Tampilkan postingan dengan label Khutbah jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah jum'at. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Januari 2023

Khutbah Bulan Rajab

Khutbah Bulan Rajab Terbaru Terbaik


Para Da'i diseluruh Nusantara, Mari kita bersama sama mengingatkan Jama'ah kita akan pentingnya dan Agungnya Bulan Rajab, bagi sekalian Ummat Islam dengan menyampaikan Hutbah tentang keutamaan Bulan Rajab

Admin Gudang Da'i kali ini akan memberikan contoh Hutbah yang biasa disampaikan di bulan Rajab yang yang Agung ini, semoga bermanfaat bagi semuanya, Amin

Hutbah Pertama Bulan Rajab

Rajab Bulan yang dimuliakan Allah SWT.

الحمد لله ربّ العالمين علام الغيوب المطّلع على خبايا القلوب قابل التوب وغافر الذنب لمن يستغفر ويتوب نحمده على نعمه التى تتجدّد , ومننه التى لا تحصى ولا تتحدّد والطافة التى تحف عباده وتتردّد حمدا يكون سببا في بقائها فتمدّد .

وأشهد أن لا إله إلاّالله واحده لا شريك له الواحد الأحد الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد , وأشهد أنّ سيّدنا محمّدا عبده الممجّد . ورسوله المبعوث بالهدى ودين الحقّ والرّسالة السابقة صحّح وجدّد . ونفى الشبهات عن التوحيد وللعبوديّة وحد : (( قل هو الله أحد الله الصّمد )) اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد سيّد المرسلين وخاتم النّبيّن وعلى أله الطّيّبين الطّاهرين وصحابته أجمعين والتّابعين لهم بإحسان إلى يوم الدّين .

أمّا بعد فيا عباد الله : أوصيكم ونفسي بتقوى الله ربّ العالمين , يا عباد الله : يقول الله تبارك وتعالى في كتابه العزيز (( إنّ عدّة الشهور عند الله إثنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات والأرض منها أربعة حرم ذلك الدّين القيّم فلا تظلموا فيهنّ أنفسكم )) .

Ma’syirol Muslimin Rohimakumullah,

Mari Kita tingkatkan Taqwa kita kepada Allah, SWT………………….

Kurang dari seminggu lagi kita masuk pada bulan Rajab bulan yang dikategorikan Allah dan rasulnya sebagai bulan Pilihan, sebagaimana yang nabi jelaskan dalam Sabdanya bahwa Bulan pilihan ada 4 yaitu.

(( ذو القعدة – ذو الحجّة – ومحرّم – ورجب الذي بين جمادي – وشعبان ))

Artinya: ……

Jadi bulan Rajab masuk kategori bulan yang diagungkan sejak zaman jahiliyyah sampai masuknya islam sebagaimana yang dijjelaskan oleh nabi kita, dan oleh karena bulan ini bulan baik maka dibulan ini kita harus meningkatkan amal baik kita, dan memperbanyak amal salih serta meningkatkan ketakwaan dan Intensitas sholat dzikir shodaqoh serta silaturrahim kita, di bulan ini kita juga harus menjaga agar tidak melakukan perbuatan jelek dan keji sebagaimana bunyi ayat فلا تظلموا فيهنّ أنفسكم yang artinya dan janganlah engkau dibulan ini melakukan kedholiman.

Diantara kedholiman yang harus kita tinggalkan yang kadang kala sering kita lupakan antara lain seperti (Qoti’atur Rohim) memutus tali persaudaraan, melakukan dosa seperti menyakiti hati keluarga dan tetangga serta mendzalimi teman, bahkan mendzalimi diri sendiri.

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah,

Perlu diketahuai segala kedzalimanan yang kita lakukan dimuka bumi akan mengakibatkan gelapnya kehidupan kita di akhirat nanti, dan jika kedzaliman dengan berbagai bentuk dan macamnya diharamkan di bulan bulan biasa, maka lebih lagi di bulan pilihan dan bulan penuh barakah ini harus lebih kita tinggalkan karena dosanya akan dilipat gandakan,

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Walaupun secara khusus Nabi kita tidak menjelaskan tentang amalan amalan baik dibulan rajab namun semua itu bisa kita ambil dari keumuman hadits yang diriwayatkan oleh sahabat albaahily :

((صم من الحرم واترك, صم من الحرم واترك,  صم من الحرم واترك,  وأشار بأصابعه الثلاثة ))

Artinya: ………

Dan hadits Albahily ini diperkuat oleh imam ahmad dan bazzar serta imam Thabrani di dalam kitab al-kabir yang berbunyi :

((صيام ثلاثة أيّام من كلّ شهر صيام الدهر وأفطاره ))

Artinya :

Serta hadits hadits lain yang menjelaskan keutamaan puasa dihari hari biasa : seperti hari senin

Sabda Rasul tentang hari senin

((ذاك يوم ولدت فيه ))

((إنّه يوم تعرض فيه الأعمال أوترفع فيه الأعمال إلى ربّ العالمين فأحبّ أن يرفع عملي وأنا صائم ))

Artinya:

Sebab itu jika dihari hari biasa pekerjaan pekerjaan tersebut sangat disukai oleh rasul maka dibulan rajab ini akan lebih utama jika kita laksanakan,

Ma”syiral muslimin Rahimakumullah,

Dibulan Rajab ini kita juga hendaknya memperbanyak istighfar, walaupun tidak secara khusus ada perintah memperbanyak istighfar dibulan ini namun hadits rasul banyak sekali menjelaskan bahwa rasul suka sekali membaca Istighfar. Bahkan dijelaskan beliau selalu membaca 70 kali istighfar jika beliau berada dalam majlis tertentu bahkan dalam riwayat yang lain 100kali dan bunyinya adalah

((ربّ اغفرلي وتب عليّ إنّك أنت التوّاب الحيم ))

Rasul juga bersabda :

((طوبى لمن وجد في صحيفته إستغفارا كثيرا))

Artinya: Beruntunglah orang yang dibuku amal perbuatanya banyak tercatat Istighfar.

Ma’syiral muslimin rahimakumullah.

Semua dalil dalil hadits tersebut warid secara Umum tidak husus untuk dilakukan dibulan Rajab saja namun sebagaimana yang telah kami sampaikan diawal tadi bahwa Bulan rajab adalah bulan mulya Bulan pilihan dan tidak ada halangan bagi seorang muslim untuk menghususkan ibadah pada siang atau malam bahkan pada bulan tertentu dan bisa jadi penghususan tersebut akan membawa dampak yang baik bagi dirinya sendiri agar lebih giat dalam beribadah dan demikian itu yang akan menjadikan amalnya disukai oleh allah, karena Istiqomahanya.

Ma’syiral muslimin Rahimakumullah,

Allah serta Rasulnya telah menetapkan segala sesuatu didalam Alquran dan  Al-hadits namun namun terkadang semua bersifat global Ulama’ lah yang mendefinisikannya secara detail. Bahkan sebagian ulama’ memperbolehkan kita, untuk melakukan kebaikan yang bersifat tandzim addin, walaupun sebagian yang lain ada yang lebih suka melakukan apa yang hanya ada Nash alquran dan haditsnya saja.

والله تعالى يقول وبقوله يهتدي المهتدون , فإذا قرات القران فاستعد بالله من الشيطان الرجيم  أعوذ بالله من الشيطان الجيم (( ولو انّهم فعلوا ما يوعظون به لكان خيرا لهم وأشدّ تثبيتا وإذا لأتيناهم من لدنذا اجرا عظيما ولهديناهم صراطا مستقيما ))

بارك الله لي ولكم في القران العظيم ...........

 

 Hutbah Kedua Bulan Rajab

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيّئــات أعمــالنا من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلل فلا هــادي له ولن تجد له من دون الله وليّا ولا نصيرا

أشهد أن لا إله إلاّ الله وحده لا شــريك له , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وسلّم عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حقّ تقاته ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مســـلمون . يقول الله تعــالى ( والعصــر ........   )

وصلّوا وسلّموا على من أكــرمه ربّه وأمــرتم بالصّلاة عليه حيث قال تعــالى  (إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا). اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اَللَّهُمَ أَعِـــزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.

أللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ.  ربّنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونننّ من الخـاسرين ,اللهمّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبر

Semoga Hutbah Bulan Rajab Ini Bermanfaat,

Kunjungi Juga Gudang Arab Gudangnya Pidato Bahasa Arab


Kamis, 22 September 2022

Khutbah Jum'at - Keadilan Harus ditegakkan

Khutbah Jum'at Terbaru kali ini dengan Tema Keadilan Harus ditegakkan



الحمد لله الذي امرنا بأن نعمل الصالحات اشهد 

اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له . شهادة تنجي قائلها من المهلكات. واشهد ان شيدنا محمداعبده ورسوله سيد السادات . فصلاته  وسلامه على سيدنا محمد وعلى اله واصحاب خير العباد . اما بعد . معاشرالمسلمين رحمكم الله. اوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فازا المتقون 

Alhamdulillaahilladzii amaranaa bi anna`malasshoolihaat, Asyhaduallaailaahaillallahu wahdahuu laasyariikalahu, Syahaadatan tunjii qoo ilahaa `anil muhlikaat, Waasyhaduanna Muhammadan `abduhuu warosuuluhu sayyidus saadaat, Fasholawaatullaahi wasalaamuhu `alaa Muhammadin wa`alaa aalihii wa ashaabihii khoirul `ibaad, Ammaa ba`du, Fayaa ma`aasyirol muslimiin, Ittaqullaah, Ittaqullaaha haqqo tuqootih, falaa tamuutunna illaa wa antum muslimiin. 

Hadirin Jama`ah Sholat Jum`at yang dirahmati Allah SWT

Marilah kita semua senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebab kita yakin bahwa dengan  bertaqwa kepada Allah SWT kita akan dapat memberikan dorongan menuju kearah perbaikan hidup di dunia lahir batin dan dengan bertaqwa pula berarti kita mengharapkan rahmat untuk keselamatan dan kebahagiaan di akhirat nanti. 

Allah SWT memerintahkan kepada para Rasul-Nya untuk member peringatan kepada manusia di muka bumi ini agar menegakkan keadilan yang menyeluruh dalam segala hal. Keadilan itu adalah keadilan yang membawa kepada ketenangan dan menyirami kehidupan, sehingga semua orang merasa aman terhadap dirinya, hartanya, kehormatannya, aqidahnya dan akalnya, sehingga tidak ada yang namanya ketakutan, ancaman, perampokan dan tekanan-tekanan yang lainnya. Oleh karena itu seseorang tidak diperkenankan untuk menganiaya orang lain, para pejabat yang berada diatas tidak boleh merampas hak-hak rakyat kecil, yang kuat tidak boleh menekan yang lemah, sehingga masing-masing mempunyai hak yang sama di mata hukum.

Keadilan adalah tanggung jawab umum, bukan hanya tanggung jawab hakim saja, akan tetapi tanggung jawab semua orang sesuai dengan kedudukannya. Seorang saksi akan dimintai pertanggungjawaban atas kesaksiannya, apakah ia memberikan kesaksian dengan benar atau tidak di hadapan hakim. Seorang pengacara akan bertanggung jawab terhadap dakwaan atau gugatan yang dikemukakannya, apakah gugatan itu benar atau salah. Seorang sekretaris juga akan bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya, apakah ia melakukan sesuai dengan pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT atau justru ia melakukan penyimpangan. Oleh karena itu setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang penguasa juga akan dimintai pertanggung jawaban mengenai rakyatnya dalam perkara yang kecil maupun besar, juga dalam memilih pembantu-pembantunya, apakah ia memilih orang yang bertaqwa, berilmu dan terpercaya atau tidak?

Seorang laki-laki bertanggung jawab membimbing keluarganya kepada jalan kebenaran, dan berusaha menghalangi mereka dari kebatilan. Begitu juga dengan seorang istri memiliki tanggung jawab dalam rumah tangga suaminya, ia juga harus menjaga keluarganya, mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik. Seorang istri yang Sholihah tidak akan menghianati keluarga dan suaminya, dan juga tidak menggunakan harta dengan sewenang-wenangnya, bahkan seorang pembantu rumah tanggapun juga memiliki tanggung jawab yaitu menjaga harta benda majikannya ketika majikannya sedang tidak ada di rumah dan juga tidak berkhianat terhadap keluarga maupun hartanya.

Ibnu Mas`ud r.a. meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Kullukum Roo`in wa Kullu Mas`uulin `An Ro`iyyatihi”

Artinya: “Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari Muslim)

Hadits diatas juga diperkuat dengan hadits lain yang berarti:

“Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat nanti akan menanyai semua pemimpin, apakah ia menjaga kewajiban yang dibebankan lepadanya atau menyia-nyiakannya.”

Hadirin Jama`ah Sholat Jum`at yang dirahmati Allah SWT

Bala` dan bencana hanya akan terjadi karena kedzaliman manusia itu sendiri. Jika manusia berlaku adil, tidak mendzalimi diri, keluarga maupun semuanya maka mereka tidak akan dikuasai oleh orang-orang yang tidak berilmu dan tidak beragama (tidak konsisten terhadap agamanya), karena memang yang demikian itu merupakan adzab Allah SWT kepada mereka, sebagaimana disebutkan dalam kata-kata hikmah:

“Bagaimana posisi kamu, maka begitulah kamu diperlakukan.”

Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman yang berarti:

“Barang siapa melanggar kepada-Ku, padahal ia mengenal-Ku. Maka Aku jadikan ia dikuasai oleh orang-orang yang tidak mengenal Aku.”

Dan Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur`an surat Al-Anfal ayat 53 yang berarti:

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah SWT sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 53)


Hadirin Jama`ah Sholat Jum`at yang dirahmati Allah SWT

Itulah tadi khutbah singkat yang dapat saya sampaikan, semoga kiranya Allah SWT memberikan hidayah kepada kita sekalian sehingga kita dapat menjalankan perintah Allah SWT yaitu selalu berusaha untuk menegakkan keadilan.

Aamiin Yaa Rabbal `Aalamiin…

Barakallahulii walakum fil qur`aanil `adziim, wanafa`anii waiyyaakum bimaa fiihi minal aayaati wadzikril hakim, wataqobbal minnii waminkum tilaawatahuu innahuu huwassamii`ul `aliim, aquulu qouli haadzaa wa astaghfirullaahal`adziim, lii walakum walisaairil muslimiina walmuslimaat walmukminiina walmukminaat, fastaghfiruuhu innahuu huwal ghofuururrohiim.


Daftar Pustaka:

Sunarto, Achmad, Khutbah Jum`at Satu Tahun 12 Bulan, Nur Ilmu, Surabaya, 1994.





Rabu, 22 Juni 2022

Hutbah Jumat - Dinamika Haji di Indonesia

Dinamika Haji di Indonesia


الحمد لله . الحمد لله الّذى دعا عباده  الأبرار. الى أشرف بيت وأعظم مزار. ويحطّ عنهم الذّنوب والأوزار. احمده ان جعل الحجّ فريضة  فى العمر مرّة من غير تكرار. وأشهد أن لااله الاّ الله وحده لاشريك له الملك الرحيم الغفار. شهادة أسس عليها البيت ذا الأستار. واشهد أنّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله أفضل من قلّد الهدى وسنّ الأشعار. اللّهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمّد وعلى اله وأصحابه البررة ا لأ طهار. (امّا بعد) فيا أيّهاالنّاس إتّقوا الله تعالى فقد نودى بالحجّ فأين المشتاق. فقد قال الله تعالى فى القرآن العظيم اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم. بسم الله  الرّ حمن الرّ حيم. ولله على النّاس حجّ البيت من استطاع اليه سبيلا. ومن كفر فإنّ الله غنى عن العالمين

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Kito sami semerap  mbok beleh Islam meniko dibangun atas 5 (lima) pilar 


شهادة أن لا اله ا لاّ الله وحده لا شر يك له وانّ محمّدا عبده ورسوله رحمة لّلعالمين. واقام الصّلاة. وايتاء الزّ كاة. وصوم رمضان وحجّ البيت من اســتطاع اليه سبيلا . فمن اتى بهنّ كـــاملات فقد اســتكمل ا للإ يمان. ومن انتقص واحد منهن فبحق ربّه استهان. 

“Kesaksian bahwa : TiadaTuhan yang wajib disembah kecuali Allah yang maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya. dan sesungguhnya Nabi Muhammad saw adalah hamba-Nya yang diutus untuk memberikan rahmat kepada seluruh alam. Menjalankan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunuaikan ibadah haji bagi yang mampu. Barang siapa yang menjalankan kesemuanya dengan penuh kesempurnaan, maka sungguh telah sempurnalah keimannannya. Dan barang siapa mengurangi salah dari rukunya  maka sesungguhnya ia telah merendahkan haq-haq Tuhannya. 


Menyadari tentang hal ini, sejak sebulan yang lalu Allah SWT. telah membuka bulan haji dengan bulan Syawal. Di bulan Dzulqodah ini,  saudara-saudara kita yang hendak menunaikan ibadah haji diantara mereka ada yang  tengah mempersiapkan diri untuk keberangkatannya.bahkan ada yang sudah sampai di makkah dan sedang melaksanakan ibadah hajinya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Rasulullah SAW. Bersabda :

ألعمرة الى العمرة كفّارة لما بينهما والحجّ المبرور ليس له جز اء ا لاّ الجنّة


Artinya : “Umroh satu ke Umroh yang lainya adalah Kafarot / pelebur segala dosa yang ada diantara keduanya, dan haji yang mabrur tak lain balasanya adalah Surga. 


Urusan Haji, memang merupakan masalah yang unik. 

Banyak orang yang hanya memandangnya sebagai salah satu rukun Islam atau kewajiban bagi Muslim yang mampu. 

Ada pula yang memandangnya semata-mata sebagai  anugerah dari Allah atau panggilan Nabi Ibrahim As. Mereka yang memandang haji sebagai anugerah atau panggilan nabi Ibrahim, umumnya beranggapan bahwa Haji hampir tidak ada kaitannya dengan kemampuan. 


Keyakinan semacam ini kemudian terkukuhkan oleh realita / kenyataan yang ada bahwa : Siapa saja, asal sudah mendapat panggilan dari nabi Ibrahim, melaratpun orang akan naik haji; sebaliknya kalau masih belum mendapat panggilan dari Nabi Ibrohim AS. , orang kaya sekalipun tidak akan berangkat menunaikan Ibadah Haji. 


Pandangan inilah yang sangat perlu diluruskan, bagaimana bisa ia berangkat haji dengan hanya menunggu tanpa berusaha, usaha dapat meliputi melakukan pembayaran untuk mendapatkan nomer porsi,

Jika tidak kita mulai dari sekarang kapan lagi, saya kemarin baca berita jawa pos bahwa antrian di :

Jika tidak mulai dari sekarang kita mengantri kapan kita akan berangkat, jika ikut logika umur kita sekarang :        maka kita akan berangkat saat umur :       

Dan perlu diketahui bahwa, seandainya kita sudah usaha namun umur berkata lain maka niat kita sudah dianggap sebagai layaknya Ibadah tersebut, oleh karenanya jika ada uang lebih mari dari sekarang kita persiapkan untuk mendapatkan nomer porsi tersebut sehingga kita tidak termasuk hamba yang mampu namun tidak melaksanakan ibadah haji, sebagaimana ancaman Baginda Rasul SAW.

Apapun pendapat orang tentang  Ibadah Haji, yang jelas sudah seharusnya kita memanjatkan do’a  kebaikan untuk mereka yang akan atau sedang menunaikannya :

اللّهمّ اجعل حجّه حجا مبرورا , وسعيه سعيا مشكور ا , وذنبه  ذنبا مغفور ا , وتجارته تجارة لن تبور ا 


“Yaa Allah Yaa Tuhan Kami, jadikanlah mereka yang menunaikan haji, menjadi haji-haji yang mabrur, perjalanan mereka penuh rasa syukur, dan dosa-dosa mereka terampuni, serta perdagangan mereka tidak pernah merugi. 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah!

Dalam kaitannya dengan ibadah haji, disamping pelaksanaan rukun-rukunnya, kebenaran dan keihlasan niat merupakan komponen  yang sangat penting dan menjadi penentu. Sebab tanpa niat  Ibadah apapun tidak akan Sah. Mereka yang berhaji bahkan beramal apa saja akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niat-nya. 

إنّما ا لا عـــــمال بالنّـــــيّات. وانّما لـــكلّ امرء مانوى

“Sesungguhnya sah dan sempurnanya setiap bentuk amal apapun adalah tergantung beberapa niatnya, dan bagi setiap personalnya akan mendapatkan apa yang diniatkan. 


Lebih lanjut lagi:

Mereka yang berhaji dengan niat memperoleh julukan haji, akan memperolehnya.

 Mereka yang bertujuan melaksanakan rukun Islam, akan terbebas dari tuntutan kewajiban rukun kelima ini. 

Mereka yang berniat mendapatkan haji mabrur akan mendapatkannya. Mereka yang semata-mata ingin memperoleh ridlo Allah, akan memperolehnya. Demikian seterusnya. Dan dari niat ini pulalah, akan tercermin sikap masing-masing yang bersangkutan dan akan tumus / meresuk dalam prilakunya kemudian. 

Niat yang benar dan ikhlas akan menuntun seseorang yang melaksanakan ibadah kepada jalannya yang lurus dan benar, dan diperjalanan ibadahnya tidak terbelokkan oleh nafsu dan keadaan yang menyesatkan. Sebaliknya niat yang tidak benar atau kurang ikhlas akan dengan mudahnya dibelokkan menjadi sebuah kepentingan untuk mencari kepuasan diri sendiri (meskipun kepuasan diri sendiri itu adalah kepuasan melaksanakan ibadah) 


Tentu saja disamping niat yang benar dan ikhlas, masih diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap ibadah yang dilaksanakan itu sendiri. Karena tanpa ilmu ibadah tidak akan diterima, Sohibuzzubad Mengatakan :

وكل من بغير علم يعمل  * أعماله مردودة لا تقبل 

Artinya : barang siapa yang melakukan Ibadah tanpa didasari ilmu, maka ibadah nya tidak diterima

Dan  bagaimana bisa seseorang dapat beramal dengan baik jika ia tidak faham ilmunya oleh sebab itu  Imam Syafi’I  RA. berkata :


من أراد الدّنيا فعــليه بالعــــلم. ومن أراد ا لأ خرة فعـــليه بالعـــــلم . ومن ارا دهما فعــليه بالعــــلم



Artinya : “Barang siapa menginginkan dunia, dia harus berilmu. Siapa menginginkan akherat, dia harus berilmu, dan siapa menginginkan dunia dan akherat, dia juga harus berilmu.


Sebagai akhir dari khutbah ini, marilah kita memanjatkan doa Mudah-mudahan saudara saudara kita dan tetangga tetangga kita,yang akan dan sedang melaksanakan ibadah haji diberi kesehatan dan kelancaran dalam proses keberangkatan dan kepulangan serta dapat menjalankan seluruh ibadah haji dengan sempurna,dan semoga kita yang belum dapat kesempatan melaksanakan ibadah  haji ditahun ini, segera diberi  kemudahan sehingga kita berkesempatan untuk ziarah makkah dan madinah ditahun yang akan dating ,amin ya robbal aalamin


أعوذ بالله من الشّيـــطان الرّ جـــيم . بســم الله الــرّ حمن الرّ حــيم. وأذّن فى النــّاس بالــحجّ يأتوك رجــا لا وعلى كـلّ ضامر يأتين من كلّ فجّ عميق. بارك الله لى ولكم فى القر آن العظيم. ونفعني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم . انه هو السميع العـــليم . واســــتغفروا الله العظـــيم لى ولكم فيا فوز المســتغفر ين 

ويانجـــــــاة الـــــــتّائبين

Khubah Kedua:

اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ  سيّدنا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سيّدنا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، اَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ،اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. 

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ، وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَر وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ 

Jumat, 27 Mei 2022

Hutbah jumat - Keistimewaan Bulan Muharram

 

Keistimewaan Bulan Muharram
Khutbah I



 

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعْظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

 

Tahun hijriah juga tahun masehi merupakan bagian dari fenomena alam . Secara ringkas, bila kalender masehi mendasarkan penghitungan pada peredaran bumi mengelilingi matahari, kalender hijriah mengacu pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Karena itulah kita sering mendengar kalender hijriah disebut pula kalender qamariyah (qamar artinya bulan), sedangkan kalender masehi dikenal dengan sebutan kalender syamsiyah (syams artinya matahari).

 

Islam mengajarkan bahwa ada kelebihan dan keistimewaan tertentu antara satu bulan dengan bulan yang lain dalam kalender hijriyyah. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah ayat 36:

 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

 

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ada dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah (ketetapan) agama yang lurus."

 

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak semua bulan berkedudukan sama. Dalam Islam ada empat bulan utama di luar Ramadhan, yang mempunyai keistimewaan yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Karena kemuliaan bulan-bulan itulah, Islam menganjurkan pemeluknya untuk memanfaatkan momentum dan kesempatan tersebut sebagai ikhtiar memperbanyak ibadah serta mendekatkan diri kepada Allah. Mereka didorong untuk memperbanyak puasa, dzikir, sedekah, dan santunan kepada sesama.

 

Dalam Ihya’ Ulûmid-Dîn, Hujjatul Islam Al-Ghazali mengenalkan istilah al-ayyâm al-fâdhilah (hari-hari utama). Menurutnya, hari-hari utama selalu dijumpai dalam tiap minggu dan bulan. Al-Ghazali juga menyebut istilah al-asyhur al-fâdlilah (bulan-bulan utama). Bulan-bulan utama ini juga selalu dijumpai di tiap tahun. 

 

Allah SWT. Menciptakan Waktu dan tempat, sebagaimana ada tempat-tempat utama, seperti Multazam, Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan lainnya, waktu pun demikian. Dalam tiap rentang waktu tertentu (hari, pekan, bulan, dan tahun) selalu terkandung bagian waktu yang diistimewakan, misalnya waktu antara maghrib dan isya, sepertiga malam terakhir, hari Jumat, bulan Ramadhan, bulan Muharram, dan lain sebagainya. Dalam waktu-waktu spesial itulah pahala bisa dilipatgandakan, dosa-dosa bisa dihapus, dan doa-doa kemungkinan besar dikabulkan.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

 

Allah memang telah member Anugerah kita kesempatan-kesempatan emas yang sangat banyak. Allah mengutamakan waktu-waktu tertentu karena hendak memberi keutamaan pada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana keterangan Ibnu ‘Asyur saat menafsirkan Surat at-Taubah ayat 36 tadi:

 

وَاعْلَمْ أَنَّ تَفْضِيْلَ اْلأَوْقَاتِ وَالْبِقَاعِ يُشَبِّهُ تَفْضِيْلَ النَّاسِ، فَتَفْضِيْلُ النَّاسِ بِمَا يَصْدُرُ عَنْهُمْ مِنَ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَاْلأَخْلَاقِ اْلكَرِيْمَةِ

 

“Ketahuilah bahwa dimuliakannya sejumlah waktu dan tempat tertentu laksana dimuliakannya manusia, Manusia Mulia melalui perbuatan-perbuatan baik serta akhlak mulia yang mereka lakukan.” (Muhammad Ibnu ‘Asyur dalam at-Tharîr wat Tanwîr)

 

Pernyataan Ibnu ‘Asyur mengandung pengertian bahwa kemuliaan bulan tertentu tidak mutlak berarti kemuliaan umat Islam secara otomatis. Kemuliaan umat Islam mengandung syarat, yakni ketika mereka mau mengisi waktu-waktu khusus tersebut dengan amal saleh dan akhlakul karimah.

 

Di antara amalan yang amat dianjurkan di bulan Muharram . sebagaimana Hadits riwayat Ibnu Majah dijelaskan, "Seseorang datang menemui Rasulullah dan bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi menjawab, ‘Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram.”

 

Penyebutan Muharram sebagai “bulan Allah” (syahrullâh) menunjukkan posisi bulan ini yang amat spesial. Melalui riwayat Ibnu Majah pula, Puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) disebut sebagai bagian dari amalan untuk menghapus dosa-dosa setahun yang telah lewat. Selain 10 Muharram, puasa juga masih dianjurkan pada hari-hari lain di bulan ini.

 

Amalan lain yang bisa digiatkan adalah meningkatkan solidaritas antar sesama. Kebanyakan umat Islam, utamanya di Indonesia, menjadikan momen Muharram sebagai “Lebaran anak yatim” dengan memberikan santunan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua yang mana secara ekonomi mereka lemah. KH Shaleh Darat (Guru ibu kita Kartini) dalam Kitabnya Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah mengistilahkan 10 Muharram sebagai bagian dari hari raya umat Islam yang layak diperingati dengan sedekah kepada fakir dan miskin.

 

Tentu saja menyantuni anak yatim atau menolong siapa pun yang butuh pertolongan tak terikat dengan waktu. Tapi Muharram adalah momen yang sangat baik untuk menunjukkan kepedulian sosial kita. Bulan mulia harus diisi dengan perbuatan mulia.

Pengertian amal saleh dan akhlak mulia amat luas, mencakup ibadah kepada Allah SWT, berhubungan dengan masyarakat, atau sikap kita terhadap lingkungan sekitar kita.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Bulan Muharram merupakan bulan yang baik, untuk mengawali tahun dengan perbuatan dan perangai positif. Muharram bisa dikatakan cerminan langkah awal kita untuk menapaki 11 bulan berikutnya di pembukaan tahun baru hijriah ini. Saya mengajak kepada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk memuliakan bulan ini dengan menjernihkan hati, membenahi perilaku, dan memperindah karakter kepribadian kita. 

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وزجر , وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى  بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Hutbah Jumat - Keutamaan akhir bulan Sya'ban

Hutbah Jumat - Keutamaan akhir 

bulan Sya'ban



Hutbah 1

اَلْحَمْدُ للهِ ×2 الَّذِىْ اَمَرَنَا بِالصَّلاَةِ عَلَى النَّبِىِّ وَجَعَلَهَا سَبَبًا لِنَيْلِ شَفَاعَتِهِ، فَمَنْ اَكْثَرَهَا فَهُوَ اَوْلَى النَّاسِ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَوْمَ لاَ يَشْفَعُ اَحَدٌ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، وَمَنِ افْتَتَحَ بِهَا الدُّعَاءَ وَاخْتَتَمَ فَهُوَ اَقْرَبُ اِلَى اسْتِجَابِ دُعَائِهِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَقْرُوْنَةً بِتَسْبِيْحِهِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَفْضَلُ الْخَلْقِ كُلِّهِ.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَثَّ النَّاسَ عَلَى اِكْثَارِ الصَّلَوَاتِ وَالتَّوَسُّلِ بِهَا عِنْدَ سُؤَالِ حَاجَاتِهِ، وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ. اَمَّا بَعْدُ.

عِبَادَ اللهِ … اُوْصِيْنِىْ نَفْسِىْ وَاِيّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقَوَاهُ، وَاَكْثِرُوْا عَلَى الصَّلَوَاتِ لِاَنَّ فِيْهَا فَوَائِدَ لاَ تُحْصَى وَفَضَائِلَ اَكْثَرَ مِنْ اَنْ تُسْتَقْصَى.

Hadirin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Monggo Kito sami tansah ningkataken raos…..

Ada peristiwa agung yang terjadi di bulan Sya'ban sehingga Rasulullah sangat menghormati bulan ini. Peristiwa yang jarang orang tahu ini terjadi di akhir-akhir bulan Sya'ban. Peristiwa ini adalah turunnya satu ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kehebatan dan keluarbiasaan Rasulullah SAW. Firman Allah tersebut adalah QS Al Ahzab: 56

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pernahkah kita memiliki perasaan hutang rasa terhadap orang yang telah melakukan banyak kebaikan kepada kita disaat kita sedang dilanda kesusahan, kepedihan atau musibah? Atau orang tersebut melakukan pengorbanan demi kita walaupun berkorban nyawa dan harta, orang tersebut tak memperdulikannya. Prioritasnya adalah kebahagiaan dan kebaikan kita. Semestinya kita akan mengucap terimakasih atas segala kebaikan dan pengorbanannya.

Begitulah kebaikan Rasulullah SAW terhadap kita umatnya. Beliau telah melakukan banyak pengorbanan baik nyawa atau harta demi kebaikan dan kebahagiaan umatnya. Lantas kita sebagai umatnya akan berterimakasih dengan apa? Uang, jabatan, atau hadiah, Jawabannya tentu tidak. Maka satu-satunya cara berterimakasih kepada beliau adalah membaca sholawat kepada beliau.

Dalam Islam banyak sekali amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umatnya sebagai bentuk Ibadah. Salah satu bentuk Ibadah yang sangat dianjurkan adalah shalawat kepada Rasulullah saw. Karena di dalam hadist banyak dijelaskan keistimewaan dan keutamaan bagi orang yang memperbanyak shalawat. Seperti hadis Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula” (HR Ahmad)

            Dalam segi bahasa shalawat sendiri berasal dari kata Shalla yang berarti doa. Jadi shalawat sendiri memiliki arti mendoakan kebaikan serta mengagungkan serta memuji Nabi Muhammad saw.Di dalam al-Qur’an QS. al-Ahzab [33]: 56 Allah telah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”

Asbabun Nuzul ayat ini berkenaan dengan perkataan Ka’ab bin ‘Ajrah . Sebagaimana yang dikisahkan oleh Ibnu Abbas bahwa ketika ayat ini turun, Ka’ab bin ‘Ajrah berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kami bacaan shalawat.” Lalu Rasul mengajarkan bacaan shalawat seperti yang lazim dibaca ketika tasyahud akhir disetiap shalat.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan makna Shalawat dari Allah untuk Nabi Muhammad SAW adalah bentuk rahmat dan keridhoan-Nya, sedangkan shalawat dari Malaikat untuk Nabi Muhammad berarti doa dan permohonan ampun untuk Nabi, adapun arti Shalawat orangorang beriman kepada Nabi Muhammad. kepada beliau merupakan doa serta bentuk pengagungan mereka terhadap Nabi Muhammad. Maka, shalawat yang dihaturkan kepada Nabi Muhammad. dari Allah, Malaikat, serta Umatnya memiliki arti yang berbeda.

Begitu pula dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Imam Bukhori mengatakan, Abul Aliyah telah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan shalawat dari Allah ialah pujian-Nya kepada Nabi Muhammad. Di kalangan para malaikat dan dhalwat dari para malaikat ialah doa mereka untuk Nabi. Ibnu Abbas mengatakan bahwa mana Yushalluna ialah memberikan keberkahan.

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan makna salawat berasal dari Kata  صلوا (shallû) dalam ayat ini terambil dari kata  صالة (shalâh) yang bermakna juga menyebut-nyebut yang baik serta ucapan-ucapan yang mengundang kebajikan, curahan rahmat, kemuliaan dan kesejahteraan. Makna bersalawat dalam ayat ini ialah mengakui kerasulan dan kemuliaan Nabi Muhammad saw serta memohon kepada Allah melahirkan keutamaannya maksudnya adalah dengan melahirkan kemuliaan di atas kemuliaan nabi-nabi yang lain.

Yang menarik menurut Sebagian ulama’ ialah dalam redaksi ayat ini. Tidak ada satupun perintah Allah yang didahului dengan pernyataan bahwa Allah sendiri melakukan perintah itu kecuali Shalawat. Allah memerintahkan kita untuk berpuasa Allah tidak melakukannya, Allah memerintahkan kita untuk berzakat Allah pun tidak melakukannya. Begitu pula haji dan perintah-perintah yang lain. Akan tetapi ketika Allah  memerintah shalawat Allah pun melakukannya, hal ini tentunya dalam rangka Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.

Oleh sebab itu, disebutkan dalam hadis bahwa Rasulullah pernah bersabda:

البَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ

 “Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak mau membaca shalawat kepadaku”

Pantas saja Rasulullah bersabda demikian, Allah pun bershalawat, bahkan ketika kita bershalawat kita akan mendapatkan pahala bershalawat. Oleh karena itu, sebagai umat islam seharusnya menyadari betul bahwa segala bentuk kebaikan, akhlakul karimah, perilaku-perilaku kebaikan sumber utamanya adalah Rasulullah. Kita mengetahui adanya syariat, uswah hasanah, dan tauhid seluruhnya adalah berkat Rasulullah hadir dan ada di muka bumi ini. Sudah seyogyanya sebagai seorang muslim kita senantiasa merasa butuh akan syafaat Nabi. Tentu dengan cara kita selalu melakukan shalawat dalam rangka berterimaksih atas apa yang telah beliau dan Ahlul Bait ajarkan kepada kita umat Islam. Dan seluruh shalawat yang kita bacakan adalah pujian sekaligus pengagungan, dan memuliakan beliau diatas para Nabi yang lain.

Dengan demikian, agar kita tidak termasuk menjadi umat muslim yang sangat pelit menurut Nabi, maka bacalah selawat setiap nama beliau disebutkan. Terlebih kita tidak menunggu nama beliau disebutkan, tetapi dengan sadar diri kita membacakan shalawat kepadanya setiap saat sebagai persembahan rasa terimakasih kita kepada Nabi Muhammad. Allahumma Sholli Wasallim ala Sayyidina Muhammad

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِىْ وَاِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّجِيْمِ. لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. وَقُلْ رَّبِ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah Kedua

الحمد لله الملك الوهاب، الجبارالتواب، الذي جعل الصلوات مفتاحا لكل باب، فالصلاة والسلام علي من نظر الي جماله تعالي بلا ستر ولا حجاب وعلي جميع الآل والأصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ .

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Kamis, 17 Maret 2022

Khutbah Jum'at Akhir Bulan Sya'ban Yang Agung

 Khutbah Jum'at Akhir Bulan Sya'ban Yang Agung



اَلْحَمْدُ للهِ ×2 الَّذِىْ اَمَرَنَا بِالصَّلاَةِ عَلَى النَّبِىِّ وَجَعَلَهَا سَبَبًا لِنَيْلِ شَفَاعَتِهِ، فَمَنْ اَكْثَرَهَا فَهُوَ اَوْلَى النَّاسِ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَوْمَ لاَ يَشْفَعُ اَحَدٌ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، وَمَنِ افْتَتَحَ بِهَا الدُّعَاءَ وَاخْتَتَمَ فَهُوَ اَقْرَبُ اِلَى اسْتِجَابِ دُعَائِهِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَقْرُوْنَةً بِتَسْبِيْحِهِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَفْضَلُ الْخَلْقِ كُلِّهِ.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَثَّ النَّاسَ عَلَى اِكْثَارِ الصَّلَوَاتِ وَالتَّوَسُّلِ بِهَا عِنْدَ سُؤَالِ حَاجَاتِهِ، وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ. اَمَّا بَعْدُ.

عِبَادَ اللهِ … اُوْصِيْنِىْ نَفْسِىْ وَاِيّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقَوَاهُ، وَاَكْثِرُوْا عَلَى الصَّلَوَاتِ لِاَنَّ فِيْهَا فَوَائِدَ لاَ تُحْصَى وَفَضَائِلَ اَكْثَرَ مِنْ اَنْ تُسْتَقْصَى.

Hadirin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Monggo Kito sami tansah ningkataken raos…..

Ada peristiwa agung yang terjadi di bulan Sya'ban sehingga Rasulullah sangat menghormati bulan ini. Peristiwa yang jarang orang tahu ini terjadi di akhir-akhir bulan Sya'ban. Peristiwa ini adalah turunnya satu ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kehebatan dan keluarbiasaan Rasulullah SAW. Firman Allah tersebut adalah QS Al Ahzab: 56

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pernahkah kita memiliki perasaan hutang rasa terhadap orang yang telah melakukan banyak kebaikan kepada kita disaat kita sedang dilanda kesusahan, kepedihan atau musibah? Atau orang tersebut melakukan pengorbanan demi kita walaupun berkorban nyawa dan harta, orang tersebut tak memperdulikannya. Prioritasnya adalah kebahagiaan dan kebaikan kita. Semestinya kita akan mengucap terimakasih atas segala kebaikan dan pengorbanannya.

Begitulah kebaikan Rasulullah SAW terhadap kita umatnya. Beliau telah melakukan banyak pengorbanan baik nyawa atau harta demi kebaikan dan kebahagiaan umatnya. Lantas kita sebagai umatnya akan berterimakasih dengan apa? Uang, jabatan, atau hadiah, Jawabannya tentu tidak. Maka satu-satunya cara berterimakasih kepada beliau adalah membaca sholawat kepada beliau.

Dalam Islam banyak sekali amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umatnya sebagai bentuk Ibadah. Salah satu bentuk Ibadah yang sangat dianjurkan adalah shalawat kepada Rasulullah saw. Karena di dalam hadist banyak dijelaskan keistimewaan dan keutamaan bagi orang yang memperbanyak shalawat. Seperti hadis Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula” (HR Ahmad)

            Dalam segi bahasa shalawat sendiri berasal dari kata Shalla yang berarti doa. Jadi shalawat sendiri memiliki arti mendoakan kebaikan serta mengagungkan serta memuji Nabi Muhammad saw.Di dalam al-Qur’an QS. al-Ahzab [33]: 56 Allah telah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”

Asbabun Nuzul ayat ini berkenaan dengan perkataan Ka’ab bin ‘Ajrah . Sebagaimana yang dikisahkan oleh Ibnu Abbas bahwa ketika ayat ini turun, Ka’ab bin ‘Ajrah berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kami bacaan shalawat.” Lalu Rasul mengajarkan bacaan shalawat seperti yang lazim dibaca ketika tasyahud akhir disetiap shalat.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan makna Shalawat dari Allah untuk Nabi Muhammad SAW adalah bentuk rahmat dan keridhoan-Nya, sedangkan shalawat dari Malaikat untuk Nabi Muhammad berarti doa dan permohonan ampun untuk Nabi, adapun arti Shalawat orangorang beriman kepada Nabi Muhammad. kepada beliau merupakan doa serta bentuk pengagungan mereka terhadap Nabi Muhammad. Maka, shalawat yang dihaturkan kepada Nabi Muhammad. dari Allah, Malaikat, serta Umatnya memiliki arti yang berbeda.

Begitu pula dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Imam Bukhori mengatakan, Abul Aliyah telah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan shalawat dari Allah ialah pujian-Nya kepada Nabi Muhammad. Di kalangan para malaikat dan dhalwat dari para malaikat ialah doa mereka untuk Nabi. Ibnu Abbas mengatakan bahwa mana Yushalluna ialah memberikan keberkahan.

Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan makna salawat berasal dari Kata  صلوا (shallû) dalam ayat ini terambil dari kata  صالة (shalâh) yang bermakna juga menyebut-nyebut yang baik serta ucapan-ucapan yang mengundang kebajikan, curahan rahmat, kemuliaan dan kesejahteraan. Makna bersalawat dalam ayat ini ialah mengakui kerasulan dan kemuliaan Nabi Muhammad saw serta memohon kepada Allah melahirkan keutamaannya maksudnya adalah dengan melahirkan kemuliaan di atas kemuliaan nabi-nabi yang lain.

Yang menarik menurut Sebagian ulama’ ialah dalam redaksi ayat ini. Tidak ada satupun perintah Allah yang didahului dengan pernyataan bahwa Allah sendiri melakukan perintah itu kecuali Shalawat. Allah memerintahkan kita untuk berpuasa Allah tidak melakukannya, Allah memerintahkan kita untuk berzakat Allah pun tidak melakukannya. Begitu pula haji dan perintah-perintah yang lain. Akan tetapi ketika Allah  memerintah shalawat Allah pun melakukannya, hal ini tentunya dalam rangka Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.

Oleh sebab itu, disebutkan dalam hadis bahwa Rasulullah pernah bersabda:

البَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ

 “Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak mau membaca shalawat kepadaku”

Pantas saja Rasulullah bersabda demikian, Allah pun bershalawat, bahkan ketika kita bershalawat kita akan mendapatkan pahala bershalawat. Oleh karena itu, sebagai umat islam seharusnya menyadari betul bahwa segala bentuk kebaikan, akhlakul karimah, perilaku-perilaku kebaikan sumber utamanya adalah Rasulullah. Kita mengetahui adanya syariat, uswah hasanah, dan tauhid seluruhnya adalah berkat Rasulullah hadir dan ada di muka bumi ini. Sudah seyogyanya sebagai seorang muslim kita senantiasa merasa butuh akan syafaat Nabi. Tentu dengan cara kita selalu melakukan shalawat dalam rangka berterimaksih atas apa yang telah beliau dan Ahlul Bait ajarkan kepada kita umat Islam. Dan seluruh shalawat yang kita bacakan adalah pujian sekaligus pengagungan, dan memuliakan beliau diatas para Nabi yang lain.

Dengan demikian, agar kita tidak termasuk menjadi umat muslim yang sangat pelit menurut Nabi, maka bacalah selawat setiap nama beliau disebutkan. Terlebih kita tidak menunggu nama beliau disebutkan, tetapi dengan sadar diri kita membacakan shalawat kepadanya setiap saat sebagai persembahan rasa terimakasih kita kepada Nabi Muhammad. Allahumma Sholli Wasallim ala Sayyidina Muhammad

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِىْ وَاِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّجِيْمِ. لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. وَقُلْ رَّبِ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah Kedua

الحمد لله الملك الوهاب، الجبارالتواب، الذي جعل الصلوات مفتاحا لكل باب، فالصلاة والسلام علي من نظر الي جماله تعالي بلا ستر ولا حجاب وعلي جميع الآل والأصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ .

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ