambah seiring perjalanan waktu. Pada saatnya nanti, cepat atau lambat tangga yang kita naiki akan rapuh, seakan tidak kuat lagi menopang beban kita, hingga akhirnya jatuh ke bawah. Hidup hanya sementara, persiapkan diri kita sebaik-baiknya. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana kita akan jatuh ke bawah...

Bersabarlah di kala sulit, berbagilah ketika ada, akan terasa indah karena saling melengkapi. Karena itu, jangan terlalu sedih ketika semuanya pergi, hilang dan terjatuh. Semua akan kita sikapi dengan sabar dan syukur pada masanya...

Saudaraku,Salamah bin Dinar rahimahullah berkata,

‏شيئان إذا عمِلت بهما أصَبْت بهما خير الدنيا والآخرة

تعمل ما تكره إذا أحبَّه اللَّه، وتترك ما تحب إذا كرهه اللَّه


"Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla mencintainya, dan engkau tinggalkan apa yang engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla membencinya."

(Al Ma’-rifah wat Tarikh, jilid 1 hlm. 381)

Saudaraku,Teruslah beramal karena Allah Azza wa Jalla, agar peluh kita tak sia-sia. Agar lelah kita menjadi _lillah_ (karena Allah). Jangan kita hentikan amal kita karena berlinang air mata kecewa yang menghadang jalan kita. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tak pernah luput hitungan-Nya. Ia akan senatiasa meninggikan setiap hamba-Nya yang senantiasa berihtiar hingga jatuh bangun menyempurnakan pengabdian pada-Nya...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah berihtiar menyempurnakan pengabdian kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya..

Sukses dalam Islam

Makna Sukses dalam Islam


Sahabat gudang da'i yang dirahmati Allah SWT,Setiap manusia tentunya ingin meraih kesuksesan. Islam adalah agama yang menuntun umatnya untuk menjadi orang-orang yang sukses. Tidak hanya sukses di dunia namun juga sukses di akhirat. Untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat itu, Allah Azza wa Jalla juga telah memberikan petunjuk yang lengkap yaitu Al-Qur’an...

Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses. Ternyata sukses menurut manusia berbeda dengan sukses menurut Allah Azza wa Jalla. Jika manusia mendapatkan harta dunia yang berlimpah, rumah megah, mobil mewah, apapun keinginan serba mudah, tentu bukan hanya itu ukuran sukses menurut Islam. Artinya, sungguh rugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses dalam kehidupan di dunia, tapi ternyata ia termasuk orang yang gagal. Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah Azza wa Jalla dalam kitab-Nya, Al-Qur’an. Ibnul Jauzi dalam kitab _Shaidul Khatir_ menegaskan, barangsiapa yang merenungi akibat dari kehidupan dunia, niscaya ia akan hati-hati mengarunginya. Dan siapa yang meyakini panjangnya perjalanan akhirat maka ia akan mempersiapkan bekal perjalanan tersebut...

Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” 

(QS. Thaha: 131)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها

“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.” 

(HR. Bukhari, Muslim)

Saudaraku,Pesona dunia realitanya sanggup menenggelamkan iman dan menjadikannya sosok manusia kufur. Tak sedikit orang yang awalnya begitu kokoh keislamannya berubah arah hidupnya, bahkan rela menjual akhiratnya demi kebahagiaan semu yang sementara. Para _salafuna ash-shalih_ pun sering khawatir dengan ujian dunia, mereka banyak memberi nasihat berharga agar manusia selamat dari tipu daya dunia...

Dari Mush’ab bin ‘Umair, seorang Tabi’in dari ayahnya, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,


الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya lagi, seorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” 

(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi)

Saudaraku,Di dunialah kita bisa merancang konstruksi rumah surga, karena habitat asli seorang Mukmin adalah jannah. Sesukses apapun kita di dunia, atau sekaya dan sekuasa apapun manusia, ia akan kembali akhirat. Sangat merugilah orang yang terbuai fatamorgana dunia dan menjadikan visi hidupnya bahwa dunia adalah segalanya. Jadikanlah dunia sebagai orientasi menuju akhirat.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya tanpa berniat yang lain selain meraih ridha-Nya...

Selasa, 08 Oktober 2024

Intisari kehidupan

DUNIA SEMAKIN MENJAUH, LIANG LAHAT SEMAKIN MENDEKAT


Sahabat gudang dai,Sesungguhnya dunialah yang semakin menjauhi diri kita dan liang lahatlah yang semakin mendekati diri kita. Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita. Umur kita yang masih tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu menjadi bagian dari kita. Karena itu, jangan biarkan hari ini berlalu tanpa kebaikan yang bisa kita lakukan... 

Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua. Janganlah terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidaklah pula harus sakit. Teruslah berhati baik, berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik.  Jadilah seperti akar yang tak terlihat, tapi tetap istiqamah menyangga kehidupan. Jadilah seperti jantung yang tak terlihat, tapi tetap istiqamah terus berdenyut setiap saat tanpa henti, hingga membuat kita terus hidup, sampai batas waktunya untuk berhenti...

Saudaraku,Sesungguhnya seorang Mukmin yang mendapatkan hidayah adalah seorang yang menjadikan perubahan kondisi-kondisi sebagai kesempatan untuk ingat, merenungkan, dan mengambil pelajaran. Maka iapun senantiasa menghisab dirinya dengan muhasabah, ia memperbaiki kondisinya dan mengorientasikan kembali arah perjalanan hidupnya...

Sungguh, binasanya hati seseorang tatkala ia lalai untuk menghisab dirinya dan serta mengikuti hawa nafsunya. Maka wajib bagi kita untuk menghisab diri kita, sebagaimana Khalifah Umar berkata,


حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا، وَزِنوها قبل أن توزنوا، فإنه أهون عليكم في الحساب غداً أن تحاسبوا أنفسكم اليوم


“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum amal kalian ditimbang, karena lebih ringan bagi kalian tatkala kalian dihisab kelak, jika kalian menghisab diri kalian sekarang.”


Saudaraku,Seorang Mukmin mengetahui bahwasanya kehidupan dunia ini diciptakan hanya untuk diisi dengan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, mentauhidkan-Nya, dan untuk mewujudkan peribadatan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." 

(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Dari Ibnu Umar berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku lalu berkata,

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ السَّبِيْلِ

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau musafir yang numpang lewat.”

Ibnu Umar berkata,

إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك

“Jika telah sore maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika telah pagi maka janganlah engkau menunggu sore, manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, dan manfaatkan kehidupanmu sebelum tiba kematianmu.” 

(HR. Al-Bukhari)

Maka wajib bagi kita dengan bertambahnya umur bertambah pula ketaatan dan perbuatan kebajikan. Hendaknya kita mengisi waktu demi waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sedekat-dekatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُه

“Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.” 

(HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Saudaraku,Di antara kerugian yang besar adalah telah berlalu waktu demi waktu sementara kita menyiakan-nyiakan dan melalaikannya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?” 

(QS. Faathir: 37)

Saudaraku,Kemenangan kita hanyalah pada konsistensi melakukan kebajikan, bersegera meraih ampunan-Nya dan meningkatkan takwa kehadirat-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa."

(QS. Ali ‘Imran: 133)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengambil pelajaran dan mengorientasikan kembali arah perjalanan hidup kita untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabbal Aalamin

Selasa, 18 Juli 2023

Suarakan kebenaran lewat Retorika Dakwah

Menyuarakan Ilmu dan Kebenaran melalui Retorika Dakwah



Pendahuluan


Retorika dakwah merupakan sebuah konsep yang mencoba menghadirkan penyebaran ilmu dan kebenaran melalui penggunaan bahasa dan komunikasi yang efektif. Retorika dakwah menggunakan konsep-konsep lain, seperti logika, silogisme dan argumen. Retorika dakwah memiliki tujuan untuk mempengaruhi pemikiran dan pendapat pendengar dengan menggunakan bahasa persuasif dan berargumentasi. Ini adalah sebuah teknik yang umum digunakan oleh para pembicara agama, ulama dan aktivis agama. Dalam tulisan ini, kami akan mencoba untuk membuka pandangan tentang retorika dakwah dan bagaimana ia dapat digunakan untuk menyuarakan ilmu dan kebenaran. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Kewajiban tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, meski hanya sekadar menasihati teman atau keluarga secara bijak.


Allah telah menunjukkan perintah dakwah ini melalui firmannya dalam surah Ali Imran ayat 104 dan An-Nahl ayat 125:


وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ


اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ


”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung,” (QS Ali Imran [3]: 104).


”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS An Nahl [16]: 125)


secara umum hukum dakwah adalah Wajib. Kendati demikian, ada perbedaan apakah pembebanan kewajiban tersebut diberikan pada setiap individu atau hanya untuk kelompok orang.


Berpijak pada perintah "amar makruf nahi munkar" di surah Ali Imran ayat 104, dalam Tafsir Al-Amidi (2003) karya Husain bin Basyir bin Yahya Al Amidi, disebutkan menyuruh pada kebaikan dan melarang kemungkaran adalah wajib.


Sementara itu, ulama yang lain memandang hukum wajib dalam berdakwah berupa fardu kifayah. Hukum fardhu kifayah berlaku apabila di suatu negeri dan setiap wilayahnya telah ada orang yang melakukan pelaksanaan dakwah, maka gugur kewajiban muslim lainnya.


Bagi muslim lain berlaku hukum sunah muakkadah (sangat dianjurkan) yang akan mendapatkan kemuliaan jika mau ikut serta berdakwah.


Namun, lain halnya jika suatu negeri pada setiap wilayahnya tidak ada sama sekali orang yang berdakwah, maka semua umat muslim di sana berdosa seluruhnya. Kendati begitu, pelaksanaan dakwah disesuaikan dengan kesanggupan serta kemampuan masing-masing pribadi.


PENTINGNYA BELAJAR RETORIKA DALAM BERDAKWAH


RETORIKA adalah seni atau teknik berbicara yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan orang lain. Dalam berdakwah, retorika memiliki peran yang sangat penting. Berdakwah adalah tentang membangun hubungan dengan orang lain, menginspirasi atau mempengaruhi mereka untuk mengambil tindakan atau melakukan sesuatu yang lebih baik. Dengan retorika, pendakwah dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menarik bagi orang lain untuk menerima pesan yang disampaikan. Selain itu, retorika juga berguna untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi dakwah dan meningkatkan efisiensi waktu dalam proses pengolahan informasi yang disampaikan


Bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima ? 


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima dengan baik:


1. Pilih kata-kata dengan cermat: Sebelum berbicara, pastikan Anda berpikir dengan cermat tentang kata-kata yang akan Anda gunakan. Kata-kata yang dipilih harus mencerminkan maksud dan arti pesan yang akan disampaikan.


Ada beberapa alasan mengapa kita harus menggunakan kata-kata yang cermat dalam retorika dakwah:


- Kekuatan Pesan: Kata-kata yang cermat dapat mengkomunikasikan pesan secara lebih tajam dan menekankan aspek penting dari pesan tersebut. 


- Pengaruh Emosi: Menggunakan kata-kata dengan bijak akan membantu Anda menyampaikan retorika dakwah secara lebih efektif, karena akan berdampak pada emosi pendengar.


- Konsistensi: Dengan menggunakan kata yang cermat dan bersih, kita dapat memastikan semua orang mendapatkan pesan yang sama. Hal ini penting untuk memastikan konsistensi dalam dakwah.


2. Gunakan tone yang tepat: Pastikan untuk menggunakan tone dan nada yang bersahabat dan damai ketika berbicara. Tone dan nada yang tepat dapat membantu orang lain memahami apa yang ingin Anda sampaikan dengan lebih baik.


Pakai tone yang tepat dalam retorika dakwah sangat penting karena dapat mempengaruhi cara seseorang menerima dan mengerti pesan yang disampaikan. Beberapa alasan mengapa penting menggunakan tone yang tepat adalah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi pendengar, menghargai audiens dan membantu mereka memahami pesan yang disampaikan. Ini juga dapat membuat pendengar merasa dihargai dan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan.


3. Bermainlah dengan body language: Body language adalah bahasa tubuh Anda yang bisa memberitahu orang lain tentang pesan yang ingin Anda sampaikan. Jadi pastikan untuk menggunakan gerakan dan ekspresi yang sesuai untuk menegaskan apa yang ingin Anda sampaikan.


Body language adalah komunikasi nonverbal yang melibatkan gerak tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara. Dalam konteks retorika dakwah, menggunakan body language dapat membantu menguatkan maksud utama retorika. Melalui body language, Anda dapat menggunakan wajah, gerakan tubuh, dan intonasi suara untuk memberikan kesan yang luar biasa dan mendengarkan lebih bersemangat kepada pesan yang disampaikan.


4. Dengarkan tanggapan mereka: Keluarkan ide Anda, tapi juga dengarkan tanggapan dari orang lain. Ini akan membantu Anda mengklarifikasi pesan Anda dan memastikan orang lain benar-benar memahami apa yang Anda sampaikan.


Mendengarkan audiens adalah penting dalam retorika dakwah karena beberapa alasan berikut:


- Pemahaman kebutuhan audiens: Ketika seorang penyeru dakwah mendengarkan audiensnya, ia dapat mengerti bagaimana dan kapan menyampaikan pesan agar paling relevan.


- Pembukaan komunikasi: Mendengarkan secara aktif membuka dialog komunikasi antara penceramah dan audiens, yang mendorong mereka untuk terhubung dengan pesan yang disampaikan.


- Membangun kepercayaan: Mengendalikan komunikasi ritmis antara penceramah dan pendengar membuat pendengar merasa dihargai. Ini menciptakan ikatan emosional antara keduanya yang membangun kepercayaan dan membuat sesi dakwah lebih bermakna.

Semoga bermanfaat.

Akhukum : Muhammad Saifullah

Tulisan ini sebelumnya sudah di tampilkan di saef-sworsofgod dengan Judul Membumikan Retorika dakwah



Jumat, 13 Januari 2023

Retorika Dakwah

Gudang Da'i,Tugas dakwah merupakan suatu kewajiban yang diemban oleh setiap orang muslim, menyampaikan kebenaran yang ada dalam Al-Quran dan Hadist sudah menjadi konsekuensi seorang yang menganggap dirinya beriman, walaupun yang disampaikannya itu hanya satu ayat. Banyak da’i yang pandai berbicara sehingga pidato panjang lebar akan tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali kebosanan. Oleh sebab itu maka sangat dibutuhkan kepandaian berbicara dan kepandaian dalam mengolah kata serta mengajak audience untuk mengikuti arahan kita, sehingga kita butuh yang Namanya 

RETORIKA DAKWAH

Definisi RETORIKA

Retorika adalah suatu istilah yang secara tradisional diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.

Dalam bahasa Arab, kata Dakwah merupakan kata benda dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan, ajakan atau jamuan

Apa yang dimaksud dengan retorika dakwah?

Retorika dakwah adalah kepandaian menyampikan ajaran islam secara lisan guna terwujudnya situasi dan kondisi yang islami. Retorika dakwah merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang membahas tentang bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima

Tujuan dan Fungsi Retorika

To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan bijaksana. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan memuaskan

Apa saja prinsip retorika?

Kanon retorika, yakni prinsip-prinsip yang harus diikuti pembicara, yakni: Penemuan (invention), Pengaturan (arrangement), Gaya (style), Penyampaian (delivery), dan Ingatan (memory).

SUBYEK DAN OBYEK DAKWAH

Dakwah perseorangan

Dakwah perseorangan atau dakwah fardiyah merupakan metode dakwah yang dilakukan oleh pendakwah dengan penerima dakwah hanya perorangan. Tujuannya untuk meningkatkan keimanan seseorang menjadi lebih baik hingga mendapat keridaan Allah. Dakwah perseorangan dapat dilakukan kepada beberapa orang dalam jumlah yang sedikit dan terbatas. Dakwah perseorangan biasanya dilaksanakan tanpa adanya persiapan yang terencana sebelumnya. Beberapa bentuk dakwah perseorangan yaitu menasihati rekan kerja, memberikan teguran, atau menganjurkan untuk memberi contoh. Dakwah perseorangan dapat dilakukan ketika sedang mengunjungi orang sakit, saat sedang memberikan ucapan selamat, dan saat sedang menghadiri acara

Dakwah ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.

Dakwah bil-lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

Dakwah melalui amal

Dakwah melalui amal atau dakwah melalui perbuatan adalah metode dakwah yang mengutamakan perbuatan nyata. Tujuan berdakwah melalui amal adalah peningkatan harkat dan martabat serta kesejahteraan hidup masyarakat. Dakwah melalui amal dapat membuat penerima dakwah dapat mengikuti contoh amal yang dilakukan oleh pemberi dakwah. Dakwah melalui amal mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Pada saat pertama kali rasulullah tiba di kota Madinah, dia mencontohkan dakwah melalui amal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshar dan kaum Muhajirin dalam ikatan persaudaraan Islam.

Dakwah bit-tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

Dakwah melalui kebijaksanaan

Dakwah melalui kebijaksanaan adalah menyampaikan dakwah dengan kearifan. Metode ini sesuai untuk diterapkan kepada para cendekiawan. Mereka mencari kebenaran dan mampu berpikir kritis. Karena itu, tiap persoalan yang dibahas dapat dengan mudah mereka mengerti. Dakwah dilakukan dengan pendekatan yang sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Sekian dan Terima Kasih

H.Muhammad Saifullah, Lc. M.Pd.I