Home

Minggu, 15 Juli 2018

Uwais Al Qorni Berjalan diatas Air


AULIA ALLAH YANG SHALAT DI ATAS AIR (UWAIS AL-QARNI رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

*Al Kisah.........,,,*
_"Sebuah kapal yang penuh dengan muatan dan dengan 200 orang penumpang termasuk para pedagang yang datang dari sebuah pelabuhan di Mesir._

_Ketika kapal itu berada di tengah lautan maka tiba-tiba petir menyambar bersama ombak yang kuat dan besar membuat kapal itu terombang-ambing dan hampir tenggelam._

_Berbagai usaha dilakukan untuk menghindari pukulan ombak ribut tersebut, namun semua usaha mereka sia-sia belaka._

_Semua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka._

_Dari antara penumpang kapal tersebut terdapat seorang laki-laki yang sedikitpun tidak merasa cemas._

_Dia kelihatan tenang sambil berdzikir kepada Allah ﷻ._

_Kemudian laki-laki itu turun dari kapal yang sedang terombang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan shalat di atas air._

_Melihat laki-laki yang berjalan di atas air tersebut maka beberapa orang peniaga yang bersama-sama dalam kapal itu berkata ;_
“Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!”

_Namun laki-laki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya._

*Para peniaga itu memanggil lagi ;* “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”

_Pada kali yang kedua ini laki-laki itu menoleh ke arah orang-orang yang memanggilnya dengan berkata ;_
“Ada apa wahai tuan-tuan?”
Seolah-olah laki-laki itu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

*Beberapa peniaga itu berkata ;*
“Wahai wali Allah, tidakkah tuan menganggap masalah besar tentang kapal yang hampir tenggelam ini?”

*Wali Allah itu berkata ;*
“Dekatkan dirimu kepada Allah ﷻ.”

*Para penumpang itu berkata ;*
“Wahai wali Allah apa yang harus kami lakukan?”

*Wali Allah itu berkata ;*
_“Tinggalkan semua harta kalian niscaya jiwa kalian akan selamat.”_

Para penumpang berkata ;
“Wahai wali Allah, kami siap meninggalkan semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”

Wali Allah itu berkata lagi,
“Turunlah kalian semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”

Maka sambil membaca *Bismillah* satu persatu mereka turun ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berdzikir.

_Tidak berapa lama kemudian maka kapal yang menanggung muatan seharga. Ratusan tusan juta itu pun tenggelam ke dasar laut._

_Dengan demikian maka habislah semua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut._

_Semua penumpang jadi bingung dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, lalu mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu._

_Salah seorang dari para peniaga itu bertanya kepada wali Allah,_
“Wahai wali Allah, siapakah sesungguhnya tuan ini?

Wali Allah itu menjawab ;
*“Saya "AWAIS AL-QARNI.”*

*Peniaga itu berkata lagi,*
_“Wahai wali Allah,Sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta yang dikirim oleh seorang jutawan Mesir untuk fakir-miskin Madinah.”_

*Wali Allah berkata ;*
_“Sekiranya Allah mengembalikan semua harta kalian, adakah kalian betul-betul akan membagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”_
*Peniaga itu berkata ;*
_“Betul tuan, kami tidak akan menipu wahai wali Allah.”_

_Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan shalat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah ﷻ agar kapal itu ditimbulkan kembali sekalian dengan harta-harta dan segala muatan yang ada didalamnya._

_Tidak berapa lama kemudian kapal itu terangkat sedikit demi sedikit sehingga terapung kembali di atas air._

_Semua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti semula tiada yang kurang suatu apapun._

_Setelah itu maka semua penumpang kembali naik ke atas kapal dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju._

_Ketika sampai di Madinah maka peniaga yang telah berjanji dengan wali Allah itu tadi terus menunaikan janjinya dengan membagi-bagikan harta kepada fakir miskin Madinah, sehingga tiada seorang pun yang tertinggal._

*Uwais رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ adalah tabi’in yang paling utama berdasarkan nash dalam riwayat lainnya, dari ‘Umar bin Al Khattab رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, Rasulullah ﷺ bersabda;*

إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ

_“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama. Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.”_
(HR. Muslim no. 2542)

Ini secara tegas menunjukkan bahwa Uwais رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ adalah tabi’in yang terbaik.

Sumber :
Kitan Tahnbihul Ghafilin

*Pengarang Kitab Tanbihul Ghafilin adalah: "Abu al-Layts al-Samarqandi"(wafat pada tahun 373H atau 983 M).*

Nama lengkapnya adalah: "Abu al-Layts Mudar Nasir ibn Muhammad al-Samarqandi", seorang Sufi dan Ahli Hukum mazhab Hanafi yang disegani.*

*Sebuah nama yang diambil dari nama kota "Samarkand" yang terletak di negara "Uzbekistan".*

Wallahu a'lam.

اللهم صل على سيدنا محمد

Tidak ada komentar:

Posting Komentar