Kriteria Orang yang Rendah diri itu?
٭ ليس المتواضعُ الذي اذاَ تواضع رأى اَنهُ فوقَ ما صنعَ ولٰكن َّ المُتواضعُ اذاَ تواضع رأى اَنهُ دونَ ما صنعَ ٭
《“ Orang Tawadhu’ itu bukanlah orang yang ketika melakukan tawadhu’ lalu dia merasa bahwa dirinya itu lebih tinggi derajatnya dari apa yang diperbuat, tetapi orang yag tawadhu’ ialah orang yang apabila berbuat tawadhu’ ia menganggap dirinya lebih rendah dari apa yang di perbuat.”》
*Syarah:*
Orang yang bertawadhu’ yaitu orang yang tidak menetapkan sifat tawadhu’ itu pada dirinya sendiri, karena ia melihat sifat hina pada dirinya, sehingga dia tidak berani mengaku/merasa sudah bertawadhu’, Tanda orang yang tawadhu’ itu apabila dia dicela, dihina tidak marah dan tidak sakit hati, dan ia tidak menginginkan kedudukan dikalangan masyarakat, dan tidaak merasa punya kedudukan dimasyarakat.
Syeikh Abu Yazid Al-Busthomi berkata : Selagi masih ada dalam diri hamba, melihat makhluk itu lebih jelek/hina daripada dirinya, maka dia orang yang sombong, dan ketika ditanya : kapan orang itu tawadhu’ ? jawabnya : jika sudah tidak merasa ada kedudukan dan kemuliaan pada dirinya,dan tawadhu’ seseorang itu menurut kadar ma’rifatnya terhadap Alloh dan dirinya.
Syeikh As-Sybliy berkata : Barang siapa merasa dirinya lebih berharga (mempunyai kedudukan) maka ia bukan orang yang tawadhu’. Syeikh Abu Sulaiman Ad-Darony berkata : seorang hamba tidak dikatakan tawadhu’ sehingga ia mengenal dirinya sendiri.(mengenal sifat-sifat hamba yaitu hina, fakir, bodoh, lemah dan sifat kurang lainnya.).
٭ ليس المتواضعُ الذي اذاَ تواضع رأى اَنهُ فوقَ ما صنعَ ولٰكن َّ المُتواضعُ اذاَ تواضع رأى اَنهُ دونَ ما صنعَ ٭
《“ Orang Tawadhu’ itu bukanlah orang yang ketika melakukan tawadhu’ lalu dia merasa bahwa dirinya itu lebih tinggi derajatnya dari apa yang diperbuat, tetapi orang yag tawadhu’ ialah orang yang apabila berbuat tawadhu’ ia menganggap dirinya lebih rendah dari apa yang di perbuat.”》
*Syarah:*
Orang yang bertawadhu’ yaitu orang yang tidak menetapkan sifat tawadhu’ itu pada dirinya sendiri, karena ia melihat sifat hina pada dirinya, sehingga dia tidak berani mengaku/merasa sudah bertawadhu’, Tanda orang yang tawadhu’ itu apabila dia dicela, dihina tidak marah dan tidak sakit hati, dan ia tidak menginginkan kedudukan dikalangan masyarakat, dan tidaak merasa punya kedudukan dimasyarakat.
Syeikh Abu Yazid Al-Busthomi berkata : Selagi masih ada dalam diri hamba, melihat makhluk itu lebih jelek/hina daripada dirinya, maka dia orang yang sombong, dan ketika ditanya : kapan orang itu tawadhu’ ? jawabnya : jika sudah tidak merasa ada kedudukan dan kemuliaan pada dirinya,dan tawadhu’ seseorang itu menurut kadar ma’rifatnya terhadap Alloh dan dirinya.
Syeikh As-Sybliy berkata : Barang siapa merasa dirinya lebih berharga (mempunyai kedudukan) maka ia bukan orang yang tawadhu’. Syeikh Abu Sulaiman Ad-Darony berkata : seorang hamba tidak dikatakan tawadhu’ sehingga ia mengenal dirinya sendiri.(mengenal sifat-sifat hamba yaitu hina, fakir, bodoh, lemah dan sifat kurang lainnya.).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar