Jumat, 29 November 2019

Pentingnya Sanad Keilmuwan - Khutbah Jum'at


Khutbah 1



اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صدق الله العظيم

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Monggo kito sami sami Tansah ningkataken Raos syukur Domateng Allah SWT. Atas sedoyo kemawon nikmat engkang sampun dipon paringaken Allah SWT. Marang kito sami, baik nikmat engkang arupi kesehatan sehat jasmani lan rohani, utamanipun nikmat iman lan taqwa, sehinggo kito sedoyo saget kekempalan wonten masjid meniko kangge ngelampahi salah setunggle perintah Allah SWT.engkang arupi solat jum'at kalayan berjamaah, mugi mugi kekempalan kulo panjenengan meniko disertai ridhanipun Allah SWT. amin ya robbal Aalamin.
Sholawat ugi salam mugi senantiasa tercurah domateng baginda Nabi besar Muhammad SAW. Kelayan ucapan Allahumma Sholli Aala Sayyidina Muhammad, Qod Dzoqot Hiilati Adrikni yaa Rasuulallah.
Lan Mboten kalah penting monggo kito sami sami ningkataken Raos Takwa domateng Allah SWT. Takwa engkangvsakbtemen temenipun takwa dalam artian ngelampahi sedoyo perintah, lan ninggalaken sedoyo larangan Allah SWT.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Salah satu keitimewaan Islam di antaranya adalah terjaganya keorisinilan Al-Quran dengan melalui periwayatan yang sambung menyambung hingga ke Rasulullah Saw. Dari sejak masa Nabi Saw, hingga terus dari masa ke masa, ayat-ayat Al-Quran terus di bawa oleh para huffadznya yang memiliki sifat ‘adalah (jujur, terpercaya, kuat hafalan dan tak pernah melakukan dosa besar) dan mencapai derajat mutawatit dan tak ada jedah atau masa terputusnya.

Dan ini sudah janji Allah Swt dalam Al-Quran :
إنا نحن نزلنا الذكرى وإنا له لحافظون
“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr [15]:9)

Sangat berbeda dengan kitab-kitab lainnya contohnya kitab Injil, dari sejak masa Nabi Isa As hingga saat ini, kitab Injil pernah mengalami masa vakum (jedah waktu) sampai seratus tahun, sehingga banyak kemungkinan di dalam masa terhentinya periwayatan tersebut ada tindakan tahrif atau distorsi sebagaimana Allah sendiri telah menyinggunya dalam Al-Quran :

“Mereka (Ahli Kitab) suka mengubah kalimat-kalimat Allah daripada tempat-tempatnya dan mereka itu (sengaja) melupakan perkara-perkara yang telah diperingatkan (dinasihatkan) kepada mereka…” (Qs. Al-Ma’idah 13)

Demikian juga Hadits-hadits Nabi Saw, di dalam menjaga kemurnian dan keotientikannya, maka disyaratkan memiliki persyaratan-persyaratan yang kuat yang tidak mungkin terjadinya distorsi atau pemalsuan di antaranya sanad yang bersambung periwayatnnya kepada Nabi Saw. Sebagaimana telah disebutkan di dalam kitab-kitab mustholah al-Hadits.

Maka sanad atau isnad merupakan bagian terpenting dalam agama Islam. Kemurnian ajaran agama Islam dapat terjaga melalui sanad keilmuan dari seorang guru ke guru, dan munculnya faham-faham menyimpang yang dapat menyesatkan umat Islam sangat kecil kemungkinannya untuk tidak terdeteksi. Dan sanad atau Isnad inilah yang tidak dimiliki selain Ahlus sunnah waljama’ah.

Sehubungan dengan hal tersebut, tidak di perbolehkan  mencari Ilmu / Belajar tanpa sosok guru mislanya, belajar ilmu agama kepada ” internet ” ( Google ) yang tentu tidak sahih dan tidak bisa di pertanggungjawababkan kebenaran ilmu nya,  belajarlah kepada ulama, belajarlah kepada para kyai, dengan sanad yang jelas.

Abdullah bin Mubarak, salah satu murid Imam Malik berkata :

الاسناد من الدين ولولا الاسناد لقال من شاء ماشاء

“ Isnad /sanad merupakan bagian dari agama, dan apabila tidak ada sanad maka orang akan seenaknya mengatakan apa yang ingin ia katakana “.

Sufyan Ats-Tsauri berkata :

الإسناد سلاح المؤمن فإذا لم يكن معه سلاح فبأي سلاح يقاتل

“ Sanad / isnad adalah senjata orang mukmin, jika ia tidak memiliki senjata maka dengan apa ia berperang ? “

Al-Qodhi Abu Bakar Al-Arabi berkata di dalam kitabnya Siroojul muridin hal : 80 :

والله أكرم هذه الأمة بالإسناد، لم يعطه أحد غيرها، فاحذروا أن تسلكوا مسلك اليهود والنصارى فتحدثوا بغير إسناد فتكونوا سالبين نعمة الله عن أنفسكم، مطرقين للتهمة إليكم، وخافضين المنزلتكم، ومشتركين مع قوم لعنهم الله وغضب عليهم، وراكبين لسنتهم.

“ Allah memuliakan umat ini dengan isnad yang tidak diberikan pada selain umat ini. Maka berhati-hatilah kalian dari mengikuti jalan Yahudi dan Nasrani sehingga kalian berbicara (tentang ilmu) tanpa sanad maka kalian menjadi orang yang mencabut nikmat Allah dari diri kalian, menyodorkan kecurigaan, merendahkan kedudukan dan bersekutu pada kaum yang Allah laknat dan murkai “.

Imam Syafi’I juga berkata : “Yang mencari ilmu tanpa sanad adalah bagaikan pencari kayu bakar dimalam hari yang gelap dan membawa pengikat kayu bakar yang padanya ular berbisa yang mematikan dan ia tak mengetahuinya”.

Sidang Jum’at Rohimakumulloh

Sanad atau Isnad terbagi menjadi dua :

1. Sanad Periwayatan

Keberadaan sanad periwayatan ini berfungsi memfiltter pemalsuan Hadits yang dinisbatkan pada Rasul Saw, sebagaimana telah diperingatkan beliau dalam sebuah haditsnya :

من يقل علي مالم اقل فليتبواء مقعده من النار

“ Siapa saja yang mengatakan suatu perkataan dan menisbatkannya padaku sesuatu yang tidak pernah aku katakana, maka hendaklah ia duduk di neraka “ ( HR. Bukhari)

Para ulama sangat berhati-hati dalam meriwayatkan dan menisbatkan suatu hadits pada Rasulullah Saw. Mereka akan meneliti terlebih dahulu perawi atasnya, apakah sanad mereka tersambung kepada Rasul SAW. atau tidak. Sehingga kemudian muncul istilah Hadits dha’if, hasan dan hadits shahih, serta semisalnya yang terdapat dalam disiplin ilmu Musthalahah al-Hadits.

Dalam periwayatan hadits ini diketahui bahwa para perawi meriwayatkannya dari Rasulullah Saw. Lalu perawi di bawahnya mengambil hadits tersebut darinya, dan begitu seterusnya sampai hadits itu sampai pada imam Bukhari semisal. Kemudian beliau mengumulkan hadits-hadits yang diterima dari rawi se atasnya dalam sebuah kitab yang pada akhirnya kitab imam Bukhari tersebut sampai pada kita.

2. Sanad keilmuan

Para ulama di antaranya imam Malik bin Anas, Ibnu Sirin dan selain keduanya mengatakan:

إن هذا العلم دين ، فانظروا عمن تأخذوا دينكم
“ Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kamu mengambil agamamau / ilmumu “.

Ibnu Arabi berkata :
فما زال السلف يزكون بعضهم بعضا و يتوارثون التزكيات خلفا عن سلف ، و كان علماؤنا لا يأخذون العلم إلا ممن زكي وأخذ الإجازة منأشياخه

“ Para ulama salaf selalu memuji satu sama lainnya, dan terus terwariskan dari generasi ke generasi, dan demikian para ulama kita, tidak mengambil ilmu terkecuali dari orang yang bersih dan mengambil ijazah dari para gurunya “.

Syaikh Abdul Qodir al-Jazairi berkata “ Seseorang tidak dibenarkan menisbatkan keterangan yang ada di dalam sebuah kitab pada pengarangnya tanpa mempunyai sanad “.

Para ulama menjadikan keberadaan sanad sebagai syarat seseorang bisa mengamalkan keterangan atau pendapat yang terdapat dalam berbagai kitab dan menggunakannya sebagai hujjah. Karena sanad keilmuan atau periwayatan kitab tidak ubahnya seperti periwayatan hadits.

Munculnya banyak paham-paham menyimpang dan sesat, kebanyakan ditimbulkan karena tidak memperhatikannya masalah sanad ini. Sehingga kadang kita ketahui, ada seseorang yang belajar dari sebuah buku terjemahan saja atau mungkin dari sebuah situs di internet yang tidak jelas, kemudian orang tersebut memamahaminya dengan pemikirannya yang tidak sesuai dengan maksud sebenarnya atau kadang salah paham dengan maknanya. Maka jadilah pemahamnnya tersebut telah menyesatkan dirinya dan bahkan orang lain.

Maka sebagaimana telah menjadi keharusan dalam periwayatan hadits sebagai bukti keautentikannya dan telah menjadi sunnah sahabat, tabi’in serta salaf shalih, ia menjadi keharusan pula bagi orang yang meriwayatkan keterangan para ulama dari kitab-kitab mereka. Cara medapatkan sanad keilmuan atau periwayatan kitab. Untuk mendapatkan sanad keilmuan atau periwayatan kitab, sebagaimana dalam periwayatan hadits terdapat metode antara lain :

بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الايات والذكرالحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو الغفور الرحيم، وقل رب اغفر وارحم وانت خيرالراحمين

Khutbah 2

حَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar