PUASA MENGENYANGKAN RUH
Pada saat orang berpuasa, ada proses pengosongan dan pengisian. Saat perut keroncongan karena makanan yang ada sedikit demi sedikit diproses oleh usus untuk diambil sari-sarinya. Saat itu panggilan untuk mengisi perut datang. Saat itu juga ruhani menahan keinginan tersebut. Semakin kencang panggilan itu, semakin kuat pula tahanan dari ruhani untuk tidak memasukkan makanan. Ketika itulah volume keruhanian seorang semakin naik dan terus naik.
Seiring dengan satu ungkapan penuh hikmah tentang puasa,
اَلصَّوْمُ بِقَدْرِ مَا يَكُوْنُ تَجْوِيْعًا لِلْبَطْنِ فَإِنَّهُ يَكُوْنُ غِذَاءً لِلرُّوْحِ
"Di satu sisi, berpuasa itu mengosongkan perut dari makanan dan minuman, tapi di sisi yang lain, ia memberi makanan spiritual kepada ruh (jiwa)"
Jika masa-masa proses pergulatan ini terlalui, gejolak itu kembali tenang. Ketika itu kantong spiritual sudah siap diisi materi keruhanian. Itulah momentum terbaik untuk diisi dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang sentuhan spiritualnya sangat dalam.
Ruhani manusia ibarat bejana yang sudah bersih dan siap untuk diisi makanan ruhani yaitu ayat suci Al-Qur’an. Ia juga seperti tanah yang sudah gembur dan siap ditanami bibit tanaman yang unggul dan bermutu.
Tadabbur terhadap ayat-ayat Al-Qur’an memerlukan penyiapan ruhani yang matang agar nilai-nilai dan norma yang dibawa Al-Qur’an bisa menancap dan terpatri dalam relung jiwa dengan baik. Itulah salah satu hikmah kenapa Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, marilah kita ikuti isyarah dari Allah ini agar kita bisa mengisi waktu bulan Ramadlan ini dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi, para sahabat, dan generasi salaf shalih dan generasi pelanjutnya. Jika kegiatan pada puasa sunnah dilakukan oleh orang per orang, maka pada puasa Ramadhan dilakukan secara massal. Ini mengisyaratkan agar situasi spiritual berjalan secara bersama agar bisa dirasakan oleh masyarakat secara bersama-sama. Dengan demikian, puasa Ramadhan membawa dampak sosial yang luar biasa.
Wallahu A'lam.
• Bersyukurlah karena kita telah dipertemukan dengan Bulan Suci Ramadhan
• Semoga kita bisa memaksimalkan ibadah dibulan Suci Ramadhan ini; siang dengan Shiyãm dan malam dengan Qiyãmul Laïl...
Sabtu, 19 Mei 2018
Apakah Puasa bisa mengenyangkan RUH?
Labels:
Pesan Moral
فلمّا رأيت الجهل في النّاس قاسيًا
تجاهلت حتّى ظُنّ أنّي جاهل
Manakala aku melihat kegilaan sudah umum terjadi, akupun pura pura gila supaya bisa bersama mereka dan merubah kebiasaan buruk mereka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar