Home

Sabtu, 02 Agustus 2025

Jadilah Hamba Yang Merdeka

MENJADI HAMBA YANG MERDEKA

Sahabat gudang da'i, Sesungguhnya fitrah manusia yang terlahir dari kandungan ibunya ke dunia ini adalah makhluk merdeka. Manusia diciptakan Allah Azza wa Jalla dengan fitrahnya yang bersih, yaitu berakidah dan bertauhid dalam arti kata manusia awal penciptaannya merupakan makhluk merdeka.

Istilah kemerdekaan dalam bahasa Arab disebut _al-Istiqlal._ Hari Kemerdekaan disebut _Id al-Istiqlal._ Hal ini merupakan bentuk penafsiran dari: 

التحرر والخلاص من القيد والسيطرة الاجنبية

_al-Taharrur wa al-Khalash min al-Qayd wa al-Saytharah al-Ajnabiyyah_ artinya bebas dan lepas dari segala bentuk ikatan dan penguasaan pihak lain. Dalam istilah lain disebutkan

القدرة على تنفيذ مع عدم القسر والعنف من الخارج

artinya kemampuan mengaktualisasikan diri tanpa adanya segala bentuk pemaksaan dan kekerasan dari luar dirinya.

Dengan kata lain kemerdekaan adalah bebas dari segala bentuk penindasan bangsa lain. Kata lain untuk makna ini adalah _Al-Hurriyyah._ Kata ini biasa diterjemahkan sebagai kebebasan. Dari kata ini terbentuk kata _al-Tahrir_ yang berarti pembebasan. Orang yang bebas/merdeka disebut _al-hurr_ lawan dari _al-‘abd_ (budak). Penggunaan kata kebebasan dalam konteks kaum Muslimin hari ini tampaknya kurang menyenangkan. Sebagian mereka memandangnya dengan sinis. Ini boleh jadi karena kebebasan seolah-olah menjadi milik khas Barat. Padahal al-Qur‘an selalu menyebutkan kata ini, dan bukan kata _al-Istiqlal.

Sahabat gudang da'i, Dalam teks-teks klasik _al-Hurriyyah;_ kebebasan amatlah populer dan terpuji. Akan tetapi makna-makna sebagaimana disebutkan di atas masih amatlah sederhana dan formalistik, masih semi merdeka ( _Syibh al-Hurriyyah/Istiqlal_). Kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah gerbang dan pintu yang terbuka.

Kemerdekaan atau Kebebasan secara maknawi sejatinya adalah situasi batin yang terlepas dari segala rasa yang menghimpit, yang menekan dan yang menderitakan jiwa, pikiran dan gerak manusia baik yang datang dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Ada juga yang berpendapat bahwasannya Kemerdekaan adalah suasana hati yang damai, yang tenang terbukanya kehendak-kehendak dan harapan-harapan yang manis manusia.

Sahabat gudang da'i, Hakikat kemerdekaan merupakan merdeka dari menjadi hamba, dan budak hawa nafsu ketamakan, yakni budak dunia dan budak harta. Kalau kita masih diperbudak dunia dan harta maka sejatinya kita belum merdeka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ، وَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ

"Celaka hamba budak dinar, Celaka hamba budak dirham." (HR. Al-Bukhari)

Sahabat gudang da'i, Dikisahkan bahwa seseorang pernah meminta nasehat kepada imam Syafi’i. Imam Syafi’i menjawab,

إن الله خلقك حرًّا؛ فكن كما خلقك!

“Sesungguhnya Allah telah menciptakanmu sebagai orang merdeka, maka jadilah sebagaimana Dia telah menciptakanmu.”(Manaqib As Syafi’i karya Imam Al Baihaqi: 2/197)

Kemerdekaan yang dimaksud oleh imam Syafi’i di atas tentunya bukan kemerdekaan dalam makna yang difahami kebanyakan orang, yaitu kebebasan tanpa batas serta jauh dari aturan-aturan syariat. Kemerdekaan yang di maksud adalah kemerdekaan dari penjajahan hawa nafsu, belenggu sifat-sifat syaitaniyah dan penyembahan serta ketundukan kepada selain Allah Azza wa Jalla. Hamba yang merdeka adalah hamba yang hanya menghadapkan wajahnya kepada Allah Azza wa Jalla semata. Kemerdekaan inilah yang akan membawa jiwa dan raganya menuju makna kemerdekaan yang digariskan Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya,

“إياك نعبد و إياك نستعين”

“Hanya kepada-Mu Kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” Hanya akan mengabdi kepada Allah Azza wa Jalla bukan kepada selain-Nya selamanya. Hingga datang sesuatu yang diyakini,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

"Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian).” (QS. Al Hijr: 99)

Oleh karena itu, sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang sedang merayakan Hari Kemerdekaannya, marilah kita memahami hakikat kemerdekaan yang sesungguhnya. Jangan sampai terjebak kepada kemerdekaan yang hanya semu atau kamuflase belaka.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjadi hamba-Nya yang merdeka dari belenggu sifat-sifat syaitaniyah untuk meraih ridhaNya.

Jangan lupa berkunjung ke gudang arab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar