HADITS TEMATIK KALI INI MEMBAHAS TENTANG AMAL AMAL YANG DITERIMA ALLAH SWT, AMALAN YANG DI DASARI RASA IKHLAS DARI DALAM HATI SETIAP SAAT BERAMAL,
Ikhlas merupakan amalan hati yang perlu
mendapatkan perhatian khusus secara mendalam dan dilakukan secara
terus-menerus. Baik ketika hendak beramal, sedang beramal, maupun ketika sudah
beramal. Hal ini dilakukan agar amalan yang dilakukan bernilai di hadapan
Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus ….” Maksud dari agama yang
lurus dari ayat tersebut adalah kita terjauhkan dari hal-hal syirik dan menuju
kepada tauhid. Disinilah kedudukan ikhlas yang begitu penting dalam amal
ibadah, agar amalan-amalan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan azab di dunia
maupun akhirat kelak.
Kita tidak boleh berharap kepada manusia
ketika beramal, melainkan berharap hanyalah kepada Allah. Caranya yakni dengan
menanyakan kepada diri sendiri mengenai hal yang dilakukan. Apakah kita
melakukan ini untuk teman, kerabat, kantor, bangsa, atau untuk Allah? Hal ini
perlu dilakukan agar hati kita tertata untuk terus menumbuhkan rasa ikhlas di
hati. Sehingga apabila mendapatkan cacian atau hinaan dari oranglain, kita
tidak merasa sedih. Karena pada hakikatnya kita melakukan itu hanyalah untuk
Allah. Allah menyeru hamba-Nya dalam QS. Al-Ikhlas pada kalimat Qul atau
katakanlah. bahwa Allah itu Maha Esa dan semua yang dilakukan hanya untuk
Allah, serta apapun yang telah dilakukannya diserahkan hanya kepada-Nya. Sebab
tidak ada yang dapat disetarakan dengan-Nya. InsyaAllah dengan melakukan hanya
karena-Nya, kita mencintai Allah dan sebaliknya. Jika kita diuji kita
bersyukur, jika dikhianati kita bersyukur, sebab kita melakukannya hanya karena
Allah. Untuk itu kita menjadi lebih tulus, ikhlas dan bahagia. Jangan
menggantungkan amalan itu untuk mendapatkan pujian dari manusia. Alhamdulillah
kalau dapat pujian, kalau dapat makian kita terima dan setelah itu memohon
kepada Allah.
Hadist-hadist tentang
ikhlas beramal
عن
عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ :
بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ،
فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Artinya: Dari Umar Bin Khaththab RA ia berkata;
Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Amal itu tergantung dengan niatnya, dan
bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya.Barangsiapa
berhijrah dengan niat kepada Allah dan RasulNya, maka ia mendapatkan balasan
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat
kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya,atau wanita yang akan
dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan
tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ
وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai)
bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat
(menilai) keikhlasan hatimu.” (HR Muslim)
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ
اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ
لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
Artinya: “Seandainya salah
seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada
pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh
Allah) menurut keadaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا
نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ
يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Artinya: Dari Umar Ibnul Khaththab
Radiallahuanhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Salaulahu Alaihi Wasalam
bersabda: Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya
sesuai dengan apa yang di niatkannya. Barangsiapa berhijrah dengan niat kepada
Allah dan RasulNya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan
RasulNya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang
akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan
balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut. (Hadist Riwayat Bukhari &
Muslim)
إِنَّ اللَّهَ لا
يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya :“Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang murni hanya untuk-Nya, dan dicari
wajah Allah dengan amalan tersebut. HR. An-Nasa’ino. 3140
Tidak ada komentar:
Posting Komentar